SEMINAR
PEMBAHASAN AJARAN
PDT. ERASTUS SABDONO
G. K. R. I. ‘GOLGOTA’
(Rungkut Megah Raya, blok D no 16)
Rabu, tanggal 7 November 2018, pk 19.00
PDT. BUDI ASALI, M. DIV.
SESSION V
CORPUS DELICTI (5)
===============Lanjutan kata-kata ES================
Yesaya 14:4 tertulis: maka Engkau akan memperdengarkan ejekan ini tentang raja Babel. Ejekan. Ketika ada orang menulis bahwa Erastus ngerti nggak bahwa itu ejekan. Oke. Kata ejekan MASAL, MASAL dalam bahasa aslinya. (ES menulis di papan) MASAL. Kata ejekan MASAL ini, saudaraku, ini sebenarnya juga bisa berarti nasihat, tegoran, peringatan. Kata amsal juga diterjemahkan MASAL, amsal. Nah saya tidak tahu mengapa di dalam bahasa kita ini digunakan kata ejekan. Sebenarnya kalau untuk kata ejekan digunakan dua kata yang lain yaitu HATHAL dan LAAB. HATHAL dan LAAB (ES menulis di papan). Kalau untuk kata ejekan mestinya itu kata ini HATHAL dan LAAB. Sedangkan untuk ini mestinya bukan ejekan, lebih berarti peringatan. Bisa berarti amsal, proverb; bukan mock, scornfully, sebab kalau mock scorn itu lebih, ya…lebih baik dari kata HATHAL atau LAAB. (MENIT 45) Jadi ketika ada orang mengkritik saya, itu kan kata ejekan. O ya sudah you belajar dulu bahasa Ibrani.
===============================================
Tanggapan Budi Asali:
1) Mari kita melihat kata-kata bahasa Ibrani yang diberikan oleh ES.
a) HATHAL muncul misalnya dalam Ayub 13:9.
Ayub 13:9 - “Apakah baik, kalau Ia memeriksa kamu? Dapatkah kamu menipu Dia seperti menipu manusia?”.
KJV: ‘Is it good that he should search you out? or as one man mocketh another, do ye so mock him?’ [= Apakah baik kalau Ia memeriksa kamu? atau seperti seseorang mengejek yang lain, apakah kamu mengejek Dia begitu?].
Menurut Bible Works, kata ini bisa diterjemahkan ‘mock’ [= mengejek] seperti dalam KJV, dan ‘deceive’ [= menipu], seperti dalam terjemahan LAI.
b) LAAB muncul dalam 2Taw 36:16.
2Taw 36:16 - “Tetapi mereka mengolok-olok utusan-utusan Allah itu, menghina segala firmanNya, dan mengejek nabi-nabiNya. Oleh sebab itu murka TUHAN bangkit terhadap umatNya, sehingga tidak mungkin lagi pemulihan.”.
KJV: ‘mocked’ [= mengejek].
Menurut Bible Works, kata ini berarti ‘joke’ [= menggoda / membuat lelucon] atau ‘jest’ [= menggoda].
c) Sekarang bagaimana dengan kata MASAL dalam Yes 14:4??
1. Kata Ibraninya seharusnya adalah MASHAL, bukan MASAL. ES selalu mengacaukan huruf Ibrani SHEEN (שׁ ) danSEEN (שׂ ).
2. Mari kita lihat dan bandingkan macam-macam terjemahan dari Yes 14:4 ini.
Yes 14:4 - “maka engkau akan memperdengarkan ejekan ini tentang raja Babel, dan berkata: ‘Wah, sudah berakhir si penindas sudah berakhir orang lalim!”.
KJV/NKJV: ‘proverb’ [= amsal].
ASV: ‘parable’ [= perumpamaan].
YLT: ‘simile’ [= tamsil / kiasan].
RSV/NIV/NASB: ‘taunt’ [= ejekan / hinaan].
Jadi, dilihat dari macam-macam terjemahan, jelas kata itu memang bisa diartikan ‘ejekan’! Memang ES lebih pintar bahasa Ibrani dari para penterjemah dari RSV/NIV/NASB???
3. Dalam Bible Works, kalau kita letakkan kursor di kata ‘proverb’ dalam KJV, maka akan muncul bermacam-macam arti, yaitu ‘proverb’ [= amsal], ‘parable’ [= perumpamaan], ‘aphorism’ [= pernyataan kebenaran yang singkat], ‘byword’ [= kata atau ungkapan yang sering dipakai / amsal / obyek ejekan], ‘similitude’ [= kemiripan / kiasan / alegori / perumpamaan].
Sedangkan kalau kursos diletakkan pada kata Ibrani MASHAL itu, akan muncul arti-arti ini: ‘saying’ [= pepatah / peribahasa], ‘proverb’ [= amsal], ‘warning’ [= peringatan], ‘simile’ [= tamsil / kiasan], ‘mocking song’ [= nyanyian ejekan]. Dan untuk yang terakhir ini diberi ayatnya, yaitu Mikha 2:4.
Mikha 2:4 - “Pada hari itu orang akan melontarkan sindiran tentang kamu dan akan memperdengarkan suatu ratapan dan akan berkata: ‘Kita telah dihancurluluhkan! Bagian warisan bangsaku telah diukur dengan tali, dan tidak ada orang yang mengembalikannya, ladang-ladang kita dibagikan kepada orang-orang yang menawan kita.’”.
KJV/ASV: ‘parable’ [= perumpamaan].
NKJV: ‘proverb’ [= amsal].
YLT: ‘simile’ [= tamsil / kiasan].
RSV: ‘taunt song’ [= nyanyian ejekan / hinaan].
NIV/NASB: ‘taunt’ [= ejekan / hinaan].
4. Kesimpulan saya: kata MASHAL memang bisa berarti ‘ejekan’! Bahwa kata itu mempunyai arti-arti lain, memang juga benar. Tetapi kalau kata itu mempunyai banyak arti, lalu apa alasan yang mengharuskan kita untuk mengambil arti yang dipilih oleh ES???
2) Terhadap kata-kata ES “O ya sudah you belajar dulu bahasa Ibrani.”, saya jawab, “Saya sudah belajar, dan hasilnya tetap sama.”. Memangnya hanya dia yang belajar bahasa Ibrani?
Saya bahkan tidak percaya ES betul-betul pintar bahasa Ibrani, tetapi seandainya ia memang pintar bahasa Ibrani, itu tidak menjamin tafsirannya pasti benar!
3) Kalaupun terjemahan ‘ejeken’ itu diganti dengan ‘peringatan’ atau ‘nasehat’ dan sebagainya, maka tetap saja itu tak akan mengubah arti dari text Yes 14 ini, dalam hubungannya dengan Lucifer sebagai nama dari Iblis!
Apakah ay 4 itu merupakan ‘ejekan’ atau ‘peringatan’ atau ‘nasehat’, tidak ada hubungannya dengan rumus-rumus Hermeneutics yang harus digunakan dalam menafsirkan apakah Lucifer dalam ay 12 itu memang menunjuk kepada Iblis atau bukan. Dan bagi saya, itu tetap menunjuk kepada raja Babel, bukan kepada Iblis.
JADI SEMUA PENJELASAN ES DI SINI TIDAK PUNYA POINT / KEKUATAN ARGUMENTASI SAMA SEKALI, DANTIDAK ADA GUNANYA SAMA SEKALI DALAM MENDUKUNG PANDANGANNYA BAHWA LUCIFER MERUPAKAN NAMA DARI IBLIS!!!
4) Dalam pelajaran yang lalu, kita melihat bahwa ES menyuruh melihat SELURUH perikop.
Tetapi di sini ia hanya melihat ay 4nya, dan lalu kembali ke ay 12. Sama sekali tak ada pembahasan seluruh perikop, dan pembahasan bahasa asli (Ibrani) dari ay 4nyapun tak ada gunanya sama sekali!
===============Lanjutan kata-kata ES================
Makanya stress juga kalau terjemahan bahasa Indonesia. Kita kadang-kadang juga hmm … (ES menghela nafas) berat, seperti ‘kebenaran’ diterjemahkan ‘harta yang sesungguhnya’ (Luk 16:11). Nanti satu kata diterjemahkan ‘kelegaan’ kata yang berikutnya, sama ini ANAPOUSO, diterjemahkan ‘ketenangan jiwa’ (Mat 11:28-29). Ini kan kalo orang mengerti bahasa asli alkitab jadi sulit, saudaraku.
===============================================
Tanggapan Budi Asali:
Ini lagi-lagi nyelonong ke tempat-tempat lain, yang sama sekali tak ada perlunya / gunanya. Dalam Luk 16:11 dan Mat 11:28-29 LAI memang salah terjemahan. Tetapi itu tidak berarti bahwa dalam Yes 14:4 LAI juga salah! Dan sudah saya tunjukkan bahwa kalaupun dalam Yes 14:4 itu terjemahan LAI salah, itu tidak mengubah apapun! Lucifer tetap tidak bisa dianggap sebagai nama Iblis!
===============Lanjutan kata-kata ES================
Memang bab-bab berikut, maksudnya pasal-pasal berikut di dalam Yesaya, ada ejekan-ejekan terhadap kesombongan raja Babel. Wah engkau sudah jatuh dari langit, hai Bintang Timur Putra Fajar. Engkau sudah dipecahkan dan jatuh ke bumi, hai mengalahkan bangsa-bangsa. Sebenarnya saudaraku sekalian, kalau ini dikatakan ejekan bukan tidak bisa, bisa tapi saya sudah mengatakan tadi untuk ejekan lebih, lebih ya… ke arah…mestinya menggunakan kata HATHAL dan LAAB bukanMASAL.
===============================================
Tanggapan Budi Asali:
1) ES bicara tentang pasal-pasal berikut, tetapi yang dikutip kembali adalah Yes 14:12. Ini kan lucu??
Di sini ES mengakui bahwa MASHAL memang bisa berarti ‘ejekan’! Dia berkata “SEBENARNYA saudaraku sekalian, kalau ini dikatakan ejekan BUKAN TIDAK BISA, BISA tapi saya sudah mengatakan tadi untuk ejekan lebih, lebih ya… ke arah…mestinya menggunakan kata HATHAL dan LAAB bukan MASAL”.
KALAU BISA, YA BISA. JANGAN DITAMBAHI LAGI SEHARUSNYA KALAU ‘EJEKAN’ PAKAI HATHAL ATAU LAAB. MEMANGNYA DIA SIAPA MAU MENDIKTE PARA PENULIS ALKITAB?
2) Pasal-pasal berikut sama sekali bukan tentang raja Babel! Yes 15-16 tentang Moab, Yes 17 tentang Damsyik, Yes 18 tentang negeri-negeri di seberang sungai-sungai Etiopia, Yes 19 tentang Mesir! Mari kita lihat bersama-sama (periksa melalui E-Sword).
===============Lanjutan kata-kata ES================
Wah engkau sudah jatuh dari langit Bintang Timur Putra fajar, engkau sudah dipecahkan dan jatuh ke bumi hai yang mengalahkan bangsa-bangsa. Kata “wah!” ... ini semua kan bisa mengesankan kurang serius, tapi ndak papa ya.. kalau kita sudah menemukan kata MASAL sudah cukup, saudara-saudara.
===============================================
Tanggapan Budi Asali:
Saya tak mengerti apa maksudnya omongan ES di sini. Kata ‘wah’ bisa mengesankan kurang serius??? Sudah menemukan kata MASAL sudah cukup???? No Comment!!
===============Lanjutan kata-kata ES================
Nah ini saudara ketahui bahwa yang dimaksud di sini adalah HEELEL BEN SACHAR, yang kemudian nanti di terjemahkan dalam bahasa Latin, Lucifer. Lucifer dari kata LOUSIFUR, ini Latin. Kata ini kemudian menjadi kata yang digunakan oleh King James dalam Alkitab, padahal terjemahan aslinya HEELEL BEN SACHAR. HEELEL, ini, saya tulis gampangannya saja ya, saudaraku. Kata ini penting, saudaraku, kata HEELEL ini penting, saudara, ya. HEELEL BEN SACHAR. Ini, kata ini penting - kata ini penting untuk HEELEL BEN SACHAR ini, maaf ini mesti rata.
===============================================
Tanggapan Budi Asali:
1) Sekarang ES kembali pada Yes 14:12 lagi. Mana pembahasan perikop yang ia bicarakan?
2) ES mengatakan “Kata ini kemudian menjadi kata yang digunakan oleh King James dalam Alkitab, padahal terjemahanaslinya HEELEL BEN SACHAR.”.
Mungkin ini sekedar merupakan suatu kecerobohan, tetapi tetap saya komentari. Kalau itu terjemahan, maka itu bukan bahasa asli. Kalau bahasa asli, itu bukan terjemahan. Jadi, bagaimana ES bisa mengatakan ‘terjemahan aslinya’??
3) Kata-kata bahasa Ibrani HEELEL BEN SACHAR seharusnya adalah HEYLEL BEN SHAKHAR. Lagi-lagi ini menunjukkan bahwa hanya dalam mentransliterasikan (menuliskan kata-kata Ibrani / Yunani ke dalam huruf-huruf Latin) saja ES berulangkali melakukannya secara kacau balau. Padahal hal ini seharusnya bisa dilakukan oleh orang yang belajar bahasa Ibrani hanya 1 semester saja.
4) Yang diterjemahkan menjadi Lucifer dalam KJV, seharusnya hanya kata Ibrani HEYLEL saja! Sedangkan BEN SHAKHAR diterjemahkan ‘putra fajar’ (LAI), ‘son of the morning’ (KJV), ‘son of the dawn’ (RSV/NIV/NASB).
5) Kata bahasa Latin LUCIFER dikatakan oleh ES sebagai berasal dari kata bahasa Latin LOUSIFUR???
Saya lihat dalam Kamus bahasa Latin (Collins Latin Dictionary), dan saya tidak bisa menemukan kata LOUSIFUR!!!
===============Lanjutan kata-kata ES================
TIDAK TERLALU JELAS apakah nama ini adalah nama sebelum oknum tersebut memberontak atau nama yang diberikan sesudah memberontak. Apakah nama ini sejajar dengan Mikhael, Gabriel. Kalau di dalam…. kitab yang tidak dikanonkan, ada Haniel, Rafael, Rafu (Rachu?), Sariel, Uriel, nama-nama malaikat.
===============================================
Tanggapan Budi Asali:
1) Kalau menurut ES hal ini begitu penting, mengapa bisa tidak jelas???
2) Bagi saya, LUCIFER bukan nama Iblis, baik sebelum, atau sesudah, ia memberontak / jatuh ke dalam dosa.
3) Lagi-lagi ES lari ke hal-hal lain yang sama sekali tak ada hubungannya. Apa urusannya / hubungannya kok tahu-tahu membahas nama-nama malaikat-malaikat, apalagi yang ada dalam kitab-kitab yang tak termasuk kanon??
4) Dan setahu saya, ES tidak menganggap Iblis dulunya adalah malaikat, tetapi ES menganggap Iblis itu dulunya adalah salah satu dari 3 anak Allah!!! Yesus adalah Anak Allah yang pertama, Lucifer yang kedua, dan Adam yang ketiga. Ini pandangan ES. Lalu mengapa sekarang ES membandingkan Lucifer / Iblis dengan malaikat-malaikat???
===============Lanjutan kata-kata ES================
HEELEL BEN SACHAR, dalam bahasa Inggris diterjemahkan Star of the Morning, Son of the Dawn. Kemudian hari kalau ada kata, apa namanya, kata Lucifer, LOUSIFUR ini kata yang muncul ketika Alkitab bahasa Yu ... Ibrani diterjemahkan dalam bahasa Latin yang dikenal sebagai Vulgata. Vulgata. Alkitab bahasa Latin, Vulgata “QUOMODO CECIDISTI DE CAELO LUCIFER QUI MANE ORIEBARIS CORRUISTI IN TERRAM QUI VULNERABAS GENTES” di situ baru menemukan kata Lucifer dari bahasa Latin ini.
===============================================
Tanggapan Budi Asali:
1) Tadi di atas ES mengatakan bahwa Lucifer diterjemahkan dari bahasa asli HEELEL BEN SACHAR, dan saya katakan itu salah, karena Lucifer merupakan terjemahan hanya dari kata HEYLEL-nya. Sekarang ES mengatakan HEELEL BEN SACHAR, dalam bahasa Inggris diterjemahkan ‘son of the dawn / morning’. Ini salah lagi, karena ‘son of the dawn / morning’ itu adalah terjemahan hanya dari kata-kata bahasa Ibrani BEN SHAKHAR-nya saja.
Saya kira dia sebetulnya mengerti hal ini, hanya saja dia ceroboh dalam menjelaskan. Padahal dia sering mengatakan ‘harus cermat’ dan sebagainya.
2) Apa gunanya ES membacakan seluruh Yes 14:12 dalam bahasa Latin? Apa motivasinya?? Silahkan pikirkan sendiri!
===============Lanjutan kata-kata ES================
(Menit 50) Kata Lucifer - LUC berarti cahaya, FER berarti pembawa, jadi pembawa cahaya. Jadi Lucifer berarti pembawa cahaya atau pembawa terang.
===============================================
Tanggapan Budi Asali:
Lihat dalam Latin Dictionary (Collins Latin Dictionary) di Libronix.
1) ES berkata kata ‘LUC’ berarti ‘cahaya’. Tetapi dalam kamus Latin ini, kata ‘LUC’ tidak ada. Yang ada adalah ‘LUX’ yang artinya ‘light’ [= terang], atau ‘LUCEO’ yang artinya ‘to shine’ [= bersinar].
2) ES berkata kata ‘FER’ berarti ‘pembawa’. Dalam kamus Latin ini, kata ‘FER’ juga tidak ada! Yang ada adalah ‘FERO’, yang artinya ‘to carry’ [= membawa].
Pesan saya:
a) Untuk jemaat: hati-hati pada waktu mendengar pengkhotbah yang menggunakan bahasa-bahasa asli, bahasa Latin dsb!!! Ketidak-akuratan seperti ini, bahkan yang lebih parah dari ini, sering terjadi!
b) Untuk pendeta / pengkhotbah, kalau memang tak menguasai bahasa itu, atau jangan menggunakannya, atau kalau tetap mau menggunakan, cari / pelajari dulu, sehingga tak terjadi hal-hal seperti ini!
===============Lanjutan kata-kata ES================
Apakah ia diciptakan untuk menjadi terang? Kalaupun benar, terang yang bagaimana? Sulit menemukan landasan kuatnya.
===============================================
Tanggapan Budi Asali:
Kalau ini penting mengapa Alkitab tidak menjelaskan sehingga ES tidak tahu?
===============Lanjutan kata-kata ES================
Dalam penjelasan di bagian lain ditunjukkan bahwa Bintang Timur itu menunjuk pada kekuasaan.
===============================================
Tanggapan Budi Asali:
1) Kalau dilihat dalam konkordansi, maka hanya ini ayat-ayat Alkitab yang menggunakan kata-kata ‘bintang Timur’:
a) Yes 14:12 - “‘Wah, engkau sudah jatuh dari langit, hai Bintang Timur, putera Fajar, engkau sudah dipecahkan dan jatuh ke bumi, hai yang mengalahkan bangsa-bangsa!”.
b) 2Pet 1:19 - “Dengan demikian kami makin diteguhkan oleh firman yang telah disampaikan oleh para nabi. Alangkah baiknya kalau kamu memperhatikannya sama seperti memperhatikan pelita yang bercahaya di tempat yang gelap sampai fajar menyingsing dan bintang timur terbit bersinar di dalam hatimu.”.
c) Wah 2:28 - “dan kepadanya akan Kukaruniakan bintang timur.”.
d) Wah 22:16 - “‘Aku, Yesus, telah mengutus malaikatKu untuk memberi kesaksian tentang semuanya ini kepadamu bagi jemaat-jemaat. Aku adalah tunas, yaitu keturunan Daud, bintang timur yang gilang-gemilang.’”.
Rasanya tak ada istilah ‘bintang timur’ dalam ayat manapun, yang artinya ‘kekuasaan’.
Mungkin Wah 2:28 yang ES maksudkan, tetapi saya sendiri tak beranggapan bahwa dalam ayat itu arti dari ‘bintang Timur’ adalah ‘kekuasaan’.
2) Dan seandainya memang istilah ‘bintang timur’ menunjuk pada ‘kekuasaan’, lalu apa gunanya omongan ini? Raja Babel juga mempunyai ‘kekuasaan’! Jadi, kata-kata ES ini sama sekali tak mempunyai kekuatan argumentasi apapun dalam membuktikan bahwa Lucifer adalah nama dari Iblis!
===============Lanjutan kata-kata ES================
Kata Lucifer ini juga diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris crescent moon. Ini yang dikenal dalam bahasa kita, bulan sabit.
===============================================
Tanggapan Budi Asali:
Saya juga tak tahu dari mana kata-kata ES ini berasal. Tak ada kebenarannya sama sekali.
Dalam kamus Latin / Collins Latin Dictionary (Libronix), LUNA = moon, crescent.
===============Lanjutan kata-kata ES================
Dalam Alkitab Perjanjian Lama yang diterjemahkan di dalam bahasa Yunani, yang dikenal (video ini mendadak berhenti, bersambung ke part 2, tetapi tidak nyambung dengan kata-kata ini, karena part 2 membahas Yeh 28).
Sekarang kita kembali pada apa yang dari mulanya kita bahas, yaitu ajaran ES tentang Corpus Delicti.
=================================================
KITA BACA ULANG BAGIAN AWAL DARI TULISAN ES.
=================================================
PERTAMA-TAMA SAYA INGIN MEMBERIKAN SUATU RALAT.
Dalam session ke 2 ada kesalahan (ini hanya untuk khotbah saya yang masuk ke Youtube, karena yang masuk ke face book sudah saya betulkan). Saya tulis:
Seharusnya:
Catatan: dalam tulisan ES di bawah ini, yang saya beri warna hijau sudah kita baca pada kali yang lalu. Yang warna hitam, adalah lanjutannya, yang kali yang lalu belum kita baca.
MENEMUKAN KEKRISTENAN YANG HILANG 5 – Menjadi “Corpus Delicti” (By Dr. Erastus Sabdono)
Sebenarnya Betapa Hebat makhluk yang disebut manusia itu. Kehebatannya bukan hanya terletak pada kemampuannya berpikir menciptakan teknologi dan seni budaya, tetapi manusia adalah satu-satunya makhluk di bumi yang diciptakan dengan kemampuan dapat menghormati Tuhan dengan sengaja dan sadar. Menghormati Tuhan artinya melakukan segala sesuatu sesuai dengan pikiran dan perasaan Tuhan serta rencana-Nya. Inilah ketaatan yang benar.
Hukum
Allah kita memiliki hukum dalam diri-Nya yang juga merupakan hakekat-Nya yang permanen. Di sini yang dimaksud dengan hukum bukan hanya bertalian dengan peraturan atau syariat, tetapi juga tatanan dan kodrat. Memang hukum tidak selalu berkaitan dengan peraturan. Hukum alam (Latin: lex naturalis) adalah sistem tatanan yang berlaku secara universal sebagai kodrat alami. Ini misalnya mencakup hukum Archimedes, hukum gravitasi universal Newton, dan sebagainya. Hukum yang ada pada Allah lebih mirip dengan sistem tatanan alam tersebut daripada peraturan. Seluruh tindakan Allah selalu berdasarkan hukum yang ada pada-Nya.
Dengan memahami bahwa di dalam diri Allah ada tatanan atau kodrat yang mendasari semua tindakan-Nya maka orang percaya akan menemukan jawaban mengapa Allah menciptakan manusia, mengapa harus ada dua pohon di tengah taman Eden, mengapa Tuhan Yesus harus mati, mengapa Ia kemudian bangkit, dan sebagainya. Hal ini akan membuka pengertian orang percaya terhadap kebenaran Alkitab yang menakjubkan dan membuktikan bahwa Kekristenan memuat kebenaran Allah yang tidak tertandingi.
Allah kita Allah yang tertib (2 Tim. 1:7). Ia memiliki tatanan di dalam diri-Nya, dan Ia juga konsisten dengan apa yang telah ditetapkannya sebagai aturan tersebut. Ia tidak akan pernah bertindak secara sembarangan tanpa tatanan. Di dalam diri-Nya ada tatanan dan Allah bertindak berdasarkan tatanan-Nya yang tentu saja mengekspresikan kebijakan-kebijakan dari kecerdasan-Nya yang tiada batas.
Pelanggaran Iblis
Iblis itu dahulu dikenal sebagai Lucifer, yang kemudian memberontak terhadap Allah.
==========Sekarang bagian yang belum kita baca==========
Mengapa Allah tidak serta-merta membinasakan atau menghukum Lucifer dan para malaikat yang terhasut olehnya untuk memberontak?
Maka timbullah peperangan di sorga. Mikhael dan malaikat-malaikatnya berperang melawan naga itu, dan naga itu dibantu oleh malaikat-malaikatnya, tetapi mereka tidak dapat bertahan; mereka tidak mendapat tempat lagi di sorga. Dan naga besar itu, si ular tua, yang disebut Iblis atau Satan, yang menyesatkan seluruh dunia, dilemparkan ke bawah; ia dilemparkan ke bumi, bersama-sama dengan malaikat-malaikatnya. (Wahyu 12:7-9)
Di dalam teks dari kitab Wahyu ini dikatakan bahwa Mikhael dan malaikat-malaikat Allah harus berperang melawan “naga” yang adalah gambaran Lucifer (Iblis) berserta dengan malaikat-malaikatnya. Mengapa bukan Allah sendiri yang bertindak, tetapi para malaikat-Nya yang berperang? Sulit dibantah adanya kesan bahwa iblis tidak mudah ditaklukkan. Ini sebetulnya berkaitan dengan hukum dalam diri Allah.
Pada akhirnya tersingkap bahwa bukan para malaikat yang bisa mengalahkan Iblis, melainkan darah Tuhan Yesus dan perkataan kesaksian mereka yang tidak menyayangkan nyawanya.
Dan aku mendengar suara yang nyaring di sorga berkata: “Sekarang telah tiba keselamatan dan kuasa dan pemerintahan Allah kita, dan kekuasaan Dia yang diurapi-Nya, karena telah dilemparkan ke bawah pendakwa saudara-saudara kita, yang mendakwa mereka siang dan malam di hadapan Allah kita. Dan mereka mengalahkan dia oleh darah Anak Domba, dan oleh perkataan kesaksian mereka. Karena mereka tidak mengasihi nyawa mereka sampai ke dalam maut. (Wahyu [12:10]-11)
Karena Allah tidak akan bertindak melanggar hukum atau tatanan akan diri-Nya inilah Lucifer berani melakukan tindakan nekat. Ia pasti memahami integritas Allah ini, sehingga memanfaatkan realitas tersebut untuk mewujudkan keinginannya.
Ini dapat kita simpulkan sebab sangatlah masuk akal kalau dipahami bahwa tidak mungkin Lucifer berani melawan Allah Bapa tanpa alasan yang kuat. Lucifer melihat peluang untuk bisa memenangi perlawanan terhadap Allah, sebab Allah tidak bisa bertindak di luar hukum keadilan-Nya. Lalu Lucifer mencoba mencari kesempatan untuk mendapat keuntungan dari realitas tersebut. Ia membawa dirinya dengan Allah pada suatu “pertarungan”. Ia “berjudi” dengan keputusannya sendiri dan berharap bisa memperoleh apa yang diinginkan, yaitu mengangkat diri sebagai penguasa, menyamai Allah. Mengenai hal ini Alkitab menggambarkannya sebagai berikut:
Engkau tak bercela di dalam tingkah lakumu sejak hari penciptaanmu sampai terdapat kecurangan padamu. Dengan dagangmu yang besar engkau penuh dengan kekerasan dan engkau berbuat dosa. Maka Aku membuang engkau dari gunung Allah dan kerub yang berjaga membinasakan engkau dari tengah batu-batu yang bercahaya. (Yehezkiel [28:15]-16)
Yang dimaksud dengan kecurangan pada diri Lucifer ini adalah upayanya untuk menyamai Tuhan. Ia diciptakan untuk mengabdi kepada Tuhan sepenuhnya, tetapi ternyata ia berdagang. Dalam teks aslinya kata “berdagang” terjemahan dari rekûllâyang bisa diterjemahkan “berdagang, mengedarkan, atau berjualan”. Ini jelas menunjuk kegiatan mencari keuntungan. Dengan mencari keuntungan maka Lucifer tidak lagi mengabdi kepada Tuhan, tetapi mencoba mencari kemuliaan bagi dirinya sendiri.
Mengapa Allah tidak membinasakan Lucifer saat itu juga ketika ia memberontak? Jawabannya adalah karena tindakan Lucifer tersebut harus dibuktikan telah terjadi dan merupakan tindakan yang salah.
Dalam hal ini - meminjam istilah hukum - dibutuhkan adanya suatu “corpus delicti.” Corpus delicti adalah prinsip bahwa seseorang tidak dapat diadili atau dihukum sebelum ada bukti bahwa kesalahan atau kejahatan telah dilakukan, atau perlu suatu “fakta substansial bahwa suatu kejahatan telah dilakukan”. Fakta ini diteguhkan oleh pernyataan Rasul Paulus di surat kepada jemaat di Roma:
Karena hukum Taurat membangkitkan murka, tetapi di mana tidak ada hukum Taurat, di situ tidak ada juga pelanggaran. (Roma [4:15])
Sebab sebelum hukum Taurat ada, telah ada dosa di dunia. Tetapi dosa itu tidak diperhitungkan kalau tidak ada hukum Taurat. (Roma [5:13])
Maksud dari ayat-ayat ini adalah, tanpa ada hukum yang diberikan dan diketahui oleh manusia, maka manusia tersebut tidak dapat dihukum atas suatu tindakan yang dilakukannya. Pernyataan ini membuka pikiran kita untuk memahami bahwa Allah bertindak dengan aturan yang sempurna. Itulah sebabnya Ia memberikan hukum Taurat untuk menyatakan bahwa semua manusia telah berbuat dosa.
Kaitannya dengan Lucifer, ia harus dinyatakan bersalah juga melalui pembuktian. Kalau seseorang mencuri mobil, perlu dibuktikan bahwa ada mobil yang hilang. Kalau seseorang membunuh, perlu dibuktikan dengan mayat korban pembunuhan tersebut. Tetapi kesalahan Lucifer adanya di dalam pikirannya, yaitu hendak menyamai Allah. Bagaimana ini dibuktikan? Tentu dengan menunjukkan adanya makhluk ciptaan Allah yang memiliki penghormatan yang benar kepada-Nya.
========Saya potong dulu kata-kata ES di sini==============
Tanggapan Budi Asali:
1) ES mengatakan bahwa kesalahan Lucifer adalah ‘berdagang’, yang ia katakan berasal dari kata bahasa Ibrani REKULLA, yang bisa diterjemahkan ‘berdagang, mengedarkan, berjualan’. Lalu ia katakan “Ini jelas menunjuk kegiatan mencari keuntungan”. Dan ia lalu menerapkan hal ini kepada Lucifer dengan berkata “Dengan mencari keuntungan maka Lucifer tidak lagi mengabdi kepada Tuhan, tetapi mencoba mencari kemuliaan bagi dirinya sendiri.”.
Tanggapan Budi Asali:
a) Dalam pelajaran-pelajaran yang lalu sudah saya buktikan bahwa Yeh 28 (sama seperti Yes 14) tidak bisa menunjuk kepada Iblis. Yes 14 menunjuk kepada raja Babel, dan Yeh 28 menunjuk kepada raja Tirus.
b) Kata Ibrani yang digunakan sebetulnya bukan REKULLA, seperti yang ES katakan, tetapi REKULLAH. Lagi-lagi ES salah dalam mentransliterasikan kata Ibrani.
Menurut Bible Works kata ini merupakan suatu kata benda, dan terjemahannya adalah ‘merchandise’ [= barang dagangan] atau ‘traffic’ [= perdagangan yang tidak sah / melanggar hukum]. Saya tidak mendapatkan arti ‘mengedarkan’ seperti yang dikatakan oleh ES. Tetapi ini tidak terlalu penting.
c) Dalam Yeh 28 itu kata ‘dagang’ muncul 3 x, yaitu dalam ay 5,16,18. Mari kita soroti ayat dimana kata itu muncul untuk pertama-kalinya.
Ay 4-5: “(4) Dengan hikmatmu dan pengertianmu engkau memperoleh kekayaan. Emas dan perak kaukumpulkan dalam perbendaharaanmu. (5) Karena engkau sangat pandai berdagang engkau memperbanyak kekayaanmu, dan karena itu engkau jadi sombong.”.
Ini jelas-jelas bukan menunjuk kepada Iblis tetapi kepada raja Tirus, yang dibicarakan sejak dari Yeh 28:2! Dengan kepandaian berdagang, ia menjadi kaya, dan mempunyai banyak emas dan perak. Dan semua ini yang membuat raja Tirus itu menjadi sombong!
Mari kita cek apakah orang-orang Tirus memang pandai berdagang.
Easton’s Bible Dictionary (dengan entry ‘Tyre’): “The commerce of the whole world was gathered into the warehouses of Tyre. ‘Tyrian merchants were the first who ventured to navigate the Mediterranean waters; ... It afterwards fell under the power of Alexander the Great, after a siege of seven months, but continued to maintain much of its commercial importance till the Christian era. ... ‘The purple dye of Tyre had a worldwide celebrity on account of the durability of its beautiful tints, and its manufacture proved a source of abundant wealth to the inhabitants of that city.’ ... It had two ports still existing, and was of commercial importance in all ages,” [= Perdagangan dari seluruh dunia dikumpulkan ke dalam gudang-gudang Tirus. ‘Pedagang-pedagang Tirus adalah yang pertama-tama yang melakukan usaha bisnis mengarah ke perairan Laut Tengah; ... Itu (Tirus) belakangan jatuh ke bawah kekuasaan dari Alexander yang Agung, setelah suatu pengepungan selama tujuh bulan, tetapi terus mempertahankan banyak dari kepentingan perdagangannya sampai jaman Kristen. ... ‘Warna (untuk mewarnai kain) ungu dari Tirus mempunyai suatu kemasyhuran di seluruh dunia berkenaan dengan sifat tahan lama dari cat / pewarnanya yang indah, dan pembuatan / industrinya memastikan suatu sumber kekayaan bagi penduduk dari kota itu’. ... Itu (Tirus) mempunyai dua pelabuhan yang tetap ada, dan merupakan suatu kepentingan perdagangan dalam semua jaman,].
Nelson’s Bible Dictionary (dengan entry ‘Tyre’): “Hiram I, the ruler of Tyre (980 B.C. - 947 B.C.), apparently began a colony at Tarshish in Spain. He fortified Tyre’s two harbors, one on the north of the city and one on the south. Tyrian ships began to dominate Mediterranean commerce. Their merchants were princes, the honorable of the earth (Isa 23:8). ... The most celebrated product of Tyrian commerce was the famous purple dye made from mollusks found on the shores near Tyre. This dye became a source of great wealth for Tyrians. In addition they produced metal work and glassware, shipping their products to and buying wares from peoples in remote parts of the earth (1 Kings 9:28).” [= Hiram I, penguasa dari Tirus (980-947 SM), rupanya memulai suatu koloni dari Tarsis di Spanyol. Ia memperkuat dua pelabuhan Tirus, satu di utara dari kota itu dan satu di selatan. Kapal-kapal Tirus mulai mendominasi perdagangan di Laut Tengah. Pedagang-pedagang mereka adalah pangeran-pangeran, orang-orang terhormat dari bumi / dunia (Yes 23:8). ... Hasil / produk yang paling terkenal dari perdagangan Tirus, adalah cat / pewarna ungu yang terkenal yang dibuat dari kerang-kerangan yang didapatkan di pantai-pantai dekat Tirus. Cat / pewarna ini menjadi suatu sumber dari kekayaan yang besar untuk orang-orang Tirus. Sebagai tambahan mereka menghasilkan pekerjaan logam dan barang pecah belah, mengangkut dengan kapal hasil-hasil mereka ke dan membeli barang-barang dari orang-orang / bangsa-bangsa di bagian-bagian terjauh dari bumi (1Raja 9:28).].
Kalau saudara menganggap kedua kutipan di atas sekedar sebagai omongan orang, yang belum tentu benar, maka mari kita sekarang melihat apa kata dari Alkitab / firman Tuhan! Ini saya tambahkan karena ada banyak orang tolol yang ‘alergi’ terhadap copas-an!
Yeh 27:1-7,9,12-25 - “(1) Datanglah firman TUHAN kepadaku: (2) ‘Hai engkau anak manusia, ucapkanlah suatu ratapan mengenai Tirus, (3) dan katakanlah kepada Tirus, yang terletak di pintu masuk lautan, dan yang BERDAGANG dengan bangsa-bangsa di banyak daerah pesisir: Beginilah firman Tuhan ALLAH: Hai Tirus, engkau berkata: aku kapal yang maha indah. (4) Wilayahmu di tengah lautan; ahli bangunmu membuat keindahanmu sempurna. (5) Seluruh badanmu mereka buat dari kayu sanobar Senir, mereka mengambil aras Libanon membuat bagimu tiang layar. (6) Pohon tarbantin dari Basan dipakai untuk dayungmu; geladakmu mereka buat dari tulang gading ditatahkan di cemara dari pantai Kitim. (7) Layarmu diperbuat dari lenan halus yang berwarna-warni dari tanah Mesir; itulah tandamu. Dan tendamu diperbuat dari kain ungu tua dan kain ungu muda dari pantai Elisa. ... (9) Tua-tua Gebal dengan ahli-ahlinya berada padamu hendak memperbaiki kerusakan-kerusakanmu. Segala kapal laut beserta anak kapalnya berlabuh padamu hendak menukarkan barang DAGANGANNYA. ... (12) Tarsis BERDAGANG dengan engkau dalam segala macam harta yang banyak; mereka menukarkan perak, besi, timah putih dan timah hitam ganti barang-barangmu. (13) Yawan, Tubal dan Mesekh BERDAGANG dengan engkau; mereka menukarkan budak-budak, barang-barang tembaga ganti barang-barang DAGANGANMU. (14) Dari Bet-Togarma mereka menukarkan kuda kereta, kuda tunggang dan bagal ganti barang-barangmu. (15) Orang Rodos BERDAGANG dengan engkau, banyak daerah pesisir menjadi daerah pasaranmu; mereka membawa kepadamu tulang gading dan kayu arang sebagai upeti. (16) Edom BERDAGANG dengan engkau karena banyaknya hasil-hasilmu; mereka menukarkan permata batu darah, kain ungu muda, pakaian berwarna-warna, kain lenan halus, karang dan batu delima ganti barang-barangmu. (17) Yuda dan tanah Israel BERDAGANG dengan engkau; mereka menukarkan gandum dari Minit, mur, madu, minyak dan balsam ganti barang-barang DAGANGANMU. (18) Damsyik BERDAGANG dengan engkau karena banyaknya hasil-hasilmu, karena segala macam barangmu yang banyak. Anggur dari Helbon, bulu domba dari Sakhar, (19) dan anggur ditukarkan mereka ganti barang-barangmu; besi yang sudah dikerjakan dari Uzal, kayu teja dan tebu ada di antara barang-barang DAGANGANMU. (20) Dedan BERDAGANG dengan engkaudalam kulit pelana untuk menunggang kuda. (21) Arab dan semua pemuka Kedar BERDAGANG dengan engkau dalam anak domba, domba jantan dan kambing jantan; dalam hal-hal itulah mereka BERDAGANG dengan engkau. (22) Pedagang Syeba dan Raema BERDAGANG dengan engkau; mereka menukarkan yang terbaik dari segala rempah-rempah dan segala batu permata yang mahal-mahal dan emas ganti barang-barangmu. (23) Haran, Kane, Eden, Asyur dan Kilmad BERDAGANG dengan engkau. (24) Mereka BERDAGANG di pasar-pasarmu dalam jubah-jubah yang maha indah, kain ungu tua, pakaian yang berwarna-warni, permadani yang beraneka warna dan tali berpilin yang teguh. (25) Kapal-kapal Tarsis membawa barang-barang DAGANGAN ini bagimu. Penuh dengan muatan berat engkau di tengah lautan. (26) Ke lautan luas pendayungmu membawa engkau. Tetapi badai timur melandamu di tengah lautan. (27) Hartamu, barangmu, DAGANGANMU, anak kapalmu dan pelaut-pelautmu, tukang-tukangmu dan pedagang-pedagangmu dengan semua prajurit-prajuritmu yang ada padamu, ya, bersama seluruh penumpang-penumpangmu, terbenam dalam lautan pada hari tenggelammu.”.
Jadi, jelas bahwa orang-orang Tirus memang hebat dalam berdagang!
Menafsirkan seperti yang ES lakukan, dengan menerapkan ini kepada Iblis (yang ia sebut Lucifer) merupakan penafsiran yang ‘out of context’ [= keluar dari kontextnya]. Kata ‘Iblis’ maupun nama ‘Lucifer’ bahkan sama sekali tidak muncul dalam Yeh 28 ini, tak peduli bahasa apa yang digunakan!
2) ES berkata: “Pelanggaran Iblis. Iblis itu dahulu dikenal sebagai Lucifer, yang kemudian memberontak terhadap Allah. Mengapa Allah tidak serta-merta membinasakan atau menghukum Lucifer dan para malaikat yang terhasut olehnya untuk memberontak?”.
Tanggapan Budi Asali:
Bagi saya, jawabannya sama sekali tidak rumit. Kalau Allah tidak melakukan hal itu, itu karena rencanaNya tidak seperti itu. Ia memang merencanakan kejatuhan Adam, dan dengan demikian kejatuhan semua keturunan Adam (kecuali Yesus), dan sekaligus Allah juga merencanakan penebusan dosa oleh Kristus. Semua yang sudah terjadi, bisa terjadi hanya karena itu merupakan rencana Allah. Rencana Allah tidak bisa gagal. Mari kita melihat beberapa ayat Alkitab yang mendukung pandangan ini.
Ayub 42:1-2 - “(1) Maka jawab Ayub kepada TUHAN: (2) ‘Aku tahu, bahwa Engkau sanggup melakukan segala sesuatu, dan TIDAK ADA RENCANAMU YANG GAGAL.”.
Maz 33:10-11 - “(10) TUHAN menggagalkan rencana bangsa-bangsa; Ia meniadakan rancangan suku-suku bangsa; (11) tetapi rencana TUHAN tetap selama-lamanya, rancangan hatiNya turun-temurun.”.
Yes 14:24,26-27 - “(24) TUHAN semesta alam telah bersumpah, firmanNya: ‘Sesungguhnya seperti yang Kumaksud, demikianlah akan terjadi, dan seperti yang Kurancang, demikianlah akan terlaksana: ... (26) Itulah rancangan yang telah dibuat mengenai seluruh bumi, dan itulah tangan yang teracung terhadap segala bangsa. (27) TUHAN semesta alam telah merancang, siapakah yang dapat menggagalkannya? TanganNya telah teracung, siapakah yang dapat membuatnya ditarik kembali?”.
Yes 25:1 - “Ya TUHAN, Engkaulah Allahku; aku mau meninggikan Engkau, mau menyanyikan syukur bagi namaMu; sebab dengan kesetiaan yang teguh Engkau telah melaksanakan rancanganMu yang ajaib yang telah ada sejak dahulu.”.
Yes 37:26 - “Bukankah telah kaudengar, bahwa Aku telah menentukannya dari jauh hari dan telah merancangnya dari zaman purbakala? Sekarang Aku mewujudkannya, bahwa engkau membuat sunyi senyap kota-kota yang berkubu menjadi timbunan batu,”.
Yer 4:28 - “Karena hal ini bumi akan berkabung, dan langit di atas akan menjadi gelap, sebab Aku telah mengatakannya, Aku telah merancangnya, Aku tidak akan menyesalinya dan tidak akan mundur dari pada itu.’”.
Dan tak ada apapun yang bisa terjadi, kecuali itu sudah direncanakan oleh Allah. Kalau ada yang bisa terjadi, tanpa direncanakan oleh Allah, maka Allah tak berdaulat atas hal itu. Allah yang tak berdaulat bukan Allah. Orang yang tidak percaya kedaulatan mutlak dari Allah, harus menjadi atheis!
R. C. Sproul: “That God in some sense foreordains whatever comes to pass is a necessary result of his sovereignty. ... everything that happens must at least happen by his permission. If he permits something, then he must decide to allow it. If He decides to allow something, then is a sense he is foreordaining it. ... To say that God foreordains all that comes to pass is simply to say that God is sovereign over his entire creation. If something could come to pass apart from his sovereign permission, then that which came to pass would frustrate his sovereignty. If God refused to permit something to happen and it happened anyway, then whatever caused it to happen would have more authority and power than God himself. If there is any part of creation outside of God’s sovereignty, then God is simply not sovereign. If God is not sovereign, then God is not God. ... Without sovereignty God cannot be God. If we reject divine sovereignty then we must embrace atheism.” [= Bahwa Allah dalam arti tertentu menentukan apapun yang akan terjadi merupakan akibat yang harus ada dari kedaulatanNya. ... segala sesuatu yang terjadi setidaknya harus terjadi karena ijinNya. Jika Ia mengijinkan sesuatu, maka Ia pasti memutuskan untuk mengijinkannya. Jika Ia memutuskan untuk mengijinkan sesuatu, maka dalam arti tertentu Ia menentukannya. ... Mengatakan bahwa Allah menentukan segala sesuatu yang akan terjadi adalah sama dengan mengatakan bahwa Allah itu berdaulat atas segala ciptaanNya. Jika ada sesuatu yang bisa terjadi di luar ijinNya yang berdaulat, maka apa yang terjadi itu menghalangi kedaulatanNya. Jika Allah menolak untuk mengijinkan sesuatu dan hal itu tetap terjadi, maka apapun yang menyebabkan hal itu terjadi mempunyai otoritas dan kuasa yang lebih besar dari Allah sendiri. Jika ada bagian dari ciptaan berada di luar kedaulatan Allah, maka Allah itu tidak berdaulat. Jika Allah tidak berdaulat, maka Allah itu bukanlah Allah. ... Tanpa kedaulatan Allah tidak bisa menjadi / adalah Allah. Jika kita menolak kedaulatan ilahi, maka kita harus mempercayai atheisme.] - ‘Chosen By God’, hal 26-27.
Bahwa Rencana Allah berhubungan dengan segala sesuatu, atau bahwa Allah telah menetapkan segala sesuatu, juga bisa terlihat dari kemaha-tahuan Allah.
Penjelasan:
a) Bayangkan suatu saat (minus tak terhingga) dimana alam semesta, malaikat, manusia, dsb belum diciptakan. Yang ada hanyalah Allah sendiri. Ini adalah sesuatu yang alkitabiah, karena Alkitab jelas mengajarkan bahwa Allah adalah Pencipta segala sesuatu (Kej 1 Yoh 1:1-3). Jadi, pasti ada suatu saat dimana belum ada apapun / siapapun kecuali Allah sendiri. Semua manusia yang waras harus menyetujui hal ini.
b) Pada saat itu, karena Allah itu maha tahu (1Sam 2:3), maka Ia sudah mengetahui segala sesuatu (dalam arti kata yang mutlak, tanpa perkecualian apapun) YANG AKAN TERJADI, termasuk semua dosa. Semua manusia yang waras harus menyetujui hal ini.
c) Segala sesuatu yang Allah ketahui akan terjadi itu, pasti terjadi persis seperti yang Ia ketahui. Semua manusia yang waras harus menyetujui hal ini.
d) Dengan kata lain, pada minus tak terhingga itu segala sesuatu itu sudah TERTENTU pada saat itu (perhatikan: saya belum menggunakan kata ‘ditentukan’, tetapi ‘tertentu’). Semua manusia yang waras harus menyetujui hal ini.
e) Kalau pada minus tak terhingga itu segala sesuatu yang akan terjadi sudah TERTENTU, pasti ada yang MENENTUKANsegala sesuatu itu (karena tidak mungkin hal-hal itu menentukan dirinya sendiri). Karena pada saat itu hanya ada Allah sendiri, maka jelas bahwa Ialah yang menentukan semua itu.
Siapapun yang tak menyetujui point ini harus memberikan jawaban alternatif terhadap pertanyaan ini: BAGAIMANA MUNGKIN PADA MINUS TAK TERHINGGA SEGALA SESUATU SUDAH TERTENTU?
JANGAN LARI DARI PERTANYAAN INI, JANGAN BERBELOK KEMANAPUN. JAWAB PERTANYAAN INI!
Kalau ia tidak bisa memberi jawaban alternatif, maka ia harus menerima jawaban saya: ‘Segala sesuatu sudah tertentu pada minus tak terhingga, KARENA ALLAH MENENTUKANNYA!’.
Jadi, mengapa Allah tak langsung menghancurkan Iblis pada saat ia memberontak / jatuh ke dalam dosa? Karena itu memang bukan rencanaNya!
Secara sama mengapa pada waktu Adam dan Hawa berbuat dosa, Allah tidak langsung membinasakan mereka dan membuang mereka ke neraka? Karena itu bukan rencana Allah! Dia merencanakan bahwa Adam dan Hawa harus mempunyai banyak keturunan, dan Dia merencanakan untuk menyelamatkan sebagian dari keturunan mereka. Dia merencanakan untuk menyelamatkan mereka melalu penebusan oleh Yesus Kristus.
Secara sama juga, kalau kita melihat orang-orang yang sangat jahat pada jaman ini, seperti ISIS dsb., mengapa Allah tidak langsung menghancurkan mereka? Lagi-lagi, karena itu bukan rencana Allah!
2) Kalau di atas saya sudah memberikan jawaban saya, maka sekarang kita akan melihat jawaban ES sendiri untuk pertanyaan pada no 1 di atas.
ES menjawab sebagai berikut:
“Sulit dibantah adanya kesan bahwa iblis tidak mudah ditaklukkan. Ini sebetulnya berkaitan dengan hukum dalam diri Allah. ... Karena Allah tidak akan bertindak melanggar hukum atau tatanan akan diri-Nya inilah Lucifer berani melakukan tindakan nekat. Ia pasti memahami integritas Allah ini, sehingga memanfaatkan realitas tersebut untuk mewujudkan keinginannya. ... Mengapa Allah tidak membinasakan Lucifer saat itu juga ketika ia memberontak?Jawabannya adalah karena tindakan Lucifer tersebut harus dibuktikan telah terjadi dan merupakan tindakan yang salah.”.
Tanggapan Budi Asali:
a) Saya setuju dengan prinsip bahwa Allah tak bisa bertindak menentang diriNya sendiri.
2Tim 2:12-13 - “(12) jika kita bertekun, kitapun akan ikut memerintah dengan Dia; jika kita menyangkal Dia, Diapun akan menyangkal kita; (13) jika kita tidak setia, Dia tetap setia, karena Dia tidak dapat menyangkal diriNya.’”.
Allah itu setia, Dia tidak bisa bertindak tidak setia. Dia tidak bisa tidak setia pada janjiNya, dan sebagainya.
b) Tetapi saya tidak percaya bahwa Allah harus membuktikan dulu dosa dari makhluk ciptaanNya yang manapun dan baru setelah itu berhak untuk menghukumnya!!!
Seorang hakim manusia, memang harus melihat bukti dari kejahatan seseorang, dan baru menjatuhkan hukuman. Itu disebabkan karena ia adalah manusia yang tidak maha tahu. Tanpa bukti, maka sangat mungkin ia menjatuhkan vonis yang salah!
Tetapi Allah bukan manusia yang tidak maha tahu. Kemahatahuan Allah menyebabkan Ia tahu, dengan suatu pengetahuan yang tidak bisa salah, tentang kesalahan-kesalahan apapun dari makhluk-makhluk ciptaanNya yang manapun, termasuk Iblis (yang ES sebut Lucifer).
Saya akan memberi beberapa contoh dari Alkitab:
1. Pada waktu Adam dan Hawa makan buah terlarang, Allah tidak perlu membuktikan bahwa mereka memang makan buah itu. Baca Kej 3 dan cari apakah Allah mencari / menunjukkan bukti kesalahan Adam dan Hawa?? PertanyaanNya dalam Kej 3:11b bukan berarti Dia tidak tahu, dan mencari informasi dari Adam.
Kej 3:11 - “FirmanNya: ‘Siapakah yang memberitahukan kepadamu, bahwa engkau telanjang? Apakah engkau makan dari buah pohon, yang Kularang engkau makan itu?’”.
Dia maha tahu, Dia tahu semua dengan pasti. Dia menanyakan pertanyaan itu, SUPAYA ADAM DAN HAWA MENGAKUI KESALAHANNYA!
Bahwa Adam dan Hawa dihukum jelas terlihat dari text ini:
Kej 3:16-19,23 - “(16) FirmanNya kepada perempuan itu: ‘Susah payahmu waktu mengandung akan Kubuat sangat banyak; dengan kesakitan engkau akan melahirkan anakmu; namun engkau akan berahi kepada suamimu dan ia akan berkuasa atasmu.’ (17) Lalu firmanNya kepada manusia itu: ‘Karena engkau mendengarkan perkataan isterimu dan memakan dari buah pohon, yang telah Kuperintahkan kepadamu: Jangan makan dari padanya, maka terkutuklah tanah karena engkau; dengan bersusah payah engkau akan mencari rezekimu dari tanah seumur hidupmu: (18) semak duri dan rumput duri yang akan dihasilkannya bagimu, dan tumbuh-tumbuhan di padang akan menjadi makananmu; (19) dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu, sampai engkau kembali lagi menjadi tanah, karena dari situlah engkau diambil; sebab engkau debu dan engkau akan kembali menjadi debu.’ ... (23) Lalu TUHAN Allah mengusir dia dari taman Eden supaya ia mengusahakan tanah dari mana ia diambil.”.
2. Pada waktu mau menghancurkan dunia dengan air bah pada jaman Nuh.
Kej 6:5-7 - “(5) Ketika dilihat TUHAN, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata, (6) maka menyesallah TUHAN, bahwa Ia telah menjadikan manusia di bumi, dan hal itu memilukan hatiNya. (7) Berfirmanlah TUHAN: ‘Aku akan menghapuskan manusia yang telah Kuciptakan itu dari muka bumi, baik manusia maupun hewan dan binatang-binatang melata dan burung-burung di udara, sebab Aku menyesal, bahwa Aku telah menjadikan mereka.’”.
Apakah Allah perlu membuktikan kesalahan mereka? Tidak sama sekali. Ia tahu kesalahan mereka, dan menghukum mereka berdasarkan pengetahuanNya itu!
3. Penghukuman Sodom dan Gomora dan kota-kota di sekitarnya.
Kej 18:17-21 - “(17) Berpikirlah TUHAN: ‘Apakah Aku akan menyembunyikan kepada Abraham apa yang hendak Kulakukan ini? (18) Bukankah sesungguhnya Abraham akan menjadi bangsa yang besar serta berkuasa, dan oleh dia segala bangsa di atas bumi akan mendapat berkat? (19) Sebab Aku telah memilih dia, supaya diperintahkannya kepada anak-anaknya dan kepada keturunannya supaya tetap hidup menurut jalan yang ditunjukkan TUHAN, dengan melakukan kebenaran dan keadilan, dan supaya TUHAN memenuhi kepada Abraham apa yang dijanjikanNya kepadanya.’ (20) Sesudah itu berfirmanlah TUHAN: ‘Sesungguhnya banyak keluh kesah orang tentang Sodom dan Gomora dan sesungguhnya sangat berat dosanya. (21) Baiklah Aku turun untuk melihat, apakah benar-benar mereka telah berkelakuan seperti keluh kesah orang yang telah sampai kepadaKu atau tidak; Aku hendak mengetahuinya.’”.
a. Ay 21 jelas menggunakan bahasa yang disebut Anthropomorphisme (bahasa yang menggambarkan Allah seakan-akan Dia adalah manusia). Bahasa ini tidak bisa tidak dipakai kalau kita mau mengerti tentang Allah atau membicarakan tentang Allah. Dan bahasa seperti ini tidak bisa, atau bahkan tidak boleh, diartikan secara strict / apa adanya!
Saya akan memberikan 2 contoh:
(1)Amsal 15:3 - “Mata TUHAN ada di segala tempat, mengawasi orang jahat dan orang baik.”.
Apakah ayat ini boleh diartikan apa adanya, yaitu bahwa Allah betul-betul mempunyai mata, dan mataNya ‘kececeran’ dimana-mana? Tentu saja tidak. Allah itu Roh (Yoh 4:24), dan karena itu tidak mungkin Ia mempunyai mata, apalagi mataNya ada dimana-mana! Ayat ini hanya bisa diartikan bahwa Allah itu ‘maha’ melihat, tak ada yang tersembunyi bagi Dia!
(2)Yer 3:7,19-20 - “(7) PikirKu: Sesudah melakukan semuanya ini, ia akan kembali kepadaKu, tetapi ia tidak kembali. Hal itu telah dilihat oleh Yehuda, saudaranya perempuan yang tidak setia. ... (19) Tadinya pikirKu: ‘Sungguh Aku mau menempatkan engkau di tengah-tengah anak-anakKu dan memberikan kepadamu negeri yang indah, milik pusaka yang paling permai dari bangsa-bangsa. PikirKu, engkau akan memanggil Aku: Bapaku, dan tidak akan berbalik dari mengikuti Aku. (20) Tetapi sesungguhnya, seperti seorang isteri tidak setia terhadap temannya, demikianlah kamu tidak setia terhadap Aku, hai kaum Israel, demikianlah firman TUHAN.”.
Kalau text ini diartikan secara apa adanya / hurufiah, maka text ini menunjukkan Allah salah pikir / salah kira, dan itu menunjukkan Allah tidak maha tahu! Sudah jelas kita tidak boleh menafsirkan seperti itu! Ini bahasa Anthropomorphisme!
Secara sama, pada waktu Kej 18:21 itu seakan-akan menunjukkan bahwa Allah ‘belum tahu’ akan dosa-dosa orang-orang dari Sodom dan Gomora, dan Ia turun untuk mengetahuinya, itu pasti tidak bisa ditafsirkan apa adanya, karena ini merupakan bahasa Anthropomorphisme.
Jamieson, Fausset & Brown (tentang Kej 18:21): “This language is used not in reference to a topographical descent from the Hebron hills to the cities of the plain, in the valley of the Jordan, but in the anthropomorphic style - after the manner of men.” [= bahasa / kata-kata ini digunakan bukan dalam hubungan dengan suatu penurunan yang bersifat topografik (berhubungan dengan permukaan daerah itu) dari bukit-bukit Hebron ke kota-kota di dataran itu, di lembah Yordan, tetapi dalam gaya anthropomorphik - menurut cara manusia.].
Bible Knowledge Commentary (tentang Kej 18:21): “Since the outcry of people against the grievous sins of Sodom and Gomorrah was so great, the Lord went to see if it was that bad. (Of course in His omniscience He knew the sins of Sodom and Gomorrah, but He wanted to demonstrate His justice to them.) If the sin of those people was ‘complete,’ they would be Judged.” [= Karena teriakan dari orang-orang terhadap / menentang dosa-dosa yang menyedihkan dari Sodom dan Gomora adalah begitu besar, Tuhan pergi untuk melihat apakah itu memang begitu buruk. (Tentu saja dalam kemahatahuanNya Ia tahu dosa-dosa dari Sodom dan Gomora, tetapi Ia mau mendemonstrasikan keadilanNya kepada mereka.) Jika dosa-dosa dari orang-orang itu sudah ‘genap / lengkap’, mereka akan dihakimi.].
b. Kata-kata yang saya beri warna biru harus ditafsirkan dengan memperhatikan kata-kata yang saya beri warna merah. Dan yang saya beri warna merah menunjukkan bahwa Allah tahu dosa-dosa mereka, dan Allah tahu / sudah memutuskan apa yang akan Dia lakukan! Jelas Dia tidak membutuhkan bukti apapun, dan Dia berhak untuk langsung menghukum.
c. Kalau kita membaca cerita lanjutannya, dan juga Kej 19, maka terlihat bahwa dua malaikat itu dikirim ke Sodom, bukan untuk melihat dosa-dosa orang Sodom, atau membuktikan dosa-dosa mereka, tetapi untuk menyelamatkan Lot dan keluarganya!
d. Juga perhatikan bahwa kedua malaikat itu hanya pergi ke Sodom (dimana Lot dan keluarganya tinggal) tetapi tidak ke Gomora, ataupun kota-kota lain, yang juga dihancurkan oleh Tuhan! Jadi, Dia memang tidak membutuhkan bukti apapun!
Kej 18:22 - “Lalu berpalinglah orang-orang itu dari situ dan berjalan ke Sodom, tetapi Abraham masih tetap berdiri di hadapan TUHAN.”.
Kej 19:1 - “Kedua malaikat itu tiba di Sodom pada waktu petang. Lot sedang duduk di pintu gerbang Sodom dan ketika melihat mereka, bangunlah ia menyongsong mereka, lalu sujud dengan mukanya sampai ke tanah,”.
Kej 19:12-13 - “(12) Lalu kedua orang itu berkata kepada Lot: ‘Siapakah kaummu yang ada di sini lagi? Menantu atau anakmu laki-laki, anakmu perempuan, atau siapa saja kaummu di kota ini, bawalah mereka keluar dari tempat ini, (13) sebab kami akan memusnahkan tempat ini, karena banyak keluh kesah orang tentang kota ini di hadapan TUHAN; sebab itulah TUHAN mengutus kami untuk memusnahkannya.’”.
Kej 19:24-25 - “(24) Kemudian TUHAN menurunkan hujan belerang dan api atas Sodom dan Gomora, berasal dari TUHAN, dari langit; (25) dan ditunggangbalikkanNyalah kota-kota itu dan Lembah Yordan dan semua penduduk kota-kota serta tumbuh-tumbuhan di tanah.”.
Bdk. Ul 29:23 - “seluruh tanahnya yang telah hangus oleh belerang dan garam, yang tidak ditaburi, tidak menumbuhkan apa-apa dan tidak ada tumbuh-tumbuhan apapun yang timbul dari padanya, seperti pada waktu ditunggangbalikkanNya Sodom, Gomora, Adma dan Zeboim, yakni yang ditunggangbalikkan TUHAN dalam murka dan kepanasan amarahNya--”.
Malaikat-malaikat itu hanya pergi ke Sodom, tidak ke Gomora, Adma ataupun Zeboim! Jadi, apakah dalam menghukum Tuhan perlu bukti?? Nonsense!
-bersambung-
Author : Pdt. Budi Asali,M.Div.
E-mail : buas22@yahoo.com
http://golgothaministry.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar