About us

Golgotha Ministry adalah pelayanan dari Pdt. Budi Asali,M.Div dibawah naungan GKRI Golgota Surabaya untuk memberitakan Injil ke seluruh dunia dan mengajarkan kebenaran firman Tuhan melalui khotbah-khotbah, pendalaman Alkitab, perkuliahan theologia dalam bentuk tulisan maupun multimedia (DVD video, MP3, dll). Pelayanan kami ini adalah bertujuan agar banyak orang mengenal kebenaran; dan bagi mereka yang belum percaya, menjadi percaya kepada Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadinya, dan bagi mereka yang sudah percaya, dikuatkan dan didewasakan didalam iman kepada Kristus.
Semua yang kami lakukan ini adalah semata-mata untuk kemuliaan nama Tuhan Yesus Kristus.

Kami mengundang dengan hangat setiap orang yang merasa diberkati dan terbeban didalam pelayanan untuk bergabung bersama kami di GKRI Golgota yang beralamat di : Jl. Raya Kalirungkut, Pertokoan Rungkut Megah Raya D-16, Surabaya.

Tuhan Yesus memberkati.

Rabu, 05 Desember 2018

PEMBAHASAN AJARAN ERASTUS SABDONO : CORPUS DELICTI (1)

SEMINAR


PEMBAHASAN AJARAN

PDT. ERASTUS SABDONO

G. K. R. I. ‘GOLGOTA’


(Rungkut Megah Raya, blok D no 16)

Rabu, tgl 3 Oktober 2018, pk 19.00

PDT. BUDI ASALI, M. DIV.

SESSION I


CORPUS DELICTI (1)

Pendahuluan.


Dalam video di Youtube ini ES sendiri menyuruh para pendengarnya untuk menguji segala sesuatu, 1Tes 5:21. Jadi, semua pendeta / pengkhotbah / Hamba Tuhan harus diuji, termasuk dia sendiri.
Catatan: ES = Pdt. Erastus Sabdono.

1Tes 5:21 - “Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik.”.

Ini sedikit transkrip dari khotbah itu:
===============================================
Menit 3.53 - 
Jadi kalau saudara menilai seseorang itu bukan berarti menghakimi. Sudah banyak orang Kristen yang bodoh dan salah kaprah dalam memahami hal ini. Tidak bisa membedakan antara menghakimi dan membedakan roh. Kalau membedakan roh berarti kita menilai apakah fenoma yang dia tangkap itu benar atau salah. Tanpa mengeksekusi atau memberikan hukuman atau punishment. Tetapi yang namanya menghakimi itu menilai salah atau benar lalu tok tok tok (suara ES memukul mimbar seperti Hakim pukulkan palu pada waktu beri vonis.) mengeksekusi memberikan hukuman. Kalau tidak kita hanya diam saja itu tidak menghakimi.
Justru kita harus menilai, justru kita harus sungguh-sungguh membedakan roh. Kita harus sungguh-sungguh menguji segala sesuatu. Nah, iblis merusak pikiran banyak orang dengan intimidasi itu: jangan menghakimi pendeta lho. Pendeta itu manusia. Kalau Yudas hari ini hidup dia jadi pendeta.
Benar saudaraku. Kalau tidak menilai, tidak menguji, kita bisa sesat. Maka saya katakan kepada saudara, uji, nilai,TERMASUK SAYA. Saudara uji, saudara nilai. SAYA MEMBUKA DIRI UNTUK DINILAI. Kalau saudara memandang bahwa yang berdiri di mimbar, di belakang mimbar itu, seorang jurubicara Tuhan, benar-benar memberkati, merubah cara berpikir saudara, merubah gaya hidup saudara, teruskan mendengarkan dia.
Tetapi kalau saudara merasa, menilai yang saudara dengar itu tidak merubah hidup saudara, tidak merubah cara berpikir saudara, saudara berhenti mendengarkan kotbah pendeta itu dan tinggalkan gerejanya. Fair. Cengli saudara.
Bapak ibu harus mengerti hal ini. Harus hati-hati saudaraku. Orang yang tidak mempersoalkan dengan serius hal ini menunjukkan bahwa ia tidak sungguh-sungguh mencari Tuhan guna menemukan kebenarannya. Harus anda persoalkan. Anda boleh menilai saya. Tapi toloong .. minta hikmat Tuhan, jangan mendengar orang bicara apa, saudara percayai.
Lalu saudara yakin ini benar, saudara jahat. Saudara jahat. Orang-orang seperti itu biasanya jahat. Menilai orang lain dari apa yang dia dengar dari orang itu. Itu salah.
Persoalkan dengan Tuhan. Buktikan.
Nah, sekarang saya tidak bermaksud membela diri atau mau mengatakan saya paling benar, tidak. Kita akan mati dan semua kita menghadap pengadilan Tuhan.
Tidak ada yang tersembunyi, semua telanjang nanti. Lho kok berani-beraninya kita menyembunyikan dosa, lalu kita tampil seakan-akan orang yang tidak punya dosa. Kan konyol saudara.
Nah kalau saudara punya nurani yang baik mendengar orang berbicara saudara bisa menilai orang ini kira-kira benar atau tidak.
Sekali dua kali tidak tahu, belum tahu. Tiga empat lima kali MESTI tahu. Apalagi kalau sudah belasan puluhan ratusan kali, saudara masih curiga padahal orang itu benar pasti saudara ini jahat. Jahat pasti. Nuraninya pasti busuk dan bengkok. Kita buktikan nanti di kekekalan. Kita lihat saja. Tapi kita jangan melawan orang-orang begitu. No need ga dibutuhkan. We shouldn't do this. Kita ndak perlu lakukan itu.
Saya mengajak saudara mempersoalkan siapa orang yang menurut saudara dari pimpinan Roh Kudus ya, juru bicara Tuhan.
Minta pimpinan Tuhan gereja mana yang menurut saudara-saudara dealer resmi yang menjual barang asli ibarat sebuah barang itu distributor yang asli, yang resmi.
Banyak barang palsu saudara. Saya dengan tulus ini mengajak saudara memperkarakan hal ini. Jangan saudara merasa saya menghakimi ini. O itu salah. Anda terintimidasi. Saudara harus menilai semua pendeta. Menguji semua roh,  tanpa bermaksud mengeksekusi. Artinya menghukum. Kita tidak menghukum. Saya menganjurkan semua orang Kristen harus menilai, menguji, mempertimbangkan.
Saya juga memberi diri untuk dinilai, tapi ingat, jangan menilai seseorang dari apa yang saudara dengar dari orang lain. You denger langsung orang itu. Atau kalau saudara tidak bisa mendengar langsung dari orang itu, saudara tanya Roh Kudus. Tanya Tuhan, jangan membuat kesimpulan sembarangan.
Kita harus menguji setiap roh. Roh di sini menunjuk kepada spirit atau gairah.
Ini jangan dilupakan ya, dibawa pulang ya. Uji semua pendeta. Uji semua gereja, pertimbangkan semua pendeta. Pertimbangkan semua gereja.

Membedakan roh bukan menghakimi. Ini penting. Saudara memakai barang palsu tidak menjadi masalah. Tetapi kalau minum obat palsu jadi masalah. Bisa sakit sampai mati. Ini firman, yang masuk pikiran. Wah, saudara bisa binasa saudara. Asli bisa binasa.
Kalau seorang Hamba Tuhan, pendeta, pembicara, harus diikuti terus perkataannya. Apakah dia mengalami progresif atau tambah turun, itu sudah menjadi indikasi kok ini bener nggak orang ini.
Tambah fanatik mencintai Tuhan tidak. Udah cukup jadi indikasi walaupun kita tidak bergaul dengan dia tiap hari.
Roh Kudus pasti bicara bahkan kadang-kadang saudara tidak kenal orangnya, orang baru crita saja. O saya punya saudara begini-begini, itu Roh bisa bicara: bohong, saudara dia itu begini. Langsung kok. Bisa. Itu bisa. Tidak selalu. Apalagi kalau langsung ketemu orangnya, langsung mendengar suaranya. Wah. Harus tahu. Kalau sampai tidak, wuah ini orang pasti bengkok dan tidak bisa dipercayai. Tidak bisa dipercayai.
Saudara jangan sampai menjadi orang yang tidak bisa dipercayai. Gampang curiga, gampang menilai, hanya karena kata orang, saudara jahat. Ingat kata-kata ini: sebagai pelayan Tuhan dan saya boleh mengaku juru bicara Tuhan, kita selesaikan nanti di pengadilan Tuhan, benarkah yang saya ucapkan. Miliki kepekaan dengan Roh Kudus untuk menilai orang. Semua harus dinilai, saya setuju, tapi Roh Kudus yang harus memimpin kita.
===============================================

Saya tambahkan ayat-ayatnya:

1Tes 5:20-21 - “(20) dan janganlah anggap rendah nubuat-nubuat. (21) Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik.”.

1Yoh 4:1 - “Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah percaya akan setiap roh, tetapi ujilah roh-roh itu, apakah mereka berasal dari Allahsebab banyak nabi-nabi palsu yang telah muncul dan pergi ke seluruh dunia.”.

Menurut saya, kata ‘roh’ dalam 1Yoh 4:1 itu menunjuk kepada ‘PENGAJAR FIRMAN’! Tafsiran ini akan membuat bagian awal dari 1Yoh 4:1 sesuai dengan bagian akhirnya, yang membicarakan banyak nabi-nabi palsu.

Ada beberapa hal yang ingin saya persoalkan:

1) Karena ES sendiri mengajar / menyuruh pendengarnya untuk menguji setiap pendeta / Hamba Tuhan, termasuk dia (ES) sendiri, maka seharusnya semua jemaat / pendukung ES harus mengijinkan pendeta-pendeta lain untuk menguji ES, bukan? Gak boleh sewot, marah, bukan? Apalagi sampai main gugat di pengadilan segala macam. Kalau jemaat / pendukung ES marah pada waktu ES diuji, berarti mereka marah kepada orang yang mau menuruti ajaran ES. Ini kan jadi lucu, bukan? Dalam mengadakan seminar ini, saya mengajak saudara semua untuk menguji ES, apakah memang dia ‘dealer resmi’ dari Tuhan!

Tadi di face book ada orang lihat pengumuman kita tentang seminar ini yang dishare oleh seseorang, dan lalu beri komen:“M. Div. kok kritik Doktor?”.

Kok lagi M. Div.??? Jemaat biasa saja harus periksa setiap khotbah dari pengkhotbah / pendeta dan sebagainya. Yang diberi kata-kata oleh Paulus dan Yohanes di atas itu jemaat biasa! Mereka disuruh menguji ajaran dari pengkhotbah!

Sekarang perhatikan ayat ini:

Kis 17:11 - “Orang-orang Yahudi di kota itu lebih baik (lebih mulia) hatinya dari pada orang-orang Yahudi di Tesalonika, karena mereka menerima firman itu dengan segala kerelaan hati dan setiap hari mereka menyelidiki Kitab Suci untuk mengetahui, apakah semuanya itu benar demikian..

Orang-orang Yahudi di Berea (ini orang Yahudi awam!) menyelidiki Kitab Suci untuk mengecek khotbah dari rasul Paulus, dan karena itu mereka disebut sebagai lebih mulia!!!

Karena itu saya abaikan saja komen model seperti itu, dan saya tetap akan bahas ajaran ES.

2) Saya tidak terlalu jelas apa yang ES maksudkan kita boleh / harus menguji, tetapi tak boleh mengeksekusi / menghukum. Apakah maksudnya kita tidak boleh menghakimi pendeta dengan kata-kata ‘sesat’, ‘nabi palsu’ dsb?? Kalau ini memang maksudnya, maka ada beberapa hal yang ingin saya berikan sebagai jawaban:

a) Saya sendiri, membedakan kata ‘salah’ dan ‘sesat’. Definisi saya tentang kata ‘sesat’ adalah ‘berbeda secara dasari dengan ajaran saya / ajaran yang benar’. Kalau perbedaannya bukan perbedaan dasar, saya hanya menyebut sebagai ‘salah’. Jadi, sebetulnya kata ‘sesat’ ini BUKAN PENGHINAAN. Kalau pendeta itu beda secara dasari dengan saya, itu pasti berlaku timbal balik. Dan itu berarti, kalau saya menganggap dia sesat, maka dia juga seharusnya menganggap saya sesat. Saya tak akan merasa terhina kalau ada orang yang saya anggap sesat, menganggap saya sebagai sesat. Itu sudah seharusnya. Istilah ‘nabi palsu’ sama saja.

b) Yesus sendiri menggunakan kata ‘sesat’ ini terhadap orang-orang Saduki.
Mat 22:29 - “Yesus menjawab mereka: ‘KAMU SESAT, sebab kamu tidak mengerti Kitab Suci maupun kuasa Allah!”.
Ini hanya salah satu contoh. Kalau saudara cari di konkordansi, maka saudara akan melihat Alkitab / rasul-rasul / Yesus sering menggunakan kata ini.

Mat 17:17 - “Maka kata Yesus: ‘Hai kamu angkatan yang tidak percaya dan yang SESAT, berapa lama lagi Aku harus tinggal di antara kamu? Berapa lama lagi Aku harus sabar terhadap kamu? Bawalah anak itu ke mari!’”.

Mark 12:27 - “Ia bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup. Kamu benar-benar SESAT!’”.

Luk 9:41 - “Maka kata Yesus: ‘Hai kamu angkatan yang tidak percaya dan yang SESAT, berapa lama lagi Aku harus tinggal di antara kamu dan sabar terhadap kamu? Bawa anakmu itu kemari!’”.

Fil 2:15 - “supaya kamu tiada beraib dan tiada bernoda, sebagai anak-anak Allah yang tidak bercela di tengah-tengah angkatan yang bengkok hatinya dan yang SESAT ini, sehingga kamu bercahaya di antara mereka seperti bintang-bintang di dunia,”.

Tit 3:11 - “Engkau tahu bahwa orang yang semacam itu benar-benar SESAT dan dengan dosanya menghukum dirinya sendiri.”.

2Pet 2:1 - “Sebagaimana nabi-nabi palsu dahulu tampil di tengah-tengah umat Allah, demikian pula di antara kamu akan ada guru-guru palsu. Mereka akan memasukkan pengajaran-pengajaran SESAT yang membinasakan, bahkan mereka akan menyangkal Penguasa yang telah menebus mereka dan dengan jalan demikian segera mendatangkan kebinasaan atas diri mereka.”.

Berani mengatakan mereka, khususnya Yesus, sebagai salah??? Yang berani, adalah orang SESAT!!

c) ES sendiri menyebut ajaran Calvinisme (sekalipun ia tak sebut ‘Calvinisme’ itu) tentang predestinasi (penentuan selamat / binasa) sebagai ‘salah’ (sekitar menit ke 8) dan orang-orang ‘Hyper grace’ sebagai ‘sesat’!!! (sekitar menit 28.30).

3) ES mengatakan bahwa kalau mau menilai orang, kita tanya Roh Kudus, dan Roh Kudus bisa jawab langsung. Saya percaya Roh Kudus bisa jawab langsung kalau Dia mau, dan mungkin kadang-kadang Dia mau. Tetapi Dia mengilhami para penulis Alkitab untuk menuliskan firman Tuhan itu untuk apa? Mari kita lihat apa fungsi dari Alkitab.

2Tim 3:16 - Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, UNTUK MENYATAKAN KESALAHAN, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.”.

Bagian awal ayat ini salah terjemahan.

NASB: All Scripture is inspired by God’ [= Seluruh Kitab Suci diilhamkan oleh Allah].

Jadi, ayat ini menunjukkan bahwa salah satu manfaat / fungsi Kitab Suci / Alkitab adalah ‘untuk menyatakan kesalahan’. Jadi, kalau saya mau menilai seorang pendeta, selain mendengar khotbah / membaca tulisannya, dan berdoa minta pimpinan Tuhan, saya juga membandingkan ajaran pendeta itu dengan Alkitab!!! Kita tidak bisa secara malas, hanya berdoa minta Roh Kudus tunjukkan, tetapi kita tidak mau belajar Alkitab! Firman Tuhan itu pedang Roh! Itu senjata yang Tuhan berikan kepada kita!

Ef 6:13-17 - “(13) Sebab itu ambillah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat mengadakan perlawanan pada hari yang jahat itu dan tetap berdiri, sesudah kamu menyelesaikan segala sesuatu. (14) Jadi berdirilah tegap, berikatpinggangkan kebenaran dan berbajuzirahkan keadilan, (15) kakimu berkasutkan kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera; (16) dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman, sebab dengan perisai itu kamu akan dapat memadamkan semua panah api dari si jahat, (17) dan terimalah ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu firman Allah,”.

Pada waktu dicobai di padang gurun, 3 x pencobaan Iblis oleh Yesus selalu dijawab dengan firman Tuhan!! Tetapi bagaimana kita bisa menggunakan firman Tuhan untuk menghadapi serangan setan, kalau kita tak pernah, atau tak dengan sungguh-sungguh, belajar firman Tuhan itu??

Calvin (tentang Mat 4:4)“Those who voluntarily throw away that armour, and do not laboriously exercise themselves in the school of God, deserve to be strangled, at every instant, by Satan, into whose hands they give themselves up unarmed.” [= Mereka yang secara sukarela membuang senjata itu, dan tidak melatih diri mereka sendiri dengan susah payah dalam sekolah Allah, layak dijerat, pada setiap saat, oleh Iblis, kedalam tangan siapa mereka menyerahkan diri mereka sendiri tanpa senjata.] - hal 214.

4) Ada satu hal yang menarik dari kata-kata ES dalam khotbah di atas ini. Saya kutip ulang katanya: “Nah kalau saudara punya nurani yang baik mendengar orang berbicara saudara bisa menilai orang ini kira-kira benar atau tidak. Sekali dua kali tidak tahu, belum tahu. Tiga empat lima kali MESTI tahu.”.

Tetapi saya lalu merasakan ada keanehan pada waktu saya mendengar video Youtube ini:

Mulai menit 4 sampai selesai (5.20) - ES berkata kurang lebih demikian:
“bacalah 70 lebih buku saya baru beri penilaian. ... bacalah buku-buku ini baru fair utk beri bantahan.”

Dengan membandingkan kedua ucapan ES di dua video Youtube ini sebetulnya saya sedang menguji ES.

Kata-katanya yang benar yang mana? Karena kedua kata-kata itu saling bertentangan, dan saya beranggapan 2 hal yang bertentangan / kontradiksi, paling banyak hanya satu yang bisa benar.
Di atas ia berkata kalau dengar orang itu “Sekali dua kali tidak tahu, belum tahu. Tiga empat lima kali MESTI tahu.”.

Tetapi di bawah, ES berkata dia menulis lebih dari 70 buku, dan kalau orang mau menilai dia / membantah dia, harus baca 70 lebih buku-bukunya, baru fair.
Kata-kata yang terakhir ini kelihatannya dipegang oleh banyak jemaat / pendukung ES, karena dalam debat / diskusi di face book, saya juga melihat kata-kata itu muncul. Pada waktu ada orang menyerang ajaran ES, mereka tanya, sudah baca semua buku ES atau nggak?

Yang benar yang mana?

Kalau saya harus menilai kedua kata-kata ES ini, saya menganggap keduanya tidak benar atau setidaknya belum tentu benar.

Untuk kata-kata pertama, itu bisa benar, karena memang mendengar seorang pendeta berkhotbah beberapa kali bisa / memungkinkan kita untuk tahu orang itu benar atau sesat. Tetapi tidak ‘MESTI’ tahu! Karena, misalnya pendeta itu diundang untuk berkhotbah dengan topik yang bukan termasuk dalam hal dimana dia sesat, kita tidak akan mendengar kesesatannya. Juga kalau pendeta itu ‘seekor bunglon’, yang selalu menyesuaikan ajarannya dengan tempat dimana ia berkhotbah, maka kita mendengar dia berkhotbah 100 x pun kita bisa tak tahu kalau dia sesat.

Bagaimana dengan kata-kata ES yang kedua? Ini saya anggap sangat tidak masuk akal. Harus membaca 70 lebih buku-bukunya baru bisa menilai secara fair???

Saya beri contoh-contoh sebagai ilustrasi supaya saudara bisa melihat betapa tidak masuk akalnya kata-kata ES di sini:

a) Kalau saya beli makanan di sebuah restoran dan tahu-tahu saya mendapati bahwa makanan itu ada kecoaknya, apakah saya harus beli dan makan dulu semua jenis masakan yang ada di restoran itu baru boleh menilai restoran itu sebagai ‘jorok’??

b) Kalau saya pesan barang online, saya bayar, barang tak dikirim, apakah saya harus pesan / beli semua jenis barang yang ada di toko itu, baru boleh menilai secara fair bahwa toko itu tidak bisa dipercaya???

c) Kalau ada seorang pendeta yang dalam khotbahnya mengajak jemaat untuk menyembah berhala, atau mengatakan bahwa Yesus itu setan, haruskah kita baca semua buku yang dia tulis, mendengar semua khotbah yang pernah dia khotbahkan, baru secara fair bisa menilai pendeta itu sesat atau tidak???

Mari kita membandingkan dengan:

Ul 13:1-5 - “(1) Apabila di tengah-tengahmu muncul seorang nabi atau seorang pemimpi, dan ia memberitahukan kepadamu suatu tanda atau mujizat, (2) dan apabila tanda atau mujizat yang dikatakannya kepadamu itu terjadi, dan ia membujuk: Mari kita mengikuti allah lain, yang tidak kaukenal, dan mari kita berbakti kepadanya, (3) maka janganlah engkau mendengarkan perkataan nabi atau pemimpi itu; sebab TUHAN, Allahmu, mencoba kamu untuk mengetahui, apakah kamu sungguh-sungguh mengasihi TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu. (4) TUHAN, Allahmu, harus kamu ikuti, kamu harus takut akan Dia, kamu harus berpegang pada perintah-Nya, suara-Nya harus kamu dengarkan, kepada-Nya harus kamu berbakti dan berpaut. (5) Nabi atau pemimpi itu haruslah dihukum mati, karena ia telah mengajak murtad terhadap TUHAN, Allahmu, yang telah membawa kamu keluar dari tanah Mesir dan yang menebus engkau dari rumah perbudakan--dengan maksud untuk menyesatkan engkau dari jalan yang diperintahkan TUHAN, Allahmu, kepadamu untuk dijalani. Demikianlah harus kauhapuskan yang jahat itu dari tengah-tengahmu.”.

Ul 18:20-22 - “(20) Tetapi seorang nabi, yang terlalu berani untuk mengucapkan demi nama-Ku perkataan yang tidak Kuperintahkan untuk dikatakan olehnya, atau yang berkata demi nama allah lain, nabi itu harus mati. (21) Jika sekiranya kamu berkata dalam hatimu: Bagaimanakah kami mengetahui perkataan yang tidak difirmankan TUHAN? -- (22) apabila seorang nabi berkata demi nama TUHAN dan perkataannya itu tidak terjadi dan tidak sampai, maka itulah perkataan yang tidak difirmankan TUHAN; dengan terlalu berani nabi itu telah mengatakannya, maka janganlah gentar kepadanya.’”.

Dalam kedua kasus di atas, Tuhan tidak menyuruh untuk membaca dulu semua tulisan nabi palsu itu, atau mendengar dulu semua khotbahnya, tetapi langsung memvonisnya!

Dari sini sebetulnya kita sudah menguji ES. Simpulkan sendiri kata-kata ES sesuai dengan Alkitab atau tidak.

I) Corpus Delicti.

Corpus Delicti ini jelas merupakan istilah asing. Mengapa ES menggunakan bahasa asing? Bahasa Latin laginya! ES juga sangat banyak menggunakan bahasa Ibrani dan bahasa Yunani dalam khotbah-khotbahnya. Apakah ES memang pintar bahasa Latin, bahasa Ibrani, dan bahasa Yunani???

Perhatikan video Youtube yang terakhir tadi: https://www.youtube.com/watch?v=6K6C-eyAH68&feature=youtu.be

Dalam Menit 4-5: ES mengatakan bahwa sebagai rektor ia harus menguasai bahasa asli Alkitab dan karena itu ia susun buku-buku ini.

Tanggapan saya:

1) Apa hubungannya menguasai bahasa asli dengan susun buku?? Memang dengan tulis buku-buku lalu bisa maju dalam pengertian bahasa asli Alkitab???

2) Tetapi, yang terutama, apakah ES memang menguasai bahasa asli Alkitab?
Saya menemukan pengakuan-pengakuan ES sendiri yang saling bertentangan dalam hal penguasaannya tentang bahasa asli Alkitab.

a) Dalam khotbah yang tadi, menit ke 4-5, ES mengaku menguasai bahasa asli Alkitab.

Juga dalam khotbahnya tentang Allah Tritunggal ia mengakui ia menguasai bahasa-bahasa asli Alkitab ini.
Lihat Menit ke 8:30-9:15 (Yunani), dan menit 23:45-24:00 (Ibrani).

b) Dalam khotbahnya ‘Iman datang dari pendengaran’ ia mengakui ia bukannya pinter tetapi ia hanya menyampaikan apa yang ada dalam dictionary.
Lihat menit ke 1:30-2:30.

Saya bingung, mana yang benar dari kata-katanya ini.

Jadi, saya mencoba untuk memeriksa lebih jauh dari khotbah-khotbah ES di Youtube bagaimana penguasaan ES tentang bahasa-bahasa tersebut.

Sebelum saya memeriksa / menilai ES dalam hal bahasa, saya ingin tegaskan bahwa saya sendiri tak pernah mengclaim diri saya sebagai ahli bahasa asli, karena memang tidak demikian. Saya tahu kalau mau menguasai bahasa asli, dan juga menguasai theologia dan exposisi, orangnya harus betul-betul kutu buku yang bisa belajar pagi sampai malam, dan juga ingatannya sangat kuat. Kalau tidak, dan orang itu memaksakan diri belajar bahasa asli, maka ia akan berakhir dengan hanya tahu bahasa asli, dan tidak tahu apa-apa tentang theologia maupun exposisi. Saya tahu saya tidak memenuhi syarat untuk bisa menjadi orang yang menguasai semua. Karena itu saya memang tidak berusaha untuk menguasai bahasa asli Alkitab. Kalau saya menggunakan bahasa asli dalam khotbah, itu saya dapatkan dari buku-buku tafsiran / theologia, dan juga dari Bible Works, dan kamus dan sebagainya.

Sekarang mari kita memeriksa penguasaan ES tentang bahasa-bahasa tersebut di atas.

1. Penguasaan ES tentang bahasa Latin.
Bahwa dalam banyak video khotbah ES di Youtube diawali dengan tulisan SolaGracia, menurut saya sudah menunjukkan ES tidak tahu bahasa Latin. Karena bahasa Latinnya seharusnya adalah SOLA GRATIA [= grace alone{= hanya kasih karunia}], dan bukannya SOLA GRACIA (GRACIA adalah kata bahasa Spanyol).

Juga dalam salah satu khotbahnya ES menggunakan kata ‘indulgencia’.
(Menit ke 15 dari khotbahnya dalam https://www.youtube.com/watch?v=fCWTojyJhAE&app=desktop).
Kalau dia mau gunakan kata bahasa Latin, maka seharusnya INDULGENTIA.

Sebagai informasi, dalam bahasa Latin, huruf ‘t’ dibaca sebagai ‘t’, jadi beda dengan Inggris. Contoh lain: COMMUNICATIO IDIOMATUM dalam dunia Kristologi.

Ini saya tahu bukan karena saya bisa bahasa Latin, tetapi saya tahu dari dosen saya yang memang pintar bahasa Latin.

2. Penguasaan ES tentang bahasa Ibrani.

a. Dalam khotbahnya tentang neraka, ES mengatakan kata Yunani GEHENNA berasal dari bahasa Ibrani GE HINNOM, yang ia artikan sebagai ‘meratap’. Ini kan jadi kata kerja. Padahal kata Ibrani GE itu kata benda, yang artinya ‘valley’ [= lembah], dan kata Hinnom, juga adalah kata benda, dan itu adalah nama orang, dan artinya adalah ‘erangan / rintihan’ (Albert Barnes tentang Yos 15:8), atau ‘ratapan’ (Bible Works).

b. Juga dalam khotbahnya tentang surga, ES mengatakan bahwa kata ‘surga’ dalam bahasa Ibrani adalah SAMAYIM (ini dituliskan oleh ES), dan ES lalu mengatakan bahwa ini adalah kata bentuk jamak, sedangkan bentuk tunggalnya adalah SAMAY. Ada dua hal yang perlu diketahui tentang hal ini:

(1)Kata ‘surga’ dalam bahasa Ibrani seharusnya adalah SHAMAYIM. Jadi huruf pertama adalah Sheen (שׁ  ), dan bukan Seen (שׂ  ). Jadi, apakah ES tidak bisa membedakan antara huruf Ibrani Sheen (שׁ  ) dan Seen ( שׂ )?

(2)Kata SHAMAYIM memang adalah kata benda bentuk jamak, tetapi kata ini, sama seperti kata-kata MAYIM [= water / air], PANIM [= face / wajah], SELALU ADA DALAM BENTUK JAMAK, DAN TIDAK MEMPUNYAI BENTUK TUNGGAL!!! - Menahem Mansoor, ‘Biblical Hebrew Step By Step’, Volume 2, hal 6 (Libronix).


3. Penguasaan ES tentang bahasa Yunani.
Saya melihat / mendengar beberapa kali ES membaca kata-kata dalam bahasa Yunani, dan pembacaannya salah. Dalam bahasa Yunani huruf OU seharusnya dibaca U (seperti ‘oo’ dalam kata bahasa Inggris ‘food’) - Gresham Machen, ‘New Testament Greek For Beginners’, hal 11.

Tetapi ES membaca OU, seperti pada waktu ia mengucapkan kata OURANOS [= surga].

Baik tentang SAMAYIM maupun OURANOS, ada dalam khotbah ES tentang surga (https://www.youtube.com/watch?v=GZozTf30eb4&feature=youtu.be) menit ke 6-7.

Sebetulnya ada hal lain tentang bahasa Yunani, tetapi itu akan saya bahas belakangan.

Dari beberapa point di atas saudara bisa menyimpulkan sendiri bagaimana ES dalam penguasaan bahasa asli, dan juga bahasa Latin.

3) Andaikata ES memang menguasai bahasa asli, itu sama sekali tidak menjamin kalau ajarannya benar.
Seandainya orang yang menguasai bahasa asli pengertiannya, imannya dan ajarannya pasti benar, maka pasti orang-orang Yahudi pada jaman Yesus semua jadi kristen yang baik. Mereka jelas menguasai bahasa Yunani (karena ada dalam penjajahan Romawi, dan ini bahasa sehari-hari mereka), dan juga bahasa Aram (yang merupakan bahasa sehari-hari untuk orang-orang Yahudi). Sedangkan bahasa Ibrani, sekalipun jarang digunakan pada saat itu, tetapi saya yakin tokoh-tokoh agama Yahudi menguasai bahasa itu. Jadi, bagaimana dengan pengertian, iman, ajaran mereka? Mereka hampir semua SESAT, dan mereka menyalibkan Yesus!!!

Ini merupakan sesuatu yang harus dicamkan semua orang Kristen. Ada banyak pendeta yang ingin dianggap hebat dalam bahasa asli. TANPA ADA GUNANYA mereka masukkan banyak kata-kata bahasa asli (Ibrani / Yunani) ke dalam khotbah. Dan sering ngawur, atau lebih buruk lagi, mereka menggunakan untuk menipu, sehingga mendukung ajaran mereka yang salah. Jadi, jangan terpesona dengan penggunaan bahasa asli. Pendeta-pendeta, yang TANPA ADA GUNANYA menggunakan bahasa asli, menurut saya, hanya mau pamer, dan ingin dianggap hebat oleh jemaat / pendengar. INI JELAS MERUPAKAN MOTIVASI YANG BURUK DALAM PELAYANAN!!
Memang, karena ini urusan motivasi, itu tak bisa dibuktikan, dan karena itu dalam hal ini saya tak berani menuduh siapapun (termasuk ES), sekalipun saya yakin pendeta-pendeta seperti itu banyak.




-bersambung-

Author : Pdt. Budi Asali,M.Div.
E-mail : buas22@yahoo.com
http://golgothaministry.org

Tidak ada komentar:

Posting Komentar