Pemahaman Alkitab
G. K. R. I. ‘GOLGOTA’
(Rungkut Megah
Raya, blok D no 16)
Rabu, tgl 17 Juni 2015, pk 19.00
Pdt. Budi Asali, M. Div.
PRO KONTRA TENTANG
PERSEMBAHAN PERSEPULUHAN (6)
6) Kalau Mal 3:10 memang masih berlaku pada jaman Perjanjian
Baru, maka semua orang Kristen yang memberi persembahan persepuluhan harus
menjadi kaya!
Mal 3:10-11 - “(10) Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah
perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumahKu dan ujilah Aku, firman
TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak membukakan
bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai
berkelimpahan. (11) Aku akan menghardik bagimu belalang pelahap, supaya jangan
dihabisinya hasil tanahmu dan supaya jangan pohon anggur di padang tidak berbuah bagimu, firman TUHAN semesta alam.”.
Russell Kelly:
“If Malachi 3:10 really worked
for New Covenant Christians, millions of poor tithing Christians would have
escaped poverty and would have become the wealthiest group of people in the
world instead of remaining the poorest group. There is no evidence that the
vast majority of poor tithe-payers are ever blessed financially merely
because they tithe.” [= Jika Mal 3:10 sungguh-sungguh bekerja untuk orang-orang
Kristen Perjanjian Baru, jutaan orang-orang Kristen miskin yang memberi
persembahan persepuluhan akan sudah lolos dari kemiskinan dan akan sudah
menjadi grup orang-orang terkaya dalam dunia dan bukannya tetap menjadi grup
orang-orang termiskin. Di sana
tidak ada bukti bahwa mayoritas yang besar dari pemberi-pemberi persembahan
persepuluhan yang miskin pernah diberkati secara keuangan hanya karena mereka
memberi persembahan persepuluhan.] -
http://www.tithing-russkelly.com/
Ini tafsiran tolol dari
orang-orang yang menganut Theologia Kemakmuran!
Ada hal-hal yang harus diperhatikan
berkenaan dengan janji berkat jasmani berkelimpahan dalam Perjanjian Lama!
a) Ayat Perjanjian Lama yang menjanjikan berkat jasmani berkelimpahan itu banyak!
1. Amsal 3:9-10 - “(9) Muliakanlah TUHAN dengan hartamu
dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu, (10) maka lumbung-lumbungmu akan
diisi penuh sampai melimpah-limpah, dan bejana pemerahanmu akan meluap dengan
air buah anggurnya.”.
Apakah ayat ini harus diartikan
bahwa orang-orang yang memuliakan Tuhan dengan hartanya harus menjadi kaya?
2. Hag 1:2-11 - “(2) ‘Beginilah
firman TUHAN semesta alam: Bangsa ini berkata: Sekarang belum tiba waktunya
untuk membangun kembali rumah TUHAN!’ (3) Maka datanglah firman
TUHAN dengan perantaraan nabi Hagai, bunyinya: (4) ‘Apakah
sudah tiba waktunya bagi kamu untuk mendiami rumah-rumahmu yang dipapani dengan
baik, sedang Rumah ini tetap menjadi reruntuhan? (5) Oleh sebab itu,
beginilah firman TUHAN semesta alam: Perhatikanlah keadaanmu! (6) Kamu menabur banyak, tetapi membawa pulang hasil sedikit;
kamu makan, tetapi tidak sampai kenyang; kamu minum, tetapi tidak sampai puas;
kamu berpakaian, tetapi badanmu tidak sampai panas; dan orang yang bekerja
untuk upah, ia bekerja untuk upah yang ditaruh dalam pundi-pundi yang
berlobang! (7) Beginilah firman TUHAN semesta alam: Perhatikanlah
keadaanmu! (8) Jadi naiklah ke gunung, bawalah kayu
dan bangunlah Rumah itu; maka Aku akan berkenan kepadanya dan akan menyatakan
kemuliaanKu di situ, firman TUHAN. (9) Kamu
mengharapkan banyak, tetapi hasilnya sedikit, dan ketika kamu membawanya ke
rumah, Aku menghembuskannya. Oleh karena
apa? demikianlah firman TUHAN semesta alam. Oleh karena rumahKu yang tetap
menjadi reruntuhan, sedang kamu masing-masing sibuk dengan urusan rumahnya sendiri.
(10) Itulah sebabnya langit menahan embunnya dan
bumi menahan hasilnya, (11) dan Aku memanggil kekeringan datang ke atas negeri,
ke atas gunung-gunung, ke atas gandum, ke atas anggur, ke atas minyak, ke atas
segala yang dihasilkan tanah, ke atas manusia dan hewan dan KE ATAS SEGALA
HASIL USAHA.’”.
Hag 2:16-20 - “(16) ‘Maka sekarang, perhatikanlah mulai dari hari
ini dan selanjutnya! Sebelum ditaruh orang batu
demi batu untuk pembangunan bait TUHAN, (17) bagaimana keadaanmu? Ketika orang pergi melihat suatu timbunan gandum yang
seharusnya sebanyak dua puluh gantang, hanya ada sepuluh; dan ketika orang
pergi ke tempat pemerasan anggur untuk mencedok lima puluh takar, hanya ada dua
puluh. (18) Aku telah memukul kamu dengan
hama dan
penyakit gandum dan segala yang dibuat tanganmu dengan hujan batu;
namun kamu tidak berbalik kepadaKu, demikianlah firman TUHAN. (19)
Perhatikanlah mulai dari hari ini dan selanjutnya--mulai dari hari yang kedua
puluh empat bulan kesembilan. Mulai dari hari
diletakkannya dasar bait TUHAN perhatikanlah (20) apakah benih masih tinggal tersimpan dalam lumbung, dan
apakah pohon anggur dan pohon ara, pohon delima dan pohon zaitun belum berbuah?
Mulai dari hari ini Aku akan memberi berkat!’”.
Kalau Mal 3 oleh Russell Kelly dianggap harus
membuat orang kristen menjadi kaya, bagaimana dengan text di atas ini? Apakah
orang yang membangun gereja semua menjadi kaya???
3. Juga Im 26, Ul 28 menjanjikan berkat
berkelimpahan (dan berkat-berkat lain) jika mereka taat, dan sebaliknya ancaman
kemiskinan (dan bencana-bencana lain) jika mereka tidak taat!!
Im 26:3-13 - “(3) Jikalau kamu hidup menurut
ketetapanKu dan tetap berpegang pada perintahKu serta melakukannya, (4) maka Aku akan memberi kamu
hujan pada masanya, sehingga tanah itu memberi hasilnya dan pohon-pohonan di
ladangmu akan memberi buahnya. (5) Lamanya musim mengirik bagimu akan sampai
kepada musim memetik buah anggur dan lamanya musim memetik buah anggur akan
sampai kepada musim menabur. Kamu akan makan makananmu sampai kenyang dan diam
di negerimu dengan aman tenteram. (6) Dan Aku akan
memberi damai sejahtera di dalam negeri itu, sehingga kamu akan berbaring
dengan tidak dikejutkan oleh apapun; Aku akan melenyapkan binatang buas dari
negeri itu, dan pedang tidak akan melintas di negerimu. (7) Kamu akan mengejar
musuhmu, dan mereka akan tewas di hadapanmu oleh pedang. (8) Lima orang dari antaramu akan mengejar
seratus, dan seratus orang dari antaramu akan mengejar selaksa dan semua
musuhmu akan tewas di hadapanmu oleh pedang. (9) Dan Aku akan berpaling
kepadamu dan akan membuat kamu beranak cucu serta bertambah banyak dan Aku akan
meneguhkan perjanjianKu dengan kamu. (10) Kamu masih akan makan hasil lama dari panen yang lampau, dan hasil
lama itu akan kamu keluarkan untuk menyimpan yang baru. (11) Aku akan menempatkan Kemah SuciKu di tengah-tengahmu dan
hatiKu tidak akan muak melihat kamu. (12) Tetapi Aku akan hadir di
tengah-tengahmu dan Aku akan menjadi Allahmu dan kamu akan menjadi umatKu. (13)
Akulah TUHAN, Allahmu, yang membawa kamu keluar dari tanah Mesir, supaya kamu
jangan lagi menjadi budak mereka. Aku telah mematahkan kayu kuk yang di atasmu
dan membuat kamu berjalan tegak.’”.
Im 26:14-26
- “(14) ‘Tetapi jikalau kamu tidak mendengarkan
Daku, dan tidak melakukan segala perintah itu, (15) jikalau kamu menolak ketetapanKu dan hatimu
muak mendengar peraturanKu, sehingga kamu tidak melakukan segala perintahKu dan
kamu mengingkari perjanjianKu, (16) maka Akupun akan berbuat begini
kepadamu, yakni Aku akan mendatangkan kekejutan atasmu, batuk kering serta
demam, yang membuat mata rusak dan jiwa merana; kamu akan sia-sia menabur benihmu, karena
hasilnya akan habis dimakan musuhmu. (17) Aku sendiri akan menentang kamu,
sehingga kamu akan dikalahkan oleh musuhmu, dan mereka yang membenci kamu akan
menguasai kamu, dan kamu akan lari, sungguhpun tidak ada orang mengejar kamu.
(18) Dan jikalau kamu dalam keadaan yang
demikianpun tidak mendengarkan Daku, maka Aku akan lebih keras menghajar
kamu sampai tujuh kali lipat karena dosamu, (19) dan Aku akan mematahkan
kekuasaanmu yang kaubanggakan dan akan membuat langit di atasmu sebagai
besi dan tanahmu sebagai tembaga. (20) Maka tenagamu akan habis dengan
sia-sia, tanahmu tidak akan memberi hasilnya dan
pohon-pohonan di tanah itu tidak akan memberi buahnya.
(21) Jikalau hidupmu tetap bertentangan
dengan Daku dan kamu tidak mau mendengarkan Daku,
maka Aku akan makin menambah hukuman atasmu sampai tujuh kali lipat setimpal
dengan dosamu. (22) Aku akan melepaskan kepadamu binatang
liar yang akan memunahkan anak-anakmu dan yang akan melenyapkan ternakmu,
serta membuat kamu menjadi sedikit, sehingga jalan-jalanmu menjadi sunyi. (23) Jikalau
kamu dalam keadaan yang demikianpun tidak mau Kuajar, dan hidupmu tetap
bertentangan dengan Daku, (24) maka Akupun akan bertindak
melawan kamu dan Aku sendiri akan menghukum kamu tujuh kali lipat karena
dosamu, (25) dan Aku akan mendatangkan ke atasmu suatu pedang, yang akan
melakukan pembalasan oleh karena perjanjian itu; bila kamu berkumpul kelak di
kota-kotamu, maka Aku akan melepas penyakit sampar ke tengah-tengahmu dan kamu
akan diserahkan ke dalam tangan musuh. (26) Jika Aku
memusnahkan persediaan makananmu, maka sepuluh perempuan akan membakar roti di
dalam satu pembakaran. Mereka akan mengembalikan rotimu menurut timbangan
tertentu, dan kamu akan makan, tetapi tidak menjadi kenyang.”.
Ul 28:1-14
- “(1) ‘Jika engkau baik-baik mendengarkan
suara TUHAN, Allahmu, dan melakukan dengan setia segala perintahNya yang kusampaikan kepadamu
pada hari ini, maka TUHAN, Allahmu, akan mengangkat
engkau di atas segala bangsa di bumi. (2) Segala berkat ini akan datang
kepadamu dan menjadi bagianmu, jika engkau mendengarkan suara TUHAN,
Allahmu: (3) Diberkatilah engkau di kota dan diberkatilah engkau di ladang.
(4) Diberkatilah buah kandunganmu, hasil bumimu dan hasil ternakmu, yakni
anak lembu sapimu dan kandungan kambing dombamu.
(5) Diberkatilah bakulmu dan tempat adonanmu.
(6) Diberkatilah engkau pada waktu masuk dan diberkatilah engkau pada waktu
keluar. (7) TUHAN akan membiarkan musuhmu yang maju berperang melawan engkau,
terpukul kalah olehmu. Bersatu jalan mereka akan menyerangi engkau, tetapi
bertujuh jalan mereka akan lari dari depanmu. (8) TUHAN
akan memerintahkan berkat ke atasmu di dalam lumbungmu dan di dalam segala usahamu;
Ia akan memberkati engkau di negeri yang diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu.
(9) TUHAN akan menetapkan engkau sebagai umatNya yang kudus, seperti yang
dijanjikanNya dengan sumpah kepadamu, jika engkau berpegang pada perintah
TUHAN, Allahmu, dan hidup menurut jalan yang ditunjukkanNya.
(10) Maka segala bangsa di bumi akan melihat, bahwa nama TUHAN telah disebut
atasmu, dan mereka akan takut kepadamu. (11) Juga TUHAN akan melimpahi engkau
dengan kebaikan dalam buah kandunganmu, dalam hasil ternakmu dan dalam hasil
bumimu - di tanah yang dijanjikan TUHAN
dengan sumpah kepada nenek moyangmu untuk memberikannya kepadamu. (12) TUHAN
akan membuka bagimu perbendaharaanNya yang melimpah, yakni langit, untuk
memberi hujan bagi tanahmu pada masanya dan memberkati segala pekerjaanmu,
sehingga engkau memberi pinjaman kepada banyak bangsa, tetapi engkau sendiri
tidak meminta pinjaman. (13) TUHAN akan mengangkat engkau
menjadi kepala dan bukan menjadi ekor, engkau akan tetap naik dan bukan turun, apabila
engkau mendengarkan perintah TUHAN, Allahmu, yang kusampaikan pada hari ini
kaulakukan dengan setia,
(14) dan apabila engkau tidak menyimpang ke kanan atau ke kiri dari segala
perintah yang kuberikan kepadamu pada hari ini, dengan mengikuti allah lain dan
beribadah kepadanya.’”.
Ul
28:15-57 - “(15) ‘Tetapi jika engkau tidak mendengarkan
suara TUHAN, Allahmu, dan tidak melakukan dengan setia segala perintah dan ketetapanNya, yang
kusampaikan kepadamu pada hari ini, maka segala kutuk ini akan datang
kepadamu dan mencapai engkau: (16) Terkutuklah engkau di kota dan
terkutuklah engkau di ladang. (17) Terkutuklah bakulmu dan tempat adonanmu.
(18) Terkutuklah buah kandunganmu, hasil bumimu, anak lembu sapimu dan
kandungan kambing dombamu. (19) Terkutuklah engkau pada waktu
masuk dan terkutuklah engkau pada waktu keluar. (20) TUHAN akan mendatangkan
kutuk, huru-hara dan penghajaran ke antaramu dalam segala usaha yang kaukerjakan,
sampai engkau punah dan binasa dengan segera karena jahat perbuatanmu, sebab
engkau telah meninggalkan Aku. (21) TUHAN akan melekatkan penyakit
sampar kepadamu, sampai dihabiskannya engkau dari tanah, ke mana engkau pergi
untuk mendudukinya. (22) TUHAN akan menghajar engkau dengan batuk kering,
demam, demam kepialu, sakit radang, kekeringan, hama dan penyakit gandum; semuanya itu akan
memburu engkau sampai engkau binasa. (23) Juga langit yang di atas kepalamu akan
menjadi tembaga dan tanah yang di bawahpun menjadi besi.
(24) TUHAN akan menurunkan hujan abu dan debu ke atas negerimu; dari langit
akan turun semuanya itu ke atasmu, sampai engkau punah. (25) TUHAN akan
membiarkan engkau terpukul kalah oleh musuhmu. Bersatu jalan engkau akan keluar
menyerang mereka, tetapi bertujuh jalan engkau akan lari dari depan mereka,
sehingga engkau menjadi kengerian bagi segala kerajaan di bumi. (26) Mayatmu
akan menjadi makanan segala burung di udara serta binatang-binatang di bumi,
dengan tidak ada yang mengganggunya. (27) TUHAN akan menghajar engkau dengan
barah Mesir, dengan borok, dengan kedal dan kudis, yang dari padanya engkau
tidak dapat sembuh. (27) TUHAN akan menghajar engkau dengan kegilaan, kebutaan
dan kehilangan akal, (28) sehingga engkau meraba-raba pada waktu tengah hari,
seperti seorang buta meraba-raba di dalam gelap; perjalananmu tidak akan beruntung,
tetapi engkau selalu diperas dan dirampasi, dengan tidak ada seorang yang
datang menolong. (30) Engkau akan bertunangan dengan seorang perempuan, tetapi
orang lain akan menidurinya. Engkau akan mendirikan rumah, tetapi tidak akan
mendiaminya. Engkau akan membuat kebun anggur, tetapi
tidak akan mengecap hasilnya. (31) Lembumu akan disembelih orang di depan
matamu, tetapi engkau tidak akan memakan dagingnya. Keledaimu akan dirampas
dari depanmu, dan tidak akan dikembalikan kepadamu. Kambing dombamu akan diberikan
kepada musuhmu dengan tidak ada orang yang datang menolong engkau.
(32) Anak-anakmu lelaki dan anak-anakmu perempuan akan diserahkan kepada bangsa
lain, sedang engkau melihatnya dengan matamu sendiri, dan sehari-harian engkau
rindu kepada mereka, dengan tidak dapat berbuat apa-apa. (33) Suatu
bangsa yang tidak kaukenal akan memakan hasil bumimu dan segala hasil jerih
payahmu; engkau akan selalu ditindas dan
diinjak. (34) Engkau akan menjadi gila karena apa yang dilihat matamu. (35)
TUHAN akan menghajar engkau dengan barah jahat, yang dari padanya engkau tidak
dapat sembuh, pada lutut dan pahamu, bahkan dari telapak kakimu sampai kepada
batu kepalamu. (36) TUHAN akan membawa engkau dengan raja yang kauangkat atasmu
itu kepada suatu bangsa yang tidak dikenal olehmu ataupun oleh nenek moyangmu;
di sanalah engkau akan beribadah kepada allah lain, kepada kayu dan batu. (37)
Engkau akan menjadi kedahsyatan, kiasan dan sindiran di antara segala bangsa,
ke mana TUHAN akan menyingkirkan engkau. (38) Banyak benih yang akan kaubawa ke ladang,
tetapi sedikit hasil yang akan kaukumpulkan, sebab belalang akan
menghabiskannya. (39) Kebun-kebun anggur akan kaubuat dan
kauusahakan, tetapi engkau tidak akan meminum atau menyimpan anggur, sebab ulat
akan memakannya. (40) Pohon-pohon zaitun akan kaupunyai di
seluruh daerahmu, tetapi engkau tidak akan berurap dengan minyaknya; sebab buah
zaitunmu akan gugur. (41) Engkau akan mendapat anak-anak
lelaki dan anak-anak perempuan, tetapi mereka bukan bagi dirimu, sebab mereka
akan menjadi tawanan. (42) Segala pohon-pohonmu dan hasil bumimu
akan diduduki oleh kawanan belalang. (43) Orang asing yang ada di
tengah-tengahmu akan menjadi makin tinggi mengatasi engkau, tetapi engkau
menjadi makin rendah. (44) Ia akan memberi pinjaman kepadamu, tetapi
engkau tidak akan memberi pinjaman kepadanya; ia akan menjadi kepala, tetapi
engkau akan menjadi ekor. (45) Segala kutuk itu akan datang ke
atasmu, memburu engkau dan mencapai engkau, sampai engkau punah, karena
engkau tidak mendengarkan suara TUHAN, Allahmu dan tidak berpegang pada
perintah dan ketetapan yang diperintahkanNya kepadamu;
(46) semuanya itu akan menjadi tanda dan mujizat di antaramu dan di antara
keturunanmu untuk selamanya.’ (47) ‘Karena engkau tidak mau menjadi hamba
kepada TUHAN, Allahmu, dengan sukacita dan gembira hati
walaupun kelimpahan akan segala-galanya, (48) maka dengan menanggung lapar dan haus,
dengan telanjang dan kekurangan akan segala-galanya engkau akan menjadi hamba
kepada musuh yang akan disuruh TUHAN melawan engkau.
Ia akan membebankan kuk besi ke atas tengkukmu, sampai engkau dipunahkanNya.
(49) TUHAN akan mendatangkan kepadamu suatu bangsa dari jauh, dari ujung bumi,
seperti rajawali yang datang menyambar; suatu bangsa yang bahasanya engkau
tidak mengerti, (50) suatu bangsa yang garang mukanya, yang tidak menghiraukan
orang tua-tua dan tidak merasa kasihan kepada anak-anak; (51) yang
akan memakan habis hasil ternakmu dan hasil bumimu, sampai engkau punah; yang
tidak akan meninggalkan bagimu gandum, air anggur atau minyak, ataupun anak
lembu sapimu atau anak kambing dombamu, sampai engkau dibinasakannya. (52)
Engkau akan ditekannya di segala tempatmu, sampai runtuh tembok-tembokmu yang
tinggi dan berkubu, yang kaupercayai itu di seluruh negerimu, bahkan engkau akan
ditekan di dalam segala tempatmu, di seluruh negeri yang telah diberikan
kepadamu oleh TUHAN, Allahmu. (53) Dan engkau akan memakan buah kandunganmu,
yakni daging anak-anakmu lelaki dan anak-anakmu perempuan yang diberikan
kepadamu oleh TUHAN, Allahmu, - dalam keadaan susah dan sulit yang ditimbulkan
musuhmu kepadamu. (54) Dan orang laki-laki yang paling
lemah dan paling manja di antaramu akan kesal terhadap saudaranya atau terhadap
isterinya sendiri atau terhadap anak-anaknya yang masih tinggal padanya, (55)
sehingga kepada salah seorang dari mereka itu ia tidak mau memberikan
sedikitpun dari daging anak-anaknya yang dimakannya, karena tidak ada lagi
sesuatu yang ditinggalkan baginya, dalam keadaan susah dan sulit yang
ditimbulkan musuhmu kepadamu di segala tempatmu. (56) Perempuan yang lemah dan
manja di antaramu, yang tidak pernah mencoba menjejakkan telapak kakinya ke
tanah karena sifatnya yang manja dan lemah itu, akan kesal terhadap suaminya
sendiri atau terhadap anaknya laki-laki atau anaknya perempuan, (57) karena uri
yang keluar dari kandungannya ataupun karena anak-anak yang dilahirkannya; sebab
karena kekurangan segala-galanya ia akan memakannya dengan sembunyi-sembunyi,
dalam keadaan susah dan sulit yang ditimbulkan musuhmu kepadamu di dalam tempatmu.”.
Sesuatu
yang harus ditekankan adalah bahwa janji berkat berkelimpahan ini hanya berlaku
kalau bangsa Israel
mentaati segala perintah Tuhan dengan setia!! Dan secara strict /
ketat, jelas tak ada orang yang bisa melakukan hal ini dengan sempurna. Dan
kalau syaratnya tak dilakukan dengan sempurna, maka janji Tuhan tentang berkat
dsb sebetulnya tak berlaku.
Ul 28:1,13
- “(1) ‘Jika engkau baik-baik mendengarkan
suara TUHAN, Allahmu, dan melakukan dengan setia segala perintahNya yang kusampaikan kepadamu
pada hari ini, maka TUHAN, Allahmu, akan mengangkat
engkau di atas segala bangsa di bumi. ... (13) TUHAN akan mengangkat engkau
menjadi kepala dan bukan menjadi ekor, engkau akan tetap naik dan bukan turun, apabila
engkau mendengarkan perintah TUHAN, Allahmu, yang kusampaikan pada hari ini
kaulakukan dengan setia,
(14) dan apabila engkau tidak menyimpang ke kanan atau ke kiri dari segala perintah yang kuberikan kepadamu pada
hari ini, dengan mengikuti allah lain dan beribadah kepadanya.’”.
Ul
28:15 - “(15) ‘Tetapi jika engkau tidak mendengarkan
suara TUHAN, Allahmu, dan tidak melakukan dengan setia segala perintah dan ketetapanNya, yang
kusampaikan kepadamu pada hari ini, maka segala kutuk ini akan datang
kepadamu dan mencapai engkau:”.
Dalam
hal orang yang memberi persembahan persepuluhan, tetapi hidup secara brengsek,
janji berkat berkelimpahan ini jelas tidak berlaku!
Amos
4:1-11 - “(1) ‘Dengarlah firman ini, hai
lembu-lembu Basan, yang ada di gunung Samaria, yang memeras orang lemah, yang
menginjak orang miskin, yang mengatakan kepada tuan-tuanmu: bawalah ke mari,
supaya kita minum-minum! (2) Tuhan ALLAH telah bersumpah demi kekudusanNya:
sesungguhnya, akan datang masanya bagimu, bahwa kamu diangkat dengan kait dan
yang tertinggal di antara kamu dengan kail ikan. (3) Kamu akan keluar melalui
belahan tembok, masing-masing lurus ke depan, dan kamu akan diseret ke arah
Hermon,’ demikianlah firman TUHAN. (4) ‘Datanglah ke
Betel dan lakukanlah perbuatan jahat, ke Gilgal dan perhebatlah perbuatan
jahat! Bawalah korban sembelihanmu pada waktu pagi, dan persembahan persepuluhanmu pada hari yang ketiga! (5) Bakarlah korban syukur
dari roti yang beragi dan maklumkanlah persembahan-persembahan sukarela;
siarkanlah itu! Sebab bukankah yang demikian kamu sukai, hai orang Israel?’ demikianlah firman Tuhan ALLAH. (6) ‘Sekalipun Aku
ini telah memberi kepadamu gigi yang tidak disentuh makanan di segala kotamu
dan kekurangan roti di segala tempat kediamanmu, namun kamu tidak berbalik
kepadaKu,’ demikianlah firman TUHAN. (7) ‘Akupun telah menahan hujan dari
padamu, ketika tiga bulan lagi sebelum panen; Aku menurunkan hujan ke atas kota
yang satu dan tidak menurunkan hujan ke atas kota yang lain; ladang yang satu
kehujanan, dan ladang, yang tidak kena hujan, menjadi kering; (8) penduduk dua
tiga kota pergi terhuyung-huyung ke satu kota untuk minum air, tetapi mereka
tidak menjadi puas; namun kamu tidak berbalik kepadaKu,’ demikianlah firman
TUHAN. (9) ‘Aku telah memukul kamu dengan hama
dan penyakit gandum, telah melayukan taman-tamanmu dan kebun-kebun anggurmu,
pohon-pohon ara dan pohon-pohon zaitunmu dimakan habis oleh belalang, namun
kamu tidak berbalik kepadaKu,’ demikianlah firman TUHAN. (10) ‘Aku telah
melepas penyakit sampar ke antaramu seperti kepada orang Mesir; Aku telah
membunuh terunamu dengan pedang pada waktu kudamu dijarah; Aku telah membuat
bau busuk perkemahanmu tercium oleh hidungmu; namun kamu tidak berbalik
kepadaKu,’ demikianlah firman TUHAN. (11) ‘Aku telah menjungkirbalikkan
kota-kota di antara kamu, seperti Allah menjungkirbalikkan Sodom dan Gomora, sehingga kamu menjadi
seperti puntung yang ditarik dari kebakaran, namun kamu tidak berbalik
kepadaKu,’ demikianlah firman TUHAN.”.
Bukan
hanya persembahan persepuluhan, tetapi persembahan-persembahan yang lain, dan
‘tindakan-tindakan saleh’ yang lain juga tidak digubris oleh Tuhan jika
orangnya hidup jahat.
Yes
1:10-15 - “(10) Dengarlah firman TUHAN, hai
pemimpin-pemimpin, manusia Sodom!
Perhatikanlah pengajaran Allah kita, hai rakyat, manusia Gomora! (11) ‘Untuk
apa itu korbanmu yang banyak-banyak?’ firman TUHAN; ‘Aku sudah jemu akan
korban-korban bakaran berupa domba jantan dan akan lemak dari anak lembu
gemukan; darah lembu jantan dan domba-domba dan kambing jantan tidak Kusukai.
(12) Apabila kamu datang untuk menghadap di hadiratKu, siapakah yang menuntut
itu dari padamu, bahwa kamu menginjak-injak pelataran Bait SuciKu? (13) Jangan
lagi membawa persembahanmu yang tidak sungguh, sebab baunya adalah kejijikan
bagiKu. Kalau kamu merayakan bulan baru dan sabat atau mengadakan
pertemuan-pertemuan, Aku tidak tahan melihatnya, karena perayaanmu itu penuh
kejahatan. (14) Perayaan-perayaan bulan barumu dan pertemuan-pertemuanmu yang
tetap, Aku benci melihatnya; semuanya itu menjadi beban bagiKu, Aku telah payah
menanggungnya. (15) Apabila kamu menadahkan tanganmu untuk berdoa, Aku akan
memalingkan mukaKu, bahkan sekalipun kamu berkali-kali berdoa, Aku tidak akan
mendengarkannya, sebab tanganmu penuh dengan darah.”.
b) Perjanjian Baru memberikan janji berkat jasmani hanya secara cukup, tetapi menjanjikan berkat rohani berkelimpahan!
Mat 6:25-34 - “(25) ‘Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan
hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak
kamu pakai. Bukankah hidup itu
lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?
(26) Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai
dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di
sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu? (27) Siapakah di antara
kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan
hidupnya? (28) Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja
dan tanpa memintal, (29) namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala
kemegahannyapun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu. (30) Jadi jika demikian Allah
mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api,
tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kamu, hai orang yang kurang percaya?
(31) Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan
kami minum? Apakah yang akan
kami pakai? (32) Semua itu dicari bangsa-bangsa yang
tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu
memerlukan semuanya itu. (33) Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka
semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.
(34) Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok
mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.’”.
Catatan: kata-kata ‘semua / semuanya itu’ (ay 32,33) pasti menunjuk pada makanan, minuman,
pakaian, atau dengan kata lain ‘semua kebutuhan pokok’.
Mat 6:11 - “Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya”.
1Tim 6:6-8 - “(6) Memang ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi
keuntungan besar. (7) Sebab kita tidak membawa sesuatu apa ke dalam dunia dan
kitapun tidak dapat membawa apa-apa ke luar. (8) Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah.”.
KJV: ‘(6) But godliness with
contentment is great gain. (7) For we brought nothing into this world, and it
is certain we can carry nothing out. (8) And having food and raiment let us
be therewith content.’
[= (6) Tetapi kesalehan dengan kepuasan adalah keuntungan yang besar. (7)
Karena kita tak membawa apa-apa ke dalam dunia ini, dan adalah pasti kita tidak
bisa membawa apa-apa keluar. (8) Dan jika mempunyai makanan dan pakaian hendaklah kita puas
dengan itu.].
2Kor 8:1-9 - “(1) Saudara-saudara, kami hendak memberitahukan kepada kamu
tentang kasih karunia yang dianugerahkan kepada jemaat-jemaat di Makedonia. (2)
Selagi dicobai dengan berat dalam pelbagai penderitaan, sukacita mereka meluap
dan meskipun mereka sangat miskin, namun mereka kaya dalam kemurahan. (3) Aku bersaksi, bahwa mereka telah memberikan menurut
kemampuan mereka, bahkan melampaui kemampuan mereka. (4) Dengan kerelaan
sendiri mereka meminta dan mendesak kepada kami, supaya mereka juga beroleh
kasih karunia untuk mengambil bagian dalam pelayanan kepada orang-orang kudus.
(5) Mereka memberikan lebih banyak dari pada yang kami harapkan. Mereka
memberikan diri mereka, pertama-tama kepada Allah, kemudian oleh karena
kehendak Allah juga kepada kami. (6) Sebab itu kami mendesak kepada Titus,
supaya ia mengunjungi kamu dan menyelesaikan pelayanan kasih itu sebagaimana ia
telah memulainya. (7) Maka sekarang, sama seperti kamu kaya dalam segala sesuatu, - dalam iman, dalam perkataan, dalam
pengetahuan, dalam kesungguhan untuk membantu, dan dalam kasihmu terhadap kami
- demikianlah juga hendaknya kamu kaya dalam pelayanan kasih ini. (8) Aku mengatakan hal itu bukan sebagai perintah, melainkan,
dengan menunjukkan usaha orang-orang lain untuk membantu, aku mau menguji
keikhlasan kasih kamu. (9) Karena kamu telah mengenal kasih karunia Tuhan kita
Yesus Kristus, bahwa Ia, yang oleh karena kamu menjadi miskin, sekalipun Ia
kaya, supaya kamu menjadi kaya oleh karena kemiskinanNya.”.
Text ini jelas menunjukkan bahwa
mereka miskin
secara jasmani,
tetapi kaya secara
rohani!
c) Hal yang perlu kita tanyakan adalah: mengapa ada perbedaan seperti
ini antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru? Ada 2 jawaban:
1. Karena dalam jaman Perjanjian Baru, salib Kristus sudah terjadi,
sedangkan dalam Perjanjian Lama belum. Dalam jaman Perjanjian Baru, karena
salib (yang merupakan pernyataan tertinggi dari kasih Allah kepada kita) itu
sudah terjadi, maka sekalipun kita tidak kaya, bahkan sekalipun kita miskin,
kita tetap bisa memandang ke belakang, kepada salib, dan kita bisa yakin bahwa
Allah mengasihi kita. Tetapi dalam jaman Perjanjian Lama, kalau tidak ada
berkat jasmani yang berkelimpahan, agak sukar bagi seseorang untuk bisa percaya
bahwa Allah mengasihi dia, karena saat itu salib belum terjadi! Karena itulah,
untuk menunjukkan kasihNya kepada orang-orang beriman dalam Perjanjian Lama,
maka pada saat itu Allah lalu memberikan banyak janji berkat jasmani yang
berkelimpahan.
Catatan: Perlu saudara ketahui bahwa ini adalah ajaran dari John Calvin, yang
hidup pada abad ke 16, jauh sebelum ajaran Theologia Kemakmuran muncul.
2. Ayat-ayat yang menunjukkan janji-janji berkat jasmani yang
berkelimpahan dalam Perjanjian Lama, merupakan TYPE (ini adalah istilah Hermeneutics
/ ilmu penafsiran Alkitab) atau bayangan dari janji berkat rohani yang
berkelimpahan dalam Perjanjian Baru. Setelah ANTI-TYPEnya (penggenapannya dalam
Perjanjian Baru) datang, maka TYPEnya
tidak berlaku lagi!
John
Calvin: “THE DIFFERENCE BETWEEN THE TWO TESTAMENTS. (1. The Old Testament
differs from the New in five respects: representation of spiritual blessings by
temporal, 1-3). 1. STRESS ON EARTHLY BENEFITS WHICH, HOWEVER, WERE TO LEAD TO
HEAVENLY CONCERNS. What then? You will ask:
will no difference remain between the Old and New Testaments? What is to become
of the many passages of Scripture wherein they are contrasted as utterly
different? ... Now this is the first difference: the Lord of old willed that
his people direct and elevate their minds to the heavenly heritage; yet, to
nourish them better in this hope, he displayed it for them to see and, so to
speak, taste, under earthly benefits. But now that the gospel has more plainly
and clearly revealed the grace of the future life, the Lord leads our minds to
meditate upon it directly, laying aside the lower mode of training that he used
with the Israelites.” [= Perbedaan
antara dua perjanjian. (1. Perjanjian Lama berbeda dari Perjanjian Baru
dalam lima hal:
penggambaran berkat-berkat rohani oleh berkat-berkat sementara, 1-3). 1. Penekanan pada keuntungan-keuntungan duniawi
yang, harus membimbing pada urusan-urusan / persoalan-persoalan surgawi.
Lalu apa / bagaimana? Kamu akan bertanya: tidak adakah perbedaan yang
tertinggal antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru? Akan jadi apa /
bagaimana banyak text Kitab Suci dalam mana mereka dikontraskan sebagai sama
sekali berbeda? ... Sekarang inilah perbedaan yang pertama: Tuhan dari Perjanjian Lama menghendaki bahwa bangsa /
umatNya mengarahkan dan mengangkat pikiran mereka pada warisan surgawi; tetapi
untuk memelihara mereka dengan lebih baik dalam pengharapan ini, Ia
menunjukkannya kepada mereka untuk melihat, dan boleh dikatakan, untuk
mencicipi, di bawah keuntungan-keuntungan duniawi. Tetapi sekarang bahwa injil telah menyatakan dengan lebih
jelas kasih karunia dari kehidupan yang akan datang, Tuhan membimbing pikiran
kita untuk merenungkan hal itu secara langsung, dengan mengesampingkan cara
melatih yang lebih rendah yang Ia gunakan dengan bangsa Israel.] - ‘Institutes of The Christian Religion’,
II, XI, 1.
John
Calvin: “2. THE EARTHLY PROMISES
CORRESPONDED TO THE CHILDHOOD OF THE CHURCH IN THE OLD COVENANT; BUT WERE NOT
TO CHAIN HOPE TO EARTHLY THINGS. This will be more
apparent from the comparison that Paul made in the letter to the Galatians. He
compares the Jewish nation to a child heir, not yet fit to take care of
himself, under the charge of a guardian or tutor to whose care he has been
entrusted (Galatians 4:1-2). Although Paul applies this comparison chiefly to
the ceremonies, nothing prevents us from applying it most appropriately here as
well. Therefore the same inheritance was appointed for them and for us, but
they were not yet old enough to be able to enter upon it and manage it. The same church existed among them, but as yet in its childhood. Therefore, keeping them under
this tutelage, the Lord gave, not spiritual promises unadorned and open, but
ones foreshadowed, in a measure, by earthly promises. When, therefore, he adopted
Abraham, Isaac, Jacob, and their descendants into the hope of immortality, he
promised them the Land
of Canaan as an
inheritance. It was not to be the final goal of their hopes, but was to
exercise and confirm them, as they contemplated it, in hope of their true
inheritance, an inheritance not yet manifested to them.” [= 2.
Janji-janji duniawi sesuai dengan masa kanak-kanak dari gereja dalam Perjanjian
Lama; tetapi tidak mengikat pengharapan pada hal-hal duniawi. Ini akan lebih jelas dari perbandingan yang Paulus buat dalam surat Galatia.
Ia membandingkan bangsa Yahudi dengan seorang pewaris yang masih kanak-kanak,
yang karena belum cocok untuk mengurus dirinya sendiri, di bawah pengawasan
seorang penjaga atau guru pada penjagaan siapa ia telah dipercayakan (Gal
4:1-2). Sekalipun Paulus menerapkan perbandingan ini terutama pada
upacara-upacara, tak ada apapun yang menghalangi kami untuk juga menerapkannya
dengan paling cocok di sini. Karena itu warisan yang sama ditetapkan bagi
mereka dan bagi kita, tetapi mereka belum cukup umur untuk bisa memasukinya dan
mengurusnya. Gereja yang sama ada di antara
mereka, tetapi masih dalam masa kanak-kanak. Karena itu, dengan menjaga
mereka di bawah penjagaan ini, Tuhan memberi, bukan janji-janji rohani tanpa
hiasan dan terbuka, tetapi janji-janji yang membayangkan lebih dulu (foreshadowed), sampai tingkat tertentu, dengan / oleh
janji-janji duniawi. Karena itu, pada waktu Ia
mengadopsi Abraham, Ishak, Yakub dan keturunan mereka ke dalam pengharapan
kekekalan, Ia menjanjikan mereka Tanah Kanaan sebagai suatu warisan. Itu
bukanlah tujuan akhir dari pengharapan mereka, tetapi harus melatih dan
meneguhkan mereka, pada waktu mereka merenungkannya, dalam pengharapan tentang
warisan mereka yang sebenarnya, suatu warisan yang belum dinyatakan kepada
mereka.] - ‘Institutes of The Christian Religion’,
II, XI, 2.
Gal 4:1-2 - “(1)
Yang dimaksud ialah: selama seorang ahli waris belum akil balig, sedikitpun ia
tidak berbeda dengan seorang hamba, sungguhpun ia adalah tuan dari segala
sesuatu; (2) tetapi ia berada di bawah perwalian dan pengawasan sampai pada
saat yang telah ditentukan oleh bapanya.”.
John
Calvin: “3. PHYSICAL BENEFITS AND PHYSICAL
PUNISHMENTS AS TYPES. ... But as the Lord, in testifying
his benevolence toward believers by present good things, then foreshadowed
spiritual happiness by such types and symbols, so on the other hand he gave, in
physical punishments, proofs of his coming judgment against the wicked. Thus, as God’s benefits were more conspicuous in earthly
things, so also were his punishments. The ignorant, not considering this
analogy and congruity, to call it that, between punishments and rewards, wonder
at such great change-ableness in God. ... But we shall readily
dispose of these misgivings if we turn our attention to this dispensation of
God which I have noted. He willed that, for the time
during which he gave his covenant to the people of Israel in a veiled form, the
grace of future and eternal happiness be signified and figured under earthly
benefits, the gravity of spiritual death under physical punishments.” [= 3. pemberian-pemberian
jasmani dan hukuman-hukuman jasmani sebagai Type-type. ... Tetapi karena
Tuhan, dalam memberikan kesaksian tentang kebaikanNya terhadap orang-orang
percaya oleh hal-hal baik sekarang ini, pada waktu itu membayangkan lebih dulu (foreshadowed) kebahagiaan rohani dengan type-type dan simbol-simbol seperti itu,
demikian juga di sisi lain Ia memberikan, dalam hukuman-hukuman jasmani,
bukti-bukti dari penghakimanNya terhadap orang jahat. Demikianlah, sebagaimana pemberian-pemberian Allah lebih
menyolok dalam hal-hal duniawi, demikian juga hukuman-hukumanNya. Orang-orang
yang tak mempunyai pengetahuan, tanpa mempertimbangkan analogi dan kesesuaian
ini, saya menyebutnya seperti itu, antara hukuman-hukuman dan pahala-pahala /
upah-upah, heran pada kebisa-berubahan yang begitu besar dalam diri Allah.
... Tetapi kita akan dengan mudah membereskan keraguan ini jika kita
mengarahkan perhatian kita pada dispensasi dari Allah ini yang telah saya perhatikan.
Ia mau bahwa, selama waktu dimana Ia memberi
perjanjianNya kepada bangsa Israel dalam suatu bentuk yang ditutupi /
disembunyikan, kasih karunia dari kebahagiaan yang akan datang dan kekal
ditunjukkan dan digambarkan di bawah kebaikan-kebaikan duniawi, keseriusan /
beratnya kematian rohani di bawah hukuman-hukuman jasmani.] - ‘Institutes of The Christian Religion’,
II, XI, 3.
d) Orang Kristen yang memberi persembahan
persepuluhan akan diberkati sehingga setidaknya akan cukup, tetapi orang
Kristen yang tidak memberi persembahan persepuluhan, menyebabkan kekurangan /
kemiskinan bagi dirinya sendiri (dan keluarganya)!
R. C. Sproul:
“One
of the sad realities of failure to tithe is that in so doing we not only are
guilty of robbing God, but we also rob ourselves of the joy of giving and of
the blessings that follow from it. I have
yet to meet a person who tithes who has expressed to me regret for being one
who tithes. On the contrary, I hear from them not a sense of judgment towards
those who don’t give but rather a sense of compassion toward them. Frequently,
I hear tithers saying, ‘People who don’t tithe just don’t know what they’re
missing.’ It is a cliché and a truism that you can’t out-give God. That
statement has become a cliché because it is so true. In the text in Malachi, we find something exceedingly rare
coming from the lips of God. Here God challenges His people to put Him to a
test: ‘Put me to the test, says the Lord of hosts, if I will not open the
windows of heaven for you and pour down for you a blessing until there is no
more need’ (3:10). Have you put God to that test? Have you tried Him to see if
He will not open heaven itself and empty His own treasuries upon you? We need
to stop robbing Him and thus receive from Him the blessing that He promises.” [= Salah satu dari realita yang
menyedihkan tentang kegagalan untuk memberi persembahan persepuluhan adalah
bahwa dalam melakukan demikian kita bukan hanya bersalah tentang merampok
Allah, tetapi kita juga merampok diri kita sendiri
dari sukacita dari memberi dan dari berkat yang mengikutinya. Saya
belum menemui seseorang yang memberi persembahan persepuluhan yang telah
menyatakan kepada saya penyesalan karena menjadi seseorang yang memberi
persembahan persepuluhan. Sebaliknya, saya mendengar dari mereka bukan suatu
penghakiman terhadap mereka yang tidak memberi tetapi sebaliknya suatu belas
kasihan terhadap mereka. Sering saya dengar
orang-orang yang memberi persembahan persepuluhan berkata, ‘Orang-orang yang
tidak memberi persembahan persepuluhan tidak tahu apa yang mereka gagal
dapatkan’. Merupakan suatu kata klise (kata-kata yang sangat sering
diucapkan) dan suatu kebenaran yang jelas bahwa kamu tidak bisa memberi lebih
banyak kepada Allah dari pada Allah memberi kepada kamu. Pernyataan itu telah
menjadi suatu kata klise karena itu begitu benar. Dalam
text dari Maleakhi, kita mendapati sesuatu yang sangat jarang keluar dari bibir
Allah. Di sini Allah menantang umatNya untuk menguji Dia: ‘Ujilah Aku, kata
TUHAN semesta alam, jika Aku tidak akan membuka jendela-jendela surga / langit
untukmu dan mencurahkan untukmu suatu berkat sampai di sana tak ada lagi
kebutuhan’ (3:10). Apakah kamu sudah menguji Allah? Apakah kamu telah menguji
Dia untuk melihat jika Ia tidak membuka surga itu sendiri dan mengosongkan
perbendaharaanNya sendiri kepada kamu? Kita harus berhenti merampok Dia dan
lalu menerima dari Dia berkat yang Ia janjikan.] -
http://www.ligonier.org/learn/articles/will-man-rob-god/
Tim Lahaye: “Fiscal
Responsibility. ... As a Christian couple, start out immediately securing God’s
blessing on your family finances according to Malachi 3:3-11 by giving him
one-tenth of your income. You can literally accomplish more financially with
God’s blessing on the expenditure of 90 percent than you can the 100 percent
without God’s blessing.” [= Tanggung jawab berkenaan dengan
keuangan / pajak. ... Sebagai suatu pasangan Kristen, segeralah mulai
memastikan berkat Allah kepada keuangan keluargamu sesuai dengan Mal 3:3-11
dengan memberi Dia sepersepuluh dari penghasilanmu. Kamu
secara hurufiah bisa berhasil mencapai lebih banyak dengan berkat Allah pada
pengeluaran / pembelanjaan dari 90 % dari pada yang kamu bisa lakukan dengan
100 % tanpa berkat Allah.] - ‘How To Be Happy Though Married’, hal 30-31.
Dengan seluruh penghasilan kita (100 %) kita
kekurangan, tetapi setelah dikurangi dengan persembahan persepuluhan, maka sisa
yang 90 % malah bisa mencukupi kita! Kalau ada yang menganggap ini tidak masuk
akal, maka ingat bahwa Tuhan tak tergantung pada matematika. Seandainya Ia
tergantung matematika, maka Ia pasti tak bisa membuat 5 roti dan 2 ikan cukup
(bahkan berlebih) untuk 5000 orang lebih!
A. W. Pink: “Now
then in the fourth place, God has appointed tithing as a test of our faith, and
for the nourishing and developing of our faith - especially of the young
Christians. Here is a young man who has just started housekeeping. He professes
to trust God with the enormous matter of his eternal future. He professes to
have confidently left his immortal interests in the hands of God. Well now,
dare he trust God with one-tenth of his income for a year? My friends, tithing
develops in young Christians the spirit of trusting the Lord in their temporal
affairs.” [=
Maka sekarang di tempat keempat, Allah telah
menetapkan tindakan memberikan persembahan persepuluhan sebagai suatu ujian
iman kita, dan untuk memelihara / memberi makan iman kita -
khususnya orang-orang Kristen muda. Di sini ada seorang muda yang baru saja
memulai kewajiban pengaturan rumah tangga. Ia mengaku percaya Allah dengan
persoalan / hal yang sangat besar tentang masa akan datangnya yang kekal. Ia
mengaku dengan yakin telah meninggalkan kepentingan kekalnya dalam tangan
Allah. Sekarang, beranikah ia mempercayai Allah
dengan sepersepuluh dari penghasilannya untuk satu tahun? Sahabat-sahabatku,
memberi persembahan persepuluhan mengembangkan dalam diri orang-orang Kristen
muda roh / kecondongan mempercayai Allah dalam persoalan-persoalan sementara
mereka.] - ‘Thiting’,
hal 15 (AGES).
Calvin
(tentang Mal 3:10): “I am
not the cause of barrenness, but that it is your wickedness, because ye have
sacrilegiously defrauded me.”
[= Aku bukanlah penyebab dari ketandusanmu, tetapi
kejahatanmulah penyebabnya, karena kamu telah menipu Aku (secara
melanggar hal-hal keramat).].
Catatan: ‘to defraud’ = menipu, atau
menggelapkan uang; ‘to sacrilege’ = melanggar hal-hal keramat.
A. W. Pink: “And
we say again, the great reason why so many of God’s people are poor is because
they have been unfaithful with the money that God gave them. They robbed GOD!
No wonder they have suffered adversities and misfortunes. No wonder!” [= Dan kami katakan lagi, alasan yang besar / mayoritas mengapa begitu banyak umat
Allah miskin adalah karena mereka telah tidak setia dengan uang yang Allah
berikan kepada mereka. Mereka merampok Allah!
Tak heran mereka telah mengalami kesukaran terus menerus dan kemalangan /
kesialan. Tak heran!] - ‘Thiting’,
hal 18 (AGES).
Matthew Henry (tentang
Mal 3:8-dst): “God punished them
with famine and scarcity, through unseasonable weather, or insects that ate up
the fruits of the earth. God had thus punished them for neglecting to build the
temple (Hag 1:10,11), and now for not maintaining the temple-service. Note,
Those that deny God his part of their estates may justly expect a curse upon
their own part of them: ‘You are cursed with a curse for robbing me, and yet
you go on to do it.’ Note, It is a great aggravation of sin when men persist in
it notwithstanding the rebukes of Providence which they are under for it. Nay,
it should seem, because God had punished them with scarcity of bread, they made
that a pretence for robbing him - that now, being impoverished, they could not
afford to bring their tithes and offerings, but must save them, that they might
have bread for their families. Note, It argues great perverseness in sin when
men make those afflictions excuses for sin which are sent to part between them
and their sins. When they had but little they should have done the more good
with that little, and that would have been the way to make it more; but it is
ill with the patient when that which should cure the disease serves only to
palliate it, and prevent its being searched into. ... Note, God must be served
in the first place, and our quota must be contributed for the support of
religion in the place where we live, that God’s name may be sanctified, and his
kingdom may come, and his will be done, even before we provide our daily bread;
for the interests of our souls ought to be preferred before those of our
bodies. ... Let them then trust God to provide for them and their comfort. ‘Let
God be first served, and then prove me herewith, saith the Lord of hosts,
whether I will not open the windows of heaven.’ They said, ‘Let God give us our
plenty again, as formerly, and try us whether we will not then bring him his
tithes and offerings, as we did formerly.’ ‘No,’ says God, ‘do you first bring
in all your tithes as they become due, and all the arrears of what is past, and
try me, whether I will not then restore you your plenty.’ ... we must first do
the work which is our part, and then try him and trust him for the reward.
Elijah put the widow of Zarephath into this method when he said (1 Kings 17:13),
‘Make me a little cake first, and then prove me whether there shall not be
enough afterwards for thee and thy son.’ That which discourages people from the
expenses of charity is the weakness of their faith concerning the gains and
advantages of charity; they cannot think that they shall get by it.” [= Allah menghukum mereka dengan kelaparan dan kekurangan, melalui
musim yang tidak cocok waktunya, atau serangga yang memakan habis buah-buah di
bumi. Demikianlah Allah telah menghukum mereka untuk pengabaian pembangunan
Bait Suci (Hag 1:10-11), dan sekarang untuk tidak memelihara pelayanan Bait
Suci. Perhatikan, Mereka yang menyangkal Allah akan bagianNya dari milik mereka
bisa dengan adil / benar mengharapkan suatu kutuk pada bagian mereka sendiri
dari milik mereka: ‘Kamu telah kena kutuk karena merampok Aku, tetapi
kamu terus melakukannya’. Perhatikan, Merupakan
suatu dosa yang lebih berat / serius pada waktu manusia berkeras di dalamnya
sekalipun ada teguran dari Providensia, padahal mereka ada di bawah hal itu
karena dosa itu. Bahkan, kelihatannya,
karena Allah telah menghukum mereka dengan kekurangan roti, mereka membuat itu
sebagai suatu dalih untuk merampok Dia - sehingga sekarang karena dijadikan
miskin, mereka tidak mampu untuk membawa persembahan persepuluhan dan
persembahan mereka, tetapi harus menabung mereka, sehingga mereka bisa
mempunyai roti untuk keluarga mereka. Perhatikan, Itu membuktikan kejahatan
yang besar dalam dosa pada waktu manusia membuat penderitaan-penderitaan itu
sebagai alasan / dalih untuk dosa, padahal penderitaan-penderitaan itu dikirim
untuk memisahkan mereka dan dosa-dosa mereka. Pada waktu mereka hanya mempunyai
sedikit mereka harus sudah melakukan lebih banyak kebaikan dengan yang sedikit
itu, dan itu akan sudah merupakan jalan untuk membuatnya lebih banyak; tetapi
adalah buruk bagi sang pasien pada waktu itu yang harus menyembuhkan penyakit
hanya berfungsi untuk menyembunyikan / menutup-nutupi penyakit itu, dan
mencegah dirinya dari penyelidikan. ... Perhatikan,
Allah harus dilayani di tempat pertama, dan bagian kita harus disumbangkan /
dikontribusikan untuk mendukung agama di tempat dimana kita hidup / tinggal, supaya nama Allah bisa dikuduskan, dan kerajaanNya bisa datang,
dan kehendakNya jadi, bahkan sebelum kita menyediakan roti harian kita; karena kepentingan jiwa kita harus diutamakan sebelum
kepentingan tubuh kita. ... Maka hendaklah mereka mempercayai Allah untuk
menyediakan untuk mereka dan kebutuhan mereka. ‘Hendaklah Allah pertama
dilayani, dan lalu ujilah Aku dengannya, kata Tuhan semesta alam, apakah Aku
tidak akan membuka jendela-jendela surga’. Mereka berkata, ‘Hendaklah Allah
memberi kita kecukupan / kelimpahan kita lagi, seperti dahulu, dan ujilah kami
apakah kami lalu tidak akan memberiNya persembahan persepuluhan dan
persembahanNya, seperti yang kami lakukan dahulu’. ‘Tidak’, kata Allah, ‘kamu pertama membawa seluruh
persembahan persepuluhan karena itu harus dibayar pada waktunya, dan semua
tunggakan dari masa lalu, dan ujilah Aku, apakah lalu Aku tidak akan memulihkan
kecukupan / kelimpahanmu’. ... kita pertama-tama harus melakukan pekerjaan yang
adalah bagian kita, dan lalu ujilah Dia dan percayailah Dia untuk upah /
pahalanya. Elia meletakkan janda di Sarfat ke dalam metode ini pada waktu ia
berkata (1Raja 17:13), ‘Buatkanlah aku sebuah kue kecil dulu, dan lalu buktikan
/ ujilah aku apakah di sana tidak akan ada cukup setelahnya untukmu dan
anakmu’. Hal yang mengecilkan hati umat dari pengeluaran kasih / amal /
kemurahan hati adalah kelemahan iman mereka berkenaan dengan keuntungan dan
manfaat dari kasih / amal / kemurahan hati; mereka tidak bisa berpikir bahwa
mereka akan mendapatkan keuntungan / manfaat olehnya.].
Hag 1:4-11 - “(4) ‘Apakah sudah tiba
waktunya bagi kamu untuk mendiami rumah-rumahmu yang dipapani dengan baik,
sedang Rumah ini tetap menjadi reruntuhan? (5) Oleh sebab itu, beginilah
firman TUHAN semesta alam: Perhatikanlah keadaanmu! (6) Kamu menabur banyak, tetapi membawa pulang hasil sedikit;
kamu makan, tetapi tidak sampai kenyang; kamu minum, tetapi tidak sampai puas;
kamu berpakaian, tetapi badanmu tidak sampai panas; dan orang yang bekerja
untuk upah, ia bekerja untuk upah yang ditaruh dalam pundi-pundi yang
berlobang! (7) Beginilah firman TUHAN semesta alam: Perhatikanlah
keadaanmu! (8) Jadi naiklah ke gunung, bawalah kayu dan bangunlah Rumah itu;
maka Aku akan berkenan kepadanya dan akan menyatakan kemuliaanKu di situ,
firman TUHAN. (9) Kamu mengharapkan banyak, tetapi
hasilnya sedikit, dan ketika kamu membawanya ke rumah, Aku menghembuskannya.
Oleh karena apa? demikianlah firman TUHAN
semesta alam. Oleh karena rumahKu yang tetap menjadi reruntuhan, sedang kamu
masing-masing sibuk dengan urusan rumahnya sendiri. (10) Itulah sebabnya langit menahan embunnya dan bumi menahan hasilnya, (11) dan Aku
memanggil kekeringan datang ke atas negeri, ke atas gunung-gunung, ke atas
gandum, ke atas anggur, ke atas minyak, ke atas segala yang dihasilkan tanah,
ke atas manusia dan hewan dan ke atas segala hasil usaha.’”.
Mat 6:9-11 - “(9) Karena itu berdoalah demikian: Bapa kami yang
di sorga, Dikuduskanlah namaMu, (10) datanglah
KerajaanMu, jadilah kehendakMu di bumi seperti di sorga. (11) Berikanlah kami
pada hari ini makanan kami yang secukupnya”.
1Raja 17:10-16 - “(10)
Sesudah itu ia bersiap, lalu pergi ke Sarfat. Setelah ia sampai ke pintu
gerbang kota itu, tampaklah di sana seorang janda sedang mengumpulkan kayu api.
Ia berseru kepada perempuan itu, katanya: ‘Cobalah ambil bagiku sedikit air
dalam kendi, supaya aku minum.’ (11) Ketika perempuan itu pergi mengambilnya,
ia berseru lagi: ‘Cobalah ambil juga bagiku sepotong roti.’ (12) Perempuan itu
menjawab: ‘Demi TUHAN, Allahmu, yang hidup, sesungguhnya tidak ada roti padaku
sedikitpun, kecuali segenggam tepung dalam tempayan dan sedikit minyak dalam
buli-buli. Dan sekarang aku sedang mengumpulkan dua tiga potong kayu api,
kemudian aku mau pulang dan mengolahnya bagiku dan bagi anakku, dan setelah
kami memakannya, maka kami akan mati.’ (13) Tetapi Elia berkata kepadanya:
‘Janganlah takut, pulanglah, buatlah seperti yang kaukatakan, tetapi buatlah lebih dahulu bagiku sepotong roti bundar kecil dari
padanya, dan bawalah kepadaku, kemudian barulah kaubuat bagimu dan bagi anakmu.
(14) Sebab beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Tepung dalam tempayan itu
tidak akan habis dan minyak dalam buli-buli itupun tidak akan berkurang sampai
pada waktu TUHAN memberi hujan ke atas muka bumi.’ (15) Lalu pergilah perempuan
itu dan berbuat seperti yang dikatakan Elia; maka perempuan itu dan dia serta
anak perempuan itu mendapat makan beberapa waktu lamanya. (16) Tepung dalam
tempayan itu tidak habis dan minyak dalam buli-buli itu tidak berkurang seperti
firman TUHAN yang diucapkanNya dengan perantaraan Elia.”.
Bdk. Mat 6:33 - “Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu
akan ditambahkan kepadamu.”.
Kata-kata Matthew Henry di atas menunjukkan bahwa seorang Kristen bisa
masuk dalam lingkaran setan, sehingga jatuh makin lama makin dalam, dalam
urusan persembahan persepuluhan. Karena ia tidak memberi persembahan
persepuluhan, maka Tuhan menghajar dia dengan kekurangan dan kemiskinan. Tetapi
hal ini, yang seharusnya membuat dia sadar akan dosanya dan bertobat, justru ia
jadikan dalih untuk makin tidak memberi persembahan persepuluhan (atau bahkan
persembahan biasa) kepada Tuhan, dan ini malah mendatangkan hajaran yang lebih
berat dari Tuhan, dan seterusnya!
Jadi, lalu apa yang harus dilakukan dalam kasus seperti itu? Ia harus
dengan iman memutus lingkaran setan itu! Dengan cara bagaimana? Dengan cara
memberi persembahan persepuluhan, tak peduli ia sedang dalam kekurangan /
kemiskinan. Dan dengan itu ia menguji apakah Tuhan akan menepati janjiNya atau
tidak!!
Dalam debat di facebook tentang persembahan persepuluhan, ada
orang-orang yang menggunakan kecilnya gaji seseorang (UMR) sebagai argumentasi
untuk tidak memberi persembahan persepuluhan. Mereka beranggapan bahwa adalah
sesuatu yang kejam untuk menyuruh orang semiskin itu untuk memberikan
persembahan persepuluhan! Pemberian
‘obat’ dari Tuhan mereka anggap sebagai suatu kekejaman??? Tidak bisa lebih bodoh lagi!
Baik dalam kasus bangsa Israel dalam jaman
Hagai, maupun dalam kasus janda Sarfat, ‘obat’ yang Tuhan berikan untuk
‘menyembuhkan penyakit’ mereka, bisa dianggap oleh orang-orang tak beriman dan
bodoh, sebagai suatu kekejaman! Tetapi
baca cerita-cerita itu selanjutnya, maka saudara akan melihat bahwa pada waktu mereka mentaati perintah ‘yang kejam’ itu, mereka
betul-betul ‘disembuhkan dari penyakit’ mereka! Jadi, kejamkah
Allah??? Atau, kejamkah Elia? Atau, kejamkah hamba-hamba Tuhan yang mengajarkan
bahwa orang Kristen miskinpun harus memberi persembahan persepuluhan?
Biarlah seluruh kata-kata Matthew Henry di atas ini menjadi jawaban
terhadap argumentasi bodoh mereka! Juga kata-kata Arthur W. Pink di bawah ini
cocok untuk menangani argumentasi bodoh mereka!
A. W. Pink: “‘Bring ye all the tithes into the storehouse, that there may be
meat in Mine house, and prove Me now herewith, saith the Lord of hosts’
(Malachi 3:10). My friends, that is a startling expression. It is a remarkable
expression. God says, ‘Prove Me.’ Those words mean this: Place the Almighty on
trial (and it would be sin, it would be positively wicked, for
any creature to do so unless he was definitely commanded so to do). ‘Prove Me
now herewith’ - with the tithe. In other words, our text tells us to put God to
the proof, to test Him out and see what He will do. We are bidden to give Him
one-tenth of our income and then to see whether He will let us be the loser or
not. ... tithing is a process of proof. ... How? By regularly, faithfully,
systematically giving Him one-tenth of your gross income, and then seeing
whether He will let you be the loser or not: proving whether He does honor
those who honor Him: proving whether He will allow Himself to be any man’s
debtor. ... You trembling, fearful saints, never mind if your income is only $1
a day, and you have to scheme and scratch and strain to make both ends meet.
Take one-tenth away and devote it to the Lord, and then see if He will remain
your debtor.” [=
‘Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan,
supaya ada persediaan makanan di rumahKu dan ujilah Aku, firman TUHAN semesta
alam’ (Mal 3:10). Teman-temanku, itu merupakan suatu ungkapan yang mengejutkan.
Itu merupakan suatu ungkapan yang perlu diperhatikan. Allah berkata, ‘Ujilah
Aku’. Kata-kata itu berarti ini: Tempatkanlah Yang Maha Kuasa pada ujian (dan
itu adalah dosa, itu adalah jahat secara positif, bagi makhluk apapun untuk
melakukan demikian kecuali ia diperintahkan secara pasti untuk melakukan
demikian). ‘Sekarang ujilah Aku dengan ini’ - dengan persembahan persepuluhan. Dengan kata lain, text kita menyuruh kita untuk menguji
Allah, mengujiNya dan melihat apakah Ia akan membiarkan kita menjadi orang yang
kalah atau tidak. ... memberi
persembahan persepuluhan merupakan suatu proses pengujian. ... Bagaimana? Dengan secara teratur, dengan setia, secara
sistimatis, memberi Dia sepersepuluh dari penghasilan kotormu, dan lalu melihat
apakah Ia akan membiarkan kamu menjadi orang yang kalah atau tidak: membuktikan
apakah Ia memang menghormati mereka yang menghormatiNya: membuktikan apakah Ia
akan mengijinkan diriNya sendiri untuk menjadi orang yang berhutang kepada
siapapun. ... Kamu orang-orang kudus yang gemetar, penuh rasa takut,
tak peduli jika
penghasilanmu hanyalah $ 1 sehari, dan kamu
harus merencanakan dan mengumpulkan dengan susah payah dan bersusah payah /
mengencangkan untuk membuat penghasilan sesuai dengan pengeluaran. Ambillah sepersepuluh dan persembahkanlah kepada Tuhan, dan
lalu lihatlah apakah Ia akan tetap menjadi orang yang berhutang kepadamu.] - ‘Thiting’, hal 16 (AGES).
The Bible Exposition Commentary (tentang Mal
3:9-11): “They were robbing
themselves (Mal 3:9-11). In robbing God, the people were not fulfilling the
covenant they had made with the Lord: therefore, God couldn’t fulfill His
promise and bless them (Lev 26:3ff). ‘The Lord will command the blessing on you
in your storehouses and in all to which you set your hand, and He will bless
you in the land’ (Deut 28:8). Insects had invaded the land (‘the devourer,’ Mal
3:11) and the grain and fruit were not maturing. Whenever we rob God, we always
rob ourselves. To begin with, we rob ourselves of the spiritual blessings that
always accompany obedience and faithful giving (2 Cor 9:6-15). But even more,
the money that rightfully belongs to God that we keep for ourselves never stays
with us. It ends up going to the doctor, the auto body shop, or the tax
collector. ‘You have sown much, and bring in little ... and he who earns wages,
earns wages to put into a bag with holes’ (Hag 1:6, NKJV). If we don’t trust
God to care for us, whatever we do trust will prove futile. People who lovingly
give tithes and offerings to God find that whatever is left over goes much
farther and brings much greater blessing. Yes, giving is an act of faith, but
God rewards that faith in every way.” [= Mereka
sedang merampok diri mereka sendiri (Mal 3:9-11). Dalam merampok Allah, bangsa itu sedang tidak menggenapi
perjanjian yang telah mereka buat dengan Tuhan: karena itu, Allah tidak bisa
memenuhi janjiNya dan memberkati mereka (Im 26:3-dst). ‘TUHAN akan
memerintahkan berkat ke atasmu di dalam lumbungmu dan di dalam segala usahamu;
Ia akan memberkati engkau di negeri yang diberikan kepadamu oleh TUHAN,
Allahmu.’ (Ul 28:8). Serangga-serangga telah menyerang negeri itu (‘pelahap’,
Mal 3:11) dan gandum dan buah tidak menjadi matang. Kapanpun kita merampok Allah, kita selalu merampok diri kita
sendiri. Pertama-tama, kita merampok diri
kita sendiri dari berkat-berkat rohani yang selalu menyertai ketaatan dan
pemberian yang setia (2Kor 9:6-15). Tetapi lebih lagi, uang yang secara benar adalah milik Allah, yang
kita tahan untuk diri kita sendiri tidak pernah tinggal bersama kita. Itu
berakhir dengan pergi ke dokter, bengkel mobil, atau pemungut cukai / pajak. ‘Kamu menabur banyak, tetapi membawa pulang sedikit ... dan orang yang
bekerja untuk upah, mendapatkan upah yang ditaruh dalam suatu kantong yang
berlobang’ (Hag 1:6, NKJV). Jika kita tidak
mempercayai Allah untuk memelihara kita, apapun yang kita percayai akan
terbukti sia-sia. Orang-orang yang dengan penuh kasih
memberi persembahan persepuluhan dan persembahan-persembahan kepada Allah
mendapati bahwa apapun yang tersisa (90 % sisanya) berjalan jauh
lebih jauh dan memberi berkat yang jauh lebih besar. Ya, memberi adalah suatu
tindakan iman, tetapi Allah memberi upah iman itu dengan setiap cara.].
Tetapi buku tafsiran
ini segera menambahkan suatu peringatan yang penting!! Yaitu bahwa motivasi dalam memberi persembahan
persepuluhan atau persembahan apapun, harus
benar!!
The Bible Exposition Commentary (tentang Mal
3:9-11): “That isn’t the reason
we give, because that kind of motivation would be selfish. ‘If you give because
it pays, it won’t pay!’ said industrialist R.G. LeTourneau, and he was right.
We give because we love God and want to obey Him, and because He’s very
generous to us.” [= Itu
bukan alasan kita memberi, karena jenis motivasi seperti itu adalah egois.
‘Jika engkau memberi karena itu menguntungkan, itu tidak akan menguntungkan!’
kata pemilik industri R. G. LeTourneau, dan ia benar. Kita memberi karena kita
mengasihi Allah dan ingin mentaati Dia, dan karena Ia murah hati terhadap
kita.].
Ini harus sangat
ditekankan dalam gereja-gereja yang mengajarkan Theologia Kemakmuran, yang
memang memotivasi jemaat untuk memberi supaya dibalas dengan berlipat ganda oleh Tuhan!!!
Peter C. Craigie (tentang Mal 3:6-12): “The consequence of the nation’s robbery was the experience of the
divine curse: if they knew not how to give, they would receive less and less.
... There is a promise attached to this message, which is concurrently a
challenge and a call to repentance. If the people would give, they would
discover God’s bounty; he would control the pests that destroyed the crops, and
the vineyards would bear an abundant harvest. ... Small giving and small faith
go hand in hand together, and indeed the former may be a symptom of the latter.
But the prophet makes something else clear: small giving and small faith lay
the foundation for small receiving. Persons who do not give generously are
ill-equipped to be the recipients of generosity. The positive point which the
prophet makes is a delicate one, prone to misunderstanding. It is that the one
who gives generously to God may receive bountifully from God. It cannot be
reduced, as sometimes happens, to a formula for success in business: if you
give such and such, you can be sure that your profits will rise phenomenally
year after year!” [= Konsekwensi dari perampokan bangsa
itu adalah pengalaman tentang kutuk ilahi: jika mereka tidak tahu bagaimana
untuk memberi, mereka akan menerima makin lama makin kurang / sedikit. ... Di
sana ada suatu janji yang dilekatkan pada pesan / berita ini, yang secara
bersama-sama adalah suatu tantangan dan suatu panggilan pada pertobatan. Jika
bangsa itu mau memberi, mereka akan menemukan kemurahan hati Allah; Ia akan
mengendalikan hama yang menghancurkan hasil / panen, dan ladang anggur akan
mengeluarkan panen yang berlimpah-limpah. ... Pemberian
yang kecil dan iman yang kecil berjalan bersama-sama, dan memang yang terdahulu
bisa merupakan tanda dari yang belakangan. Tetapi sang nabi membuat jelas sesuatu yang lain: pemberian
yang kecil dan iman yang kecil meletakkan dasar untuk penerimaan yang kecil.
Orang-orang yang tidak memberi dengan murah hati diperlengkapi secara buruk
untuk menjadi penerima-penerima dari kemurahan hati.] - ‘THE DAILY STUDY BIBLE SERIES’, ‘TWELVE
PROPHETS’, Vol 2 (Libronix)
Sama seperti penafsir di atas, penafsir ini
juga segera menambahkan suatu peringatan tentang MOTIVASI dalam memberi!
Peter C. Craigie (tentang Mal 3:6-12): “The positive point which the prophet makes is a delicate one,
prone to misunderstanding. It is that the one who gives generously to God may
receive bountifully from God. It cannot be reduced, as sometimes happens, to a
formula for success in business: if you give such and such, you can be sure
that your profits will rise phenomenally year after year!” [= Hal
yang positif yang sang nabi buat adalah suatu hal yang membutuhkan penanganan
yang hati-hati, condong pada kesalah-mengertian. Itu adalah bahwa orang yang
memberi dengan murah hati kepada Allah bisa menerima pemberian yang murah hati
dari Allah. Itu tidak bisa dikurangi / direndahkan, seperti yang kadang-kadang
terjadi, pada suatu formula untuk sukses dalam bisnis: jika kamu memberi
sesuatu, kamu bisa pasti / yakin bahwa keuntunganmu akan naik secara luar biasa
tahun demi tahun!] - ‘THE
DAILY STUDY BIBLE SERIES’, ‘TWELVE PROPHETS’, Vol 2 (Libronix)
Sekalipun saya tak mempercayai Theologia
Kemakmuran sehingga saya tak percaya kalau orang Kristen memberikan persembahan
persepuluhan maka mereka akan menjadi kaya, tetapi sebaliknya merupakan sesuatu
yang sangat memungkinkan! Banyak orang Kristen yang
menjadikan kemiskinan mereka sebagai alasan untuk tidak memberi persembahan
persepuluhan. Padahal sebetulnya kasusnya terbalik! Mereka menjadi miskin karena mereka
tidak memberi persembahan persepuluhan!!!
Janji Tuhan untuk mencukupi kebutuhan hidup mereka tidak berlaku karena mereka
tidak mengutamakan Tuhan dan kerajaanNya (bdk. Mat 6:33).
Mat 6:33 - “Tetapi
carilah dahulu
Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.”.
Tetapi mengapa banyak orang Kristen yang
tidak memberi persembahan persepuluhan tetapi tetap kaya atau bahkan bertambah
kaya? Sangat besar kemungkinannya bahwa mereka bukan orang kristen yang sejati!
Tuhan tidak menghajar orang yang bukan anakNya!!!
Ibr 12:5-11 - “(5) Dan sudah lupakah kamu akan
nasihat yang berbicara kepada kamu seperti kepada anak-anak: ‘Hai anakku,
janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau
diperingatkanNya; (6) karena Tuhan menghajar orang
yang dikasihiNya, dan Ia menyesah orang yang diakuiNya sebagai anak.’
(7) Jika kamu harus menanggung ganjaran; Allah
memperlakukan kamu seperti anak. Di manakah terdapat anak yang tidak dihajar
oleh ayahnya? (8) Tetapi, jikalau kamu
bebas dari ganjaran, yang harus diderita setiap orang, maka kamu bukanlah anak,
tetapi anak-anak gampang. (9) Selanjutnya: dari ayah kita yang
sebenarnya kita beroleh ganjaran, dan mereka kita hormati; kalau demikian
bukankah kita harus lebih taat kepada Bapa segala roh, supaya kita boleh hidup?
(10) Sebab mereka mendidik kita dalam waktu yang pendek sesuai dengan apa yang
mereka anggap baik, tetapi Dia menghajar kita untuk kebaikan kita, supaya kita
beroleh bagian dalam kekudusanNya. (11) Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu ia
diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia
menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih
olehnya.”.
-bersambung-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar