Pemahaman Alkitab
G. K. R. I. ‘GOLGOTA’
(Rungkut Megah
Raya, blok D no 16)
Rabu, tgl 2 September 2015, pk 19.00
Pdt. Budi Asali, M. Div.
PRO KONTRA TENTANG
PERSEMBAHAN PERSEPULUHAN (10c)
f) Untuk menjamin bisa berjalan dengan baiknya
rumah Allah, tercukupinya kebutuhan hamba-hamba Tuhan, sehingga mereka bisa
berkonsentrasi pada pelayanan mereka.
Point ini berhubungan sangat
dekat dengan point e) di atas, karena kita tidak mungkin bisa mendukung
penegakan nama Tuhan, kalau kita tidak mendukung rumah Allah / tempat ibadah,
dan juga mencukupi kebutuhan hidup hamba-hamba Tuhan.
Dalam Perjanjian Lama hamba-hamba
Tuhan itu adalah orang-orang Lewi dan imam-imam. Memang dalam Perjanjian Baru,
hamba-hamba Tuhan nama jabatannya berbeda, tetapi itu bukan masalah. Yang
penting hamba-hamba Tuhan ini menegakkan nama Tuhan dan itu dilakukan dalam
tempat ibadah / gereja.
Sekarang mari kita lihat perintah
Allah untuk mencukupi kebutuhan hamba-hamba Tuhan dalam Perjanjian Lama.
Bil 18:21 - “Mengenai bani Lewi, sesungguhnya Aku berikan kepada mereka segala
persembahan persepuluhan di antara orang Israel sebagai milik pusakanya, untuk membalas pekerjaan yang dilakukan mereka, pekerjaan pada
Kemah Pertemuan.”.
Ul 12:19 - “Hati-hatilah, supaya jangan engkau
melalaikan orang Lewi, selama engkau ada di tanahmu.”.
NIV: ‘Be
careful not to neglect the Levites as long as you
live in your land.’ [= Hati-hatilah untuk tidak mengabaikan orang-orang Lewi selama kamu hidup di tanah /
negerimu.].
2Taw 31:4 - “Ia memerintahkan rakyat, yakni penduduk Yerusalem, untuk memberikan
sumbangan yang menjadi bagian para imam dan orang-orang Lewi, supaya mereka
dapat mencurahkan tenaganya untuk melaksanakan Taurat TUHAN.”.
KJV: ‘that they might be encouraged in the law of the LORD’ [= supaya
mereka bisa didorong / dibesarkan hati
dalam hukum Taurat dari TUHAN].
RSV: ‘that they might give themselves to the law of the LORD’ [= supaya
mereka bisa memberikan diri mereka sendiri
pada hukum Taurat dari TUHAN].
NIV: ‘so they could devote themselves to the Law of the LORD’ [= sehingga
mereka bisa membaktikan diri mereka sendiri
pada hukum Taurat dari TUHAN].
NASB: ‘that they might devote themselves to the law of the LORD’ [=
sehingga mereka bisa membaktikan diri mereka
sendiri pada hukum Taurat dari TUHAN].
Neh 10:37-39 - “(37) Dan tepung jelai kami
yang mula-mula, dan persembahan-persembahan khusus kami, dan buah segala pohon,
dan anggur dan minyak akan kami bawa kepada para imam, ke bilik-bilik rumah
Allah kami, dan kepada orang-orang Lewi akan kami bawa persembahan persepuluhan
dari tanah kami, karena orang-orang Lewi inilah yang memungut
persembahan-persembahan persepuluhan di segala kota pertanian kami. (38) Seorang imam, anak Harun,
akan menyertai orang-orang Lewi itu, bila mereka memungut persembahan
persepuluhan. Dan orang-orang Lewi itu akan membawa persembahan persepuluhan
dari pada persembahan persepuluhan itu ke rumah Allah kami, ke bilik-bilik
rumah perbendaharaan. (39) Karena orang Israel dan orang Lewi harus membawa
persembahan khusus dari pada gandum, anggur dan minyak ke bilik-bilik itu. Di
situ ada perkakas-perkakas tempat kudus, pula para imam yang menyelenggarakan
kebaktian, para penunggu pintu gerbang dan para penyanyi. Kami tidak akan membiarkan
rumah Allah kami.”.
Ay 39: ‘membiarkan’.
KJV: ‘forsake’ [= meninggalkan].
RSV/NIV/NASB:
‘neglect’ [= mengabaikan].
Dari text di atas ini terlihat bahwa pemberian
persembahan-persembahan (termasuk persembahan persepuluhan) kepada orang-orang
Lewi dan imam-imam berhubungan dengan ‘tidak akan membiarkan
rumah Allah’ (ay
39 akhir).
Tetapi janji dalam Neh 10 di atas
ternyata tidak mereka tepati, mereka lalai memberi persembahan-persembahan
(termasuk persembahan persepuluhan) kepada orang-orang Lewi.
Neh 13:10-12 - “(10) Juga kudapati bahwa sumbangan-sumbangan
bagi orang-orang Lewi tidak pernah diberikan, sehingga orang-orang Lewi dan
para penyanyi yang bertugas masing-masing lari ke ladangnya. (11) Aku menyesali para penguasa, kataku: ‘Mengapa rumah Allah dibiarkan begitu saja?’ Lalu kukumpulkan orang-orang Lewi itu dan kukembalikan pada tempatnya.
(12) Maka seluruh orang Yehuda membawa lagi persembahan persepuluhan dari pada
gandum, anggur dan minyak ke perbendaharaan.”.
Ay 11: ‘dibiarkan’.
NIV: ‘neglected’ [=
diabaikan].
KJV/RSV/NASB/ASV/NKJV: ‘forsaken’ [= ditinggalkan].
Perhatikan bahwa kelalaian bangsa Israel
dalam memberikan persembahan persepuluhan menyebabkan para pelayan Tuhan
terpaksa bekerja untuk menafkahi diri mereka sendiri dan keluarga mereka,
sehingga rumah Allah (tempat dimana Allah menegakkan namaNya) diabaikan /
ditinggalkan.
Sekarang mari kita melihat beberapa komentar
dari para penafsir tentang ayat-ayat ini.
Pulpit Commentary (tentang 2Taw 31:5-19): “1. Promptly. ‘As soon as the
commandment came abroad,’ the children of Israel began to pour in their
contributions (ver. 5). The absence of delay, showed their zeal was not
fanatical, but religious, and not seeming, but real - the last thing to be affected by a man’s religion
being his purse;” [= 1.
Dengan segera. ‘Segera setelah perintah ini tersiar,’ orang Israel
mulai mencurahkan kontribusi mereka (ay 5). Tidak adanya penundaan, menunjukkan
semangat mereka bukanlah bersifat fanatik, tetapi agamawi, dan bukannya hanya
kelihatannya, tetapi sungguh-sungguh - Hal terakhir yang dipengaruhi oleh agama seseorang adalah dompetnya;].
Pulpit Commentary (tentang 2Taw 31:5-19): “3. Unweariedly. It was no sudden
fit of liberality which had overtaken them and quickly expended itself. The
firstfruits presenting, tithe-paying, and free-will offering went on for four
months (ver. 7). Many can do
a generous deed when seized by a momentary impulse, but are wholly unable to
bear the strain of continuous giving. That these ancient givers grew not tired
of their liberality was a proof that it proceeded from principle rather than
from impulse - showed they were acting more from respect to the Divine Law than
from a desire to gratify their own feelings.” [= 3.
Dengan tidak jemu-jemu / bosan. Itu bukanlah suatu ledakan emosi mendadak dari
kedermawanan yang telah mendatangi mereka secara tiba-tiba dan dengan cepat
menghabiskan dirinya sendiri. Memberikan buah / hasil pertama, persembahan
persepuluhan, dan persembahan sukarela berlangsung terus selama 4 bulan (ay 7).
Banyak orang bisa melakukan
tindakan murah hati pada waktu dikuasai oleh suatu dorongan hati sesaat yang
tiba-tiba, tetapi sama sekali tidak mampu memikul / menahan ketegangan dari
pemberian yang terus menerus. Bahwa
pemberi-pemberi kuno ini tidak menjadi bosan tentang kedermawanan mereka
merupakan suatu bukti bahwa itu keluar dari prinsip dan bukannya dari dorongan
hati yang tiba-tiba - menunjukkan bahwa mereka bertindak lebih dari rasa hormat
pada hukum Taurat ilahi dari pada dari suatu keinginan untuk memuaskan perasaan
mereka sendiri.].
Adam Clarke (tentang Neh 10:39): “‘We
will not forsake the house of our God.’ Here was a glorious resolution; and had
they been faithful to it, they had been a great and good people to the present
day. But what is implied in, We will not forsake the house of our God? I
answer: I. The church of God is the house of
God; there he has his constant dwelling-place. II. True believers are his
family in this house, ... III. The ministers of the word of God are the
officers and overseers of this house and family. IV. The worship of God is the
grand employment of this family.” [= ‘Kami tidak akan membiarkan rumah Allah kami.’ Di sini ada suatu
keputusan yang mulia; dan seandainya mereka setia padanya, mereka akan sudah
menjadi suatu bangsa / umat yang besar dan baik sampai hari ini. Tetapi apa
yang secara implicit ditunjukkan dalam, ‘Kami tidak akan membiarkan rumah Allah
kami’? Saya menjawab: I. Gereja Allah adalah rumah
Allah; di sana Ia secara terus menerus mempunyai tempat
tinggalNya. II. Orang-orang percaya yang sejati adalah keluargaNya dalam rumah
ini, ... III. Pelayan-pelayan dari firman Allah adalah pejabat-pejabat dan
pengawas-pengawas dari rumah dan keluarga ini. IV. Penyembahan
/ ibadah Allah adalah aktivitas terutama dari keluarga ini.].
Calvin (tentang Bil 18:20): “As to the present passage, God requires
tithes of the people for the maintenance of the tribe of Levi. ... there were
two different and special reasons for this payment of tithes, which God
ordained by Moses. First, because the land had been promised to the seed of
Abraham, the Levites were the legitimate inheritors of a twelfth part of it;
but they were passed over, and the posterity of Joseph divided into two tribes:
unless, therefore, they had been provided for in some other way, the
distribution would have been unequal. Again, forasmuch as they were employed in
the sanctuary, their labor was worthy of some remuneration, nor was it
reasonable that they should be defrauded of their subsistence, when they were
set apart for the performance of the sacred offices, and for the instruction of
the people. Two reasons are consequently laid down why God would have them
receive tithes from the rest of the people, viz., because they had no part in Israel,
and because they were engaged in the service of the tabernacle.” [= Berkenaan dengan text ini, Allah menuntut persembahan
persepuluhan dari bangsa itu untuk pemeliharaan suku Lewi. ... disana ada dua
alasan yang berbeda dan khusus untuk pembayaran persembahan persepuluhan ini,
yang Allah tentukan oleh Musa. Pertama, karena
tanah / negeri itu telah dijanjikan kepada keturunan Abraham, orang-orang Lewi
adalah pewaris-pewaris yang sah dari seperduabelas bagian darinya; tetapi
mereka dilewati, dan keturunan Yusuf dibagi menjadi dua suku: karena
itu, kecuali mereka telah dipelihara dengan cara lain, pembagian ini akan tidak
merata / tidak adil. Lalu, karena mereka dipekerjakan di tempat kudus, jerih payah mereka
layak mendapat suatu pemberian upah / gaji, juga merupakan sesuatu yang tak
masuk akal bahwa mereka harus kehilangan hal-hal pokok dari kehidupan mereka,
pada waktu mereka dipisahkan untuk melaksanakan tugas-tugas keramat / kudus,
dan untuk pengajaran bangsa / umat itu.
Sebagai akibatnya, dua alasan diberikan mengapa
Allah menghendaki mereka menerima persembahan persepuluhan dari sisa bangsa
itu, yaitu, karena mereka tidak mendapat
bagian di Israel, dan karena mereka terlibat dalam pelayanan dari Kemah Suci.] - hal 277-278.
Wycliffe Bible Commentary
(tentang 2Taw 31:2-5): “The Levites could devote
themselves to God’s work unhindered by secular pursuits only if they received
these ‘portions’ regularly (cf. Neh 13:10).” [= Orang-orang Lewi bisa membaktikan diri mereka sendiri pada
pekerjaan Allah tanpa halangan oleh pekerjaan sekuler hanya jika mereka
menerima ‘bagian-bagian’ ini secara teratur (bdk. Neh 13:10).].
Adam Clarke (tentang Ul 12:19): “‘Forsake not the Levite.’ These had no
inheritance, and were to live by the sanctuary: if therefore the offerings were
withheld by which the Levites were supported, they of course must perish. Those who have devoted themselves to the service of God in
ministering to the salvation of the souls of men, should certainly be furnished
at least with all the necessaries of life. Those who withhold this from
them sin against their own mercies, and that ordinance of God by which a
ministry is established for the salvation of souls.” [= ‘Janganlah meninggalkan orang-orang
Lewi’. Mereka tidak mendapatkan warisan, dan harus hidup oleh tempat kudus:
karena itu jika persembahan-persembahan ditahan dengan mana mereka disokong,
tentu saja mereka pasti binasa. Mereka yang telah
membaktikan diri mereka sendiri pada pelayanan Allah dalam pelayanan bagi
keselamatan dari jiwa-jiwa manusia, pasti harus disokong sedikitnya dengan
semua kebutuhan-kebutuhan hidup. Mereka yang menahan ini dari mereka
berdosa terhadap berkat-berkat mereka sendiri, dan hukum Allah itu dengan mana
suatu pelayanan diteguhkan untuk keselamatan dari jiwa-jiwa.].
Adam Clarke
(tentang Bil 18:21): “‘Behold, I have given the
children of Levi all the tenth.’ 1. The Levites had one-tenth of all the
productions of the land. 2. They had forty-eight cities, each forming a square
of 4,000 cubits. 3. They had 2,000 cubits of ground round each city. Total of
the land they possessed, 53,000 acres. 4. They had the first-fruits and certain
parts of all the animals killed in the land. Canaan contained about 11,264,000
acres; therefore the portion possessed by the Levites was rather less than as
one to two hundred and twelve; for 11,264,000 divided by 53,000, quotes only
212 28/53, - See Lowman, Dodd, etc. But though this was a very small proportion
for a whole tribe that had consented to annihilate its political existence,
that it might wait upon the service of God, and labour for the people’s souls;
yet let it be considered that what they possessed was the best of the land: and
while it was a slender remuneration for their services, yet their portion was such as rendered them independent, and
kept them comfortable; so that they could wait on the Lord’s work without
distraction. This is a proper pattern for the maintenance of the ministers of
God: let them have a sufficiency for themselves and families, that there may be
no distracting cares; and let them not be encumbered with riches or worldly
possessions, that they may not be prevented from taking care of souls.” [= ‘Lihatlah
/ sesungguhnya, Aku telah memberikan kepada orang-orang Lewi segala
persembahan persepuluhan’. 1. Orang-orang Lewi mendapatkan 1/10 dari semua
hasil tanah itu. 2. Mereka mempunyai / mendapatkan 48 kota, masing-masing membentuk 4000 hasta
persegi. 3. Mereka mendapat 2000 hasta tanah di sekeliling setiap kota. Total tanah yang
mereka miliki, 53.000 acres (kira-kira 21.200 hektar). 4. Mereka mendapatkan
hasil / buah pertama dan bagian tertentu dari semua binatang yang dibunuh di
negeri / tanah itu. Kanaan
terdiri dari 11.264.000 acres (sekitar 4.507.600 hektar); karena itu bagian
yang dimiliki oleh orang-orang Lewi adalah sedikit kurang dari 1/212; karena
11.264.000 dibagi dengan 53.000 hanyalah 212 28/53, - Lihat Lowman, Dodd, dsb.
Tetapi sekalipun ini adalah suatu bagian yang sangat kecil untuk seluruh suku
yang telah menyetujui penghilangan / penghapusan keberadaannya berhubungan
dengan politik / pemerintah, sehingga mereka bisa melayani pelayanan / ibadah
Allah, dan berjerih payah untuk jiwa-jiwa orang-orang / bangsa; tetapi
hendaklah dipertimbangkan bahwa apa yang mereka miliki adalah yang terbaik dari
tanah / negeri itu: dan sekalipun itu adalah suatu balasan yang kecil untuk
pelayanan-pelayanan mereka, tetapi bagian mereka
adalah sedemikian rupa sehingga menyebabkan mereka tak tergantung, dan menjaga
mereka nyaman; sehingga mereka bisa melayani pekerjaan Tuhan tanpa gangguan /
pikiran yang terpecah. Ini adalah suatu pola yang tepat / benar untuk
pemeliharaan dari pelayan-pelayan Allah: hendaklah mereka mendapatkan suatu
kecukupan untuk diri mereka sendiri dan keluarga mereka, sehingga disana tidak
ada kekuatiran yang mengganggu / memecah pikiran; dan hendaklah mereka tidak
dihalangi / dirintangi dengan kekayaan atau milik duniawi, sehingga mereka
tidak dicegah dari pemeliharaan jiwa-jiwa.].
Jamieson, Fausset & Brown (tentang
Bil 18:21-22): “‘I have given the children of
Levi.’ Neither the priests nor the Levites were to possess any allotments of
land, but to depend entirely upon Him who liberally provided for them out of
His own portion; and this law was subservient to many important purposes - such
as, that, being exempted from the cares and labours
of worldly business, they might be exclusively devoted to His service;
that a bond of mutual
love and attachment might be formed between the people and the Levites, who, as
performing religious services for the people, derived their subsistence from
them; and further, that being the more easily dispersed among the different
tribes: they might be more useful in instructing and directing the people.” [=
‘Aku telah memberikan kepada orang-orang Lewi’. Baik imam-imam maupun
orang-orang Lewi tidak boleh memiliki pembagian tanah / negeri apapun, tetapi
tergantung sepenuhnya kepada Dia yang dengan bebas memelihara mereka dari
bagianNya sendiri; dan hukum ini berguna bagi banyak tujuan-tujuan penting -
seperti, karena dibebaskan dari kekuatiran dan jerih
payah dari kesibukan duniawi, mereka bisa secara exklusif dibaktikan pada pelayananNya;
sehingga suatu ikatan
dari saling mengasihi dan menyayangi bisa dibentuk antara bangsa itu dan
orang-orang Lewi, yang, karena melakukan pelayanan-pelayanan agamawi bagi
bangsa itu, mendapatkan kebutuhan hidup mereka dari bangsa itu; dan selanjutnya,
bahwa karena dengan lebih mudah tersebar di antara suku-suku yang berbeda:
mereka bisa lebih berguna dalam mengajar dan mengarahkan bangsa itu.].
Catatan:
Jadi ada hubungan timbal balik dimana bangsa itu mendapatkan hal rohani
(pelayanan) dari orang-orang Lewi, dan sebaliknya orang-orang Lewi mendapatkan
hal jasmani (kebutuhan hidup) dari bangsa itu. INI
AKAN RUSAK TOTAL KALAU PERSEMBAHAN PERSEPULUHAN DIANGGAP SEBAGAI GAJI YANG
MENGHARUSKAN ORANG-ORANG LEWI MENJADI PELAYAN BANGSA ITU DAN BUKAN PELAYAN TUHAN!!!
Ini
sangat penting diperhatikan oleh jemaat kristen jaman sekarang yang banyak
sekali memperlakukan pendeta-pendetanya sebagai pelayan-pelayan mereka dan
bukan pelayan-pelayan Tuhan!
Barnes’ Notes (tentang 2Taw 31:4): “‘That they might be encouraged
...’ i.e. to devote themselves wholly to their proper work, the service of the
sanctuary and the teaching of God’s Law (2 Chron 17:7-9), and not engage in
secular occupations. Compare Neh 13:10-14.” [= ‘Supaya
mereka bisa didorong / dikuatkan ...’ yaitu membaktikan diri mereka sendiri
dengan sepenuhnya pada pekerjaan mereka yang benar, pelayanan dari tempat kudus
dan pengajaran hukum Taurat Allah (2Taw 17:7-9), dan tidak terlibat dalam
pekerjaan-pekerjaan sekuler. Bandingkan Neh 13:10-14.].
2Taw 17:7-9 -
“(7)
Pada tahun ketiga pemerintahannya ia mengutus beberapa pembesarnya, yakni
Benhail, Obaja, Zakharia, Netaneel dan Mikha untuk mengajar di kota-kota
Yehuda. (8) Bersama-sama mereka turut juga beberapa
orang Lewi, yakni Semaya, Netanya, Zebaja, Asael, Semiramot,
Yonatan, Adonia, Tobia dan Tob-Adonia disertai imam-imam
Elisama dan Yoram. (9) Mereka memberikan
pelajaran di Yehuda dengan membawa kitab Taurat TUHAN. Mereka mengelilingi
semua kota di
Yehuda sambil mengajar rakyat.”.
Neh 13:10-13 - “(10) Juga kudapati bahwa sumbangan-sumbangan bagi orang-orang Lewi tidak pernah
diberikan, sehingga orang-orang Lewi dan para
penyanyi yang bertugas masing-masing lari ke ladangnya. (11) Aku
menyesali para penguasa, kataku: ‘Mengapa rumah
Allah dibiarkan begitu saja?’ Lalu
kukumpulkan orang-orang Lewi itu dan kukembalikan pada tempatnya. (12) Maka
seluruh orang Yehuda membawa lagi persembahan persepuluhan dari pada gandum,
anggur dan minyak ke perbendaharaan. (13) Sebagai pengawas-pengawas perbendaharaan kuangkat imam Selemya dan
Zadok, seorang ahli kitab, dan Pedaya, seorang Lewi, sedang Hanan bin Zakur bin
Matanya diperbantukan kepada mereka, karena orang-orang itu dianggap setia.
Mereka diserahi tugas untuk mengurus pembagian kepada saudara-saudara mereka.”.
Pulpit Commentary (tentang 2Taw 31:5-19): “4. Abundantly. So extraordinary
was the outburst of liberality, that not only had the priests and Levites
obtained the most ample maintenance, having had enough to eat and plenty over
(ver. 10), but so fast came the people’s offerings in that they were obliged to
be piled up in heaps (ver. 6), ... The Christian Church might herein find an
example. It is poor policy, besides being unscriptural (Luke 10:7; 1 Cor 9:14),
for Churches or congregations to starve or underpay their ministers.” [= 4.
Dengan berlimpah-limpah. Begitu luar biasa ledakan dari kedermawanan itu,
sehingga bukan hanya imam-imam dan orang-orang Lewi mendapatkan pemeliharaan
yang sangat cukup, mempunyai cukup untuk dimakan dan berlebihan / sisanya
banyak (ay 10), tetapi begitu cepat datangnya persembahan dari bangsa itu
sehingga persembahan-persembahan itu harus ditumpuk dalam timbunan-timbunan (ay
6), ... Gereja Kristen bisa mendapatkan di sini
suatu teladan. Merupakan suatu kebijaksanaan yang buruk, disamping tidak
Alkitabiah (Luk 10:7; 1Kor 9:14), bagi Gereja-gereja atau jemaat-jemaat untuk
melaparkan atau membayar terlalu rendah pendeta-pendeta mereka.].
Catatan: ini tentu tak dimaksudkan bagi gereja yang memang tak mampu memberi
biaya hidup yang memadai bagi pendeta-pendetanya. Tetapi kalau gereja itu
mampu, dan tetap memberi biaya hidup yang tidak memadai, maka itu merupakan
kebijaksanaan yang buruk! Pendeta akan terpaksa mencari uang dengan cara lain,
dan itu berarti mengurangi waktu, tenaga, pikiran, yang seharusnya ia curahkan
semua untuk melayani gereja! Jadi akhirnya, yang dirugikan adalah gereja! PARA MAJELIS HARUS MEMPERHATIKAN HAL INI!
1Kor 9:7-14 - “(7) Siapakah yang pernah turut dalam peperangan atas biayanya
sendiri? Siapakah yang menanami kebun anggur dan tidak memakan buahnya? Atau
siapakah yang menggembalakan kawanan domba dan yang tidak minum susu domba itu?
(8) Apa yang kukatakan ini bukanlah hanya pikiran manusia saja. Bukankah hukum
Taurat juga berkata-kata demikian? (9) Sebab dalam hukum Musa ada tertulis:
‘Janganlah engkau memberangus mulut lembu yang sedang mengirik!’ Lembukah yang
Allah perhatikan? (10) Atau kitakah yang Ia maksudkan? Ya, untuk kitalah hal ini ditulis, yaitu
pembajak harus membajak dalam pengharapan dan pengirik harus mengirik dalam
pengharapan untuk memperoleh bagiannya. (11) Jadi, jika
kami telah menaburkan benih rohani bagi kamu, berlebih-lebihankah kalau kami
menuai hasil duniawi dari pada kamu? (12) Kalau orang lain mempunyai hak untuk
mengharapkan hal itu dari pada kamu, bukankah kami mempunyai hak yang lebih
besar? Tetapi kami tidak mempergunakan hak itu. Sebaliknya, kami menanggung
segala sesuatu, supaya jangan kami mengadakan rintangan bagi pemberitaan Injil
Kristus. (13) Tidak tahukah kamu, bahwa mereka yang melayani dalam tempat kudus
mendapat penghidupannya dari tempat kudus itu dan bahwa mereka yang melayani
mezbah, mendapat bahagian mereka dari mezbah itu? (14) Demikian pula Tuhan telah menetapkan, bahwa
mereka yang memberitakan Injil, harus hidup dari pemberitaan Injil itu.”.
Bible Knowledge Commentary (tentang Mal 3): “If the
Levites and priests would not receive the tithes and offerings, they would have
to turn to other means of supporting themselves. As a result, the temple
ministry would suffer. ... Since the temple was God’s house (v. 10), failure to
support its ministry was considered equal to robbing God Himself.” [= Jika
orang-orang Lewi dan imam-imam tidak menerima persembahan persepuluhan dan
persembahan-persembahan, mereka akan harus berbelok / beralih pada cara-cara
lain untuk menyokong diri mereka sendiri. Sebagai akibatnya, pelayanan Bait
Suci akan menderita / mengalami kerugian. ... Karena Bait Suci adalah rumah
Allah (ay 10), kegagalan untuk menyokong pelayanannya dianggap sama dengan merampok
Allah sendiri.].
John Benton (tentang Mal 3:8-9): “When God’s people will not give to the
support of God’s work, it has a very direct and practical effect upon their
influence. Perhaps a pastor is not well supported. He is forever worried about
the financial needs of his family. You cannot expect a man who is continually
plagued by such anxieties to produce the best sermons and teaching from God’s
Word. Perhaps the church meets in a tumbledown old building much in need of
renovation, but because of the lack of financial support, or willingness to
give time and effort to a working party, it remains in a state of disrepair.
All right. But outsiders are put off from entering such a building to hear the
gospel. They are not attracted into the building. So the influence of the
church declines. We cannot rob God without hurting ourselves. He wants us to
give to him.”
[= Pada waktu umat Allah tidak mau memberi untuk menyokong pekerjaan Allah, itu
mempunyai akibat langsung dan praktis pada pengaruh mereka. Mungkin seorang
pendeta tidak disokong dengan baik. Ia selamanya / selalu kuatir tentang
kebutuhan keuangan dari keluarganya. Kamu tidak bisa
mengharapkan seseorang yang terus menerus diganggu oleh kekuatiran-kekuatiran
seperti itu untuk menghasilkan khotbah-khotbah dan pengajaran yang terbaik dari
Firman Allah. Mungkin gereja itu bertemu di suatu bangunan tua yang
mau roboh yang ada dalam kebutuhan untuk direnovasi, tetapi karena kekurangan
sokongan keuangan atau kerelaan untuk memberi waktu dan usaha pada pihak yang
bekerja, itu tetap dalam suatu keadaan butuh diperbaiki. Baik. Tetapi
orang-orang luar ditolak untuk memasuki suatu bangunan seperti itu untuk
mendengar injil. Mereka tidak tertarik pada bangunan itu. Demikianlah pengaruh
dari gereja itu menurun. Kita tidak bisa merampok Allah tanpa melukai /
merugikan diri kita sendiri. Ia mau kita memberi kepadaNya.] - ‘Losing Touch With the Living God: The
Message of Malachi’ (Libronix).
The Biblical
Illustrator (tentang 1Kor 9:7-14): “2. Ministers should
preach to their own people on this subject.” [= 2. Pelayan-pelayan / pendeta-pendeta harus berkhotbah kepada umat
mereka sendiri tentang subyek / pokok ini.].
Catatan: banyak pendeta-pendeta yang
mata duitan yang terus-menerus berkhotbah tentang hal ini. Ini extrim kiri.
Tetapi pendeta-pendeta yang baik tak boleh menghindari extrim kiri dengan masuk
ke extrim kanan,
yaitu dengan menjadi begitu takut / sungkan kepada jemaat mereka, sehingga
tidak pernah memberitakan tentang hal ini sama sekali! Banyak jemaat yang, atau
tidak mengerti, atau tidak pernah memikirkan, tentang hal ini, dan karena itu
mereka perlu mendengar
pengajaran tentang hal ini!
The Biblical
Illustrator (tentang 1Kor 9:7-14): “4. If the church that
is able to pay a just compensation to their minister does not and will not do
it, their minister should leave them.” [= 4. Jika gereja yang bisa / mampu untuk memberi kompensasi yang
adil / benar / masuk akal kepada pendeta mereka dan tidak mau melakukannya,
pendeta mereka harus meninggalkan mereka.].
Catatan: pendeta harus berani bicara
terus terang, kalau memang ia kekurangan. Tetapi kalau terus tidak digubris,
maka keputusan drastis untuk meninggalkan gereja itu, bukanlah sesuatu yang
salah, mengingat bahwa ia juga tidak akan bisa melayani dengan baik, kalau
terus menerus ada dalam kekurangan.
Barnes’ Notes
(tentang 1Kor 9:14): “That
the command is that they shall ‘live’ zeen of the
gospel. It is not that they should grow rich, or lay up treasures, or speculate
in it, or become merchants, farmers, teachers, or bookmakers for a living; but
it is that they should have such a maintenance as to constitute a livelihood.
They should be made comfortable; not rich. They should receive so much as to
keep their minds from being harassed with cares, and their families from want
not so much as to lead them to forget their dependence on God, or on the
people.” [= Bahwa
perintahnya adalah bahwa mereka akan ‘hidup’ (ZEEN) dari injil. Bukan supaya
mereka menjadi kaya, atau menimbun harta, atau berspekulasi di dalamnya, atau
menjadi pedagang, petani, guru, atau pembuat buku untuk suatu penghidupan; tetapi itu
adalah supaya mereka mendapatkan suatu pemeliharaan sedemikian rupa sehingga
membentuk suatu nafkah. Mereka
harus dibuat nyaman; bukan kaya. Mereka harus menerima begitu banyak
sehingga menjaga / mencegah pikiran mereka dari gangguan terus menerus dari
kekuatiran, dan keluarga mereka dari kekurangan begitu banyak sehingga
membimbing mereka untuk melupakan ketergantungan mereka kepada Allah, atau
kepada umat.].
Catatan: ‘guru’ tentu
maksudnya guru sekuler. Dan ‘pembuat buku’ mungkin juga dalam arti sekuler. Bahkan
dalam arti rohanipun, kalau itu terlalu ditekankan, itu jelas merupakan sesuatu
yang salah! ‘Terlalu ditekankan’ misalnya kalau
ia terlalu banyak mengurusi pembuatan buku (baik dalam belajar untuk itu,
maupun dalam pembuatan / pencetakan buku itu sendiri), atau kalau ia membuat topik
khotbah, bukan yang sesuai dengan kebutuhan jemaatnya, tetapi yang akan laku
untuk dijual sebagai buku.
Matthew Henry
(tentang Ul 12): “IV. They are
commanded to be kind to the Levites. Did they feast with joy? The Levites must
feast with them, and rejoice with them, v. 12, and again, v. 18; and a general
caution (v. 19), ‘Take heed that thou forsake not the Levite as long as thou
livest.’ There were Levites that attended the altar as assistants to the
priests, and these must not be forsaken, that is, the service they performed
must be constantly adhered to; no other altar must be set up than that which
God appointed; for that would be to forsake the Levites. But this seems to be
spoken of the Levites that were dispersed in the country to instruct the people
in the law of God, and to assist them in their devotions; for it is the Levite
within their gates that they are here commanded to make much of. It is a great
mercy to have Levites near us, within our gates, that we may ask the law at
their mouth, and at our feasts to be a check upon us, to restrain excesses. And
it is the duty of people to be kind to their ministers that give them good
instructions and set them good examples. As long as we live we shall need their
assistance, till we come to that world where ordinances will be superseded; and
therefore as long as we live we must not forsake the Levites. The reason given
(v. 12) is because ‘the Levite has no part nor inheritance with you,’ so that
he cannot grow rich by husbandry or trade; let him therefore share with you in
the comfort of your riches. They must give the Levites their tithes and
offerings, settled on them by the law, because they had no other maintenance.” [= IV. Mereka diperintahkan untuk baik terhadap orang-orang Lewi.
Apakah mereka berpesta dengan sukacita? Orang-orang Lewi harus berpesta bersama
mereka, dan bersukacita dengan mereka, ay 12, dan lagi, ay 18; dan suatu peringatan umum (ay 19), ‘Hati-hatilah, supaya jangan engkau
melalaikan orang Lewi, selama engkau hidup.’ Di sana ada orang-orang Lewi yang melayani
mezbah sebagai pembantu-pembantu bagi imam-imam, dan mereka ini tidak boleh
ditinggalkan, artinya, pelayanan yang mereka lakukan harus secara terus menerus
disokong; tak ada mezbah lain boleh didirikan dari pada itu yang Allah
tetapkan; karena itu akan berarti meninggalkan orang-orang Lewi. Tetapi ini kelihatannya dibicarakan tentang orang-orang Lewi yang
tersebar di negeri untuk mengajar bangsa itu hukum Taurat dari Allah, dan untuk
membantu mereka dalam pembaktian mereka; karena adalah orang-orang Lewi di
dalam pintu-pintu gerbang mereka yang di sini mereka diperintahkan untuk
ditonjolkan. Merupakan suatu berkat yang
besar untuk mempunyai orang-orang Lewi dekat dengan kita, di dalam pintu-pintu
gerbang kita, sehingga kita bisa meminta hukum Taurat pada mulut mereka, dan di
pesta-pesta menjadi suatu kekang bagi kita, untuk mengekang hal-hal yang
berlebih-lebihan. Dan adalah kewajiban dari bangsa itu untuk baik pada pendeta-pendeta
mereka, yang memberi mereka pengajaran yang baik dan memberi mereka teladan
yang baik. Selama
kita hidup kita akan membutuhkan bantuan mereka, sampai kita sampai ke dunia
itu dimana hukum-hukum / peraturan-peraturan akan disingkirkan / digantikan;
dan karena itu selama kita hidup kita tidak boleh meninggalkan orang-orang
Lewi. Alasan yang diberikan (ay 12) adalah karena ‘orang-orang Lewi tidak
mendapat bagian atau warisan bersama kamu’, sehingga ia tidak bisa menjadi kaya oleh hasil tanah / ternak atau
perdagangan; karena itu hendaklah ia mendapat bagian bersama kamu dalam
penghiburan / kepuasan dari kekayaanmu. Mereka harus memberi orang-orang Lewi
persembahan persepuluhan dan persembahan mereka, ditetapkan kepada mereka oleh
hukum Taurat, karena mereka
tidak mempunyai pemeliharaan yang lain.].
Catatan:
dari bagian akhir kutipan di atas ini terlihat secara implicit bahwa kalau
pendeta punya pekerjaan lain yang menjadikan mereka kaya, mereka tidak perlu
disokong! Pendeta-pendeta hanya boleh punya pekerjaan lain (sekuler) kalau
gereja tidak bisa memberi sokongan yang mencukupi kehidupan mereka.
Pendeta-pendeta yang sudah dicukupi kebutuhan hidupnya, harus mengingat bahwa
tujuan pencukupan kebutuhan hidupnya itu adalah supaya ia membaktikan seluruh
hidupnya bagi pelayanan / Tuhan! Kalau ia tetap berusaha mendapatkan uang dari
hal-hal sekuler, ia adalah hamba uang dan bukan hamba Tuhan! Ini juga berlaku
untuk istri pendeta!
Matthew Henry
(tentang 2Taw 31:4-dst): “IV. He issued out an order to the inhabitants of Jerusalem first, v. 4 ... but which was
afterwards extended to, or at least admitted by, the cities of Judah, that they
should carefully pay in their dues, according to the law, to the priests and
Levites. This had been long neglected, which made the work to be neglected (for
a scandalous maintenance makes a scandalous ministry); but Hezekiah, having
himself been liberal, might with a good grace require his subjects to be just
to the temple service. And observe the end he aims at in recovering and
restoring to the priests and Levites their portion, that they ‘might be
encouraged in the law of the Lord,’ in the study of it, and in doing their duty
according to it. Observe here, 1. It is fit that ministers should be not only
maintained, but encouraged, that they should not only be kept to do their work,
but that they should also have wherewith to live comfortably, that they may do
it with cheerfulness. 2. Yet they are to be maintained, not in idleness, pride,
and luxury, but in the law of the Lord, in their observance of it themselves
and in teaching others the good knowledge of it.” [= IV.
Ia mengeluarkan suatu perintah pertama-tama kepada penduduk-penduduk Yerusalem,
ay 4 ... tetapi lalu / belakangan diperluas kepada, atau setidaknya diterima
oleh kota-kota Yehuda, bahwa mereka harus memberi
dengan teliti kewajiban pembayaran mereka, menurut hukum Taurat, kepada
imam-imam dan orang-orang Lewi. Ini telah
diabaikan untuk waktu yang lama, yang menyebabkan pekerjaan diabaikan (karena
suatu pemeliharan yang memalukan / tidak benar membuat / menyebabkan suatu pelayanan
yang memalukan / tidak benar); tetapi Hizkia, yang dirinya sendiri
adalah dermawan, bisa dengan suatu kasih karunia yang baik memerintahkan
warganya untuk menjadi benar terhadap pelayanan Bait Suci. Dan perhatikan tujuan yang ia arah / tuju dalam memulihkan
dan mengembalikan kepada imam-imam dan orang-orang Lewi bagian mereka, supaya
mereka ‘bisa didorong / dikuatkan dalam hukum Taurat dari Tuhan’, dalam
pembelajaran darinya, dan dalam melakukan kewajiban mereka sesuai dengannya.
Perhatikan di sini, 1. Adalah
cocok bahwa pelayan-pelayan bukan hanya harus dipelihara, tetapi didorong /
dikuatkan, sehingga mereka bukan hanya harus dijaga untuk melakukan pekerjaan
mereka, tetapi juga supaya dengan itu mereka bisa hidup dengan nyaman / tanpa
kekuatiran, supaya mereka bisa melakukannya dengan sukacita. 2. Tetapi mereka harus dipelihara, bukan dalam kemalasan, kesombongan, dan kemewahan,
tetapi dalam hukum Taurat Tuhan, dalam ketaatan mereka sendiri padanya dan
dalam pengajaran orang-orang lain pengetahuan yang baik tentangnya.].
The Bible Exposition Commentary (tentang Neh
12:44-47): “The people brought
their tithes and offerings, not only because it was the commandment of God, but
also because they were ‘pleased with the ministering priests and Levites’ (12:44,
NIV). The ministers at the temple were exemplary both in their personal purity
and in their obedience to God’s Word (vv. 30, 45). They conducted the worship,
not according to their own ideas, but in obedience to the directions given by
David and Solomon. When
believers have a godly ministry that exalts the Lord and obeys the Word, they
are only too glad to bring their tithes and offerings to support it. A worldly
ministry that seeks only to fulfill its own ambitions does not deserve the
support of God’s people.” [=
Orang-orang / bangsa itu membawa persembahan persepuluhan dan persembahan
mereka, bukan hanya karena itu adalah perintah Allah, tetapi juga karena mereka
‘senang dengan imam-imam dan orang-orang Lewi yang melayani’ (12:44, NIV).
Pelayan-pelayan di Bait Suci merupakan contoh / teladan baik dalam kemurnian
pribadi mereka dan dalam ketaatan mereka kepada Firman Allah (ay 30,45).
Mereka memimpin ibadah bukan sesuai dengan gagasan mereka sendiri, tetapi dalam
ketaatan pada pengarahan yang diberikan oleh Daud dan Salomo. Pada waktu orang-orang percaya
mendapatkan suatu pelayanan yang saleh yang meninggikan Tuhan dan mentaati
Firman, mereka juga sangat senang / gembira membawa persembahan persepuluhan
dan persembahan-persembahan mereka untuk mendukungnya. Suatu pelayanan yang
duniawi yang hanya berusaha untuk memenuhi ambisi-ambisinya sendiri, tidak
layak menerima dukungan dari umat Allah.].
Matthew Henry (tentang 2Taw 31:8): “It is
observable that after they had tasted the sweetness of God’s ordinance, in the
late comfortable passover, they were thus free in maintaining the temple
service. Those that experience the
benefit of a settled ministry will not grudge the expense of it.” [= Merupakan
sesuatu yang bisa diperhatikan bahwa setelah mereka
telah merasakan manisnya hukum / peraturan Allah, dalam Paskah yang nyaman
baru-baru ini (itu ada dalam 2Taw 30),
maka mereka royal dalam memelihara pelayanan Bait Suci. Mereka yang mengalami manfaat dari
suatu pelayanan yang tetap / beres tidak akan bersungut-sungut tentang biayanya.].
Matthew
Henry (tentang Neh 13:10-14): “The
better church-work is done the better will church-dues be paid.” [= Makin baik pekerjaan gereja
dilakukan, makin baik hak-hak gereja dibayar.].
Catatan: 3 kutipan di atas ini merupakan sesuatu yang sangat penting untuk
diperhatikan oleh para pendeta. Para pendeta
harus ingat bahwa kewajiban mereka yang terutama adalah belajar dan mengajar!
Kalau mereka tidak belajar, sehingga ajaran mereka tidak ada isinya, tak usah heran
kalau jemaat yang merasa ‘tidak mendapat apa-apa’ lalu tidak punya beban untuk
memberi kepada gereja, baik dalam hal persembahan biasa, maupun dalam
persembahan persepuluhan! Kalau mereka melayani secara asal-asalan, khususnya
dalam urusan khotbah / firman, dan jemaat tidak mendapat manfaat rohani apapun
dari pelayanan mereka, bagaimana mereka mau mengharapkan untuk disokong
sehingga bisa hidup dengan nyaman? Mereka tidak berhak mendapatkannya!
Sebaliknya, bagi jemaat, kalau mereka mempunyai pendeta yang memang melayani mereka
dengan baik, dan mereka mendapat manfaat rohani dari pelayanan itu, adalah
sangat buruk kalau mereka tetap tidak mau memberikan persembahan persepuluhan,
dan menyokong kehidupan dari pendeta mereka itu.
The Bible Exposition Commentary (tentang
Ul 12:17-19): “It’s a
basic principle in Scripture that those who serve the Lord and His people
should have the support of God’s people. ‘The laborer is worthy of his hire’
(Luke 10:7) and ‘those who preach the gospel should live from the gospel’ (1
Cor 9:14, NKJV). Believers who receive spiritual blessings from teachers and
preachers should share material blessings with them (Gal 6:6-10; 1 Tim
5:17-18). Paul saw the supporting gifts of God’s people as spiritual sacrifices
dedicated to the Lord (Phil 4:10-19). If all of God’s people practiced the kind
of giving described in 2 Cor 8-9, there would be no church debts, God’s
servants would be provided for, and the work of the Lord would prosper around
the world.” [= Merupakan suatu prinsip dasar dalam Kitab Suci
bahwa mereka yang melayani Tuhan dan bangsa / umatNya harus mendapat sokongan
dari bangsa / umat Allah. ‘Seorang pekerja patut mendapat upahnya’ (Luk 10:7)
dan ‘mereka yang memberitakan Injil harus hidup dari injil itu’ (1Kor 9:14,
NKJV). Orang-orang percaya yang menerima berkat-berkat rohani dari
pengajar-pengajar dan pengkhotbah-pengkhotbah harus membagi berkat-berkat
materi mereka bersama mereka (Gal 6:6-10; 1Tim 5:17-18). Paulus melihat
pemberian-pemberian sokongan dari umat Allah sebagai korban-korban rohani yang
didedikasikan kepada Tuhan (Fil 4:10-19). Seandainya semua umat Allah
mempraktekkan jenis pemberian yang digambarkan dalam 2Kor 8-9, di sana tidak
akan ada hutang gereja, pelayan-pelayan Allah akan dipelihara, dan pekerjaan
Tuhan akan berkembang di seluruh dunia.].
Catatan: saya tak setuju dengan penggunaan 2Kor 8-9 karena ini merupakan
persembahan bagi orang-orang Kristen yang miskin, bukan bagi gereja.
Luk 10:7 - “Tinggallah dalam rumah itu,
makan dan minumlah apa yang diberikan orang kepadamu, sebab seorang pekerja
patut mendapat upahnya. Janganlah berpindah-pindah rumah.”.
1Kor 9:13-14 - “(13)
Tidak tahukah kamu, bahwa mereka yang melayani dalam tempat kudus mendapat
penghidupannya dari tempat kudus itu dan bahwa mereka yang melayani mezbah, mendapat
bahagian mereka dari mezbah itu? (14) Demikian pula Tuhan telah menetapkan,
bahwa mereka yang memberitakan Injil, harus hidup dari pemberitaan Injil itu.”.
Gal 6:6 - “Dan baiklah dia, yang menerima
pengajaran dalam Firman, membagi segala sesuatu yang ada padanya dengan orang
yang memberikan pengajaran itu.”.
1Tim 5:17-18 - “(17)
Penatua-penatua yang baik pimpinannya patut dihormati dua kali lipat, terutama
mereka yang dengan jerih payah berkhotbah dan mengajar. (18) Bukankah Kitab
Suci berkata: ‘Janganlah engkau memberangus mulut lembu yang sedang mengirik,’
dan lagi ‘seorang pekerja patut mendapat upahnya.’”.
Fil 4:10-19 - “(10)
Aku sangat bersukacita dalam Tuhan, bahwa akhirnya pikiranmu dan perasaanmu
bertumbuh kembali untuk aku. Memang selalu ada perhatianmu, tetapi tidak ada
kesempatan bagimu. (11) Kukatakan ini bukanlah karena kekurangan, sebab aku
telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan. (12) Aku tahu apa itu
kekurangan dan aku tahu apa itu kelimpahan. Dalam segala hal dan dalam segala
perkara tidak ada sesuatu yang merupakan rahasia bagiku; baik dalam hal
kenyang, maupun dalam hal kelaparan, baik dalam hal kelimpahan maupun dalam hal
kekurangan. (13) Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi
kekuatan kepadaku. (14) Namun baik juga perbuatanmu, bahwa kamu telah mengambil
bagian dalam kesusahanku. (15) Kamu sendiri tahu juga, hai orang-orang Filipi;
pada waktu aku baru mulai mengabarkan Injil, ketika aku berangkat dari
Makedonia, tidak ada satu jemaatpun yang mengadakan perhitungan hutang dan
piutang dengan aku selain dari pada kamu. (16) Karena di Tesalonikapun kamu telah satu dua kali mengirimkan
bantuan kepadaku. (17) Tetapi yang kuutamakan bukanlah pemberian
itu, melainkan buahnya, yang makin memperbesar keuntunganmu. (18) Kini aku telah menerima semua yang perlu dari padamu,
malahan lebih dari pada itu. Aku berkelimpahan, karena aku telah menerima
kirimanmu dari Epafroditus, suatu persembahan yang harum, suatu korban yang
disukai dan yang berkenan kepada Allah. (19) Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan
kemuliaanNya dalam Kristus Yesus.”.
A. W. Pink:
“One
evil ever leads to another. God’s appointed method for the financing of the
work which He has been pleased to place in our hands, is that of tithing - the
strict setting aside one-tenth of all we receive, to be devoted to His cause.
Where the Lord’s people faithfully do this, there is never any shortage or
going into debt. Where tithing is ignored there is almost always a deficit, and
then the ungodly are asked to help or worldly methods are employed to raise
money. If we sow the wind, we must not be surprised if we reap the whirlwind.” [= Satu kejahatan selalu membimbing
kepada kejahatan yang lain. Metode yang Allah tetapkan untuk membiayai pekerjaan
yang telah Ia perkenan untuk tempatkan dalam tangan kita, adalah metode tentang
persembahan persepuluhan - penyisihan yang ketat sepersepuluh dari semua yang
kita terima, untuk diberikan pada perkaraNya. Dimana umat Tuhan melakukan ini
dengan setia, di sana
tidak akan pernah ada kekurangan atau hutang. Dimana persembahan persepuluhan
diabaikan di sana
hampir selalu ada suatu defisit, dan lalu orang-orang jahat / tak beriman
diminta untuk menolong atau metode-metode duniawi digunakan untuk mendapatkan uang.
Jika kita menabur angin, kita tidak boleh terkejut jika kita menuai puting
beliung (Hos 8:7).] -
‘Tithing’, hal 11 (AGES).
A.
W. Pink: “I
believe that God has appointed tithing as the solution of every financial
problem that can arise in connection with His work. While the children of Israel
practiced tithing there was no difficulty in maintaining the system of worship
that God had appointed. And if God’s people today practiced tithing, there
would be an end of all financial straits that are crippling so many Christian
enterprises. No church could possibly be embarrassed financially where its
members tithed.” [= Saya percaya bahwa Allah telah
menetapkan persembahan persepuluhan sebagai solusi dari setiap problem keuangan
yang bisa muncul dalam hubungan dengan pekerjaanNya. Pada waktu orang-orang Israel mempraktekkan persembahan persepuluhan di
sana tidak ada
kesukaran dalam memelihara sistim ibadah yang telah Allah tetapkan. Dan jika
umat Allah jaman sekarang mempraktekkan persembahan persepuluhan, di sana akan ada suatu akhir
dari semua kesukaran / keterbatasan keuangan yang melumpuhkan begitu banyak
usaha-usaha / kegiatan-kegiatan Kristen. Tak ada gereja bisa dipermalukan
secara keuangan dimana anggota-anggotanya memberi persembahan persepuluhan.] - ‘Tithing’,
hal 14 (AGES).
Keharusan mencukupi kebutuhan hidup hamba-hamba Tuhan ini
tetap sama dalam jaman Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru, dan karena itu
persembahan persepuluhan tetap merupakan keharusan dalam Perjanjian Baru.
-bersambung-