LUKAS 16:19-31
Lazarus dan Orang Kaya (3)
oleh : Pdt. Budi Asali, M.Div
Luk 16:19-31 - “(19) ‘Ada seorang kaya
yang selalu berpakaian jubah ungu dan kain halus, dan setiap hari ia
bersukaria dalam kemewahan. (20) Dan ada seorang pengemis bernama Lazarus,
badannya penuh dengan borok, berbaring dekat pintu rumah orang kaya itu, (21)
dan ingin menghilangkan laparnya dengan apa yang jatuh dari meja orang kaya
itu. Malahan anjing-anjing datang dan menjilat boroknya. (22) Kemudian matilah
orang miskin itu, lalu dibawa oleh malaikat-malaikat ke pangkuan Abraham. (23)
Orang kaya itu juga mati, lalu dikubur. Dan sementara ia menderita sengsara di
alam maut ia memandang ke atas, dan dari jauh dilihatnya Abraham, dan Lazarus
duduk di pangkuannya. (24) Lalu ia berseru, katanya: Bapa Abraham, kasihanilah
aku. Suruhlah Lazarus, supaya ia mencelupkan ujung jarinya ke dalam air dan
menyejukkan lidahku, sebab aku sangat kesakitan dalam nyala api ini. (25)
Tetapi Abraham berkata: Anak, ingatlah, bahwa engkau telah menerima segala
yang baik sewaktu hidupmu, sedangkan Lazarus segala yang buruk. Sekarang ia
mendapat hiburan dan engkau sangat menderita. (26) Selain dari pada itu di
antara kami dan engkau terbentang jurang yang tak terseberangi, supaya mereka
yang mau pergi dari sini kepadamu ataupun mereka yang mau datang dari situ
kepada kami tidak dapat menyeberang. (27) Kata orang itu: Kalau demikian, aku
minta kepadamu, bapa, supaya engkau menyuruh dia ke rumah ayahku, (28) sebab
masih ada lima orang saudaraku, supaya ia memperingati mereka dengan
sungguh-sungguh, agar mereka jangan masuk kelak ke dalam tempat penderitaan
ini. (29) Tetapi kata Abraham: Ada pada mereka kesaksian Musa dan para nabi;
baiklah mereka mendengarkan kesaksian itu. (30) Jawab orang itu: Tidak, bapa
Abraham, tetapi jika ada seorang yang datang dari antara orang mati kepada
mereka, mereka akan bertobat. (31) Kata Abraham kepadanya: Jika mereka tidak
mendengarkan kesaksian Musa dan para nabi, mereka tidak juga akan mau
diyakinkan, sekalipun oleh seorang yang bangkit dari antara orang mati.’”.
IV) Mengapa Lazarus masuk surga dan orang kaya masuk
neraka?
1)
Apakah ay 25 menunjukkan bahwa Lazarus masuk surga karena Lazarus miskin
dan menderita selama hidupnya di dunia, sedangkan orang kaya masuk neraka karena
selama di dunia hidupnya enak? Jadi setelah kematian keadaan lalu dibalik?
Ay
25: “Tetapi
Abraham berkata: Anak, ingatlah, bahwa engkau telah menerima segala yang baik
sewaktu hidupmu, sedangkan Lazarus segala yang buruk. Sekarang ia mendapat
hiburan dan engkau sangat menderita”.
Sepintas
lalu kelihatannya ay 25 menunjukkan hal itu. Tetapi
tidak, pasti bukan itu alasannya. Ini terlihat dari fakta bahwa Abraham kaya
semasa hidupnya, tetapi ia toh masuk surga! Dan bisa saja seseorang miskin di
dunia, dan setelah mati lalu masuk neraka!
Mari
kita melihat beberapa kutipan dari tafsiran Calvin tentang ay 25 ini.
Calvin:
“When
it is said that he is tormented in hell, because he had received his good things
in his lifetime, we must not understand the meaning to be, that eternal
destruction awaits all who have enjoyed prosperity in the world. On the
contrary, as Augustine has judiciously observed, poor Lazarus was carried into
the bosom of rich Abraham, to inform us, that riches do not shut up against any
man the gate of the kingdom of heaven, but that it is open alike to all who have
either made a sober use of riches, or patiently endured the want of them. All
that is meant is, that the rich man, who yielded to the allurements of the
present life, abandoned himself entirely to earthly enjoyments, and despised God
and His kingdom, now suffers the punishment of his own neglect” (= Pada
waktu dikatakan bahwa ia disiksa dalam neraka, karena ia telah menerima hal-hal
baiknya dalam hidupnya, kita tidak boleh mengerti bahwa artinya adalah bahwa
kehancuran kekal menunggu semua yang di sini menikmati kemakmuran dalam dunia
ini. Sebaliknya, seperti telah diamati oleh Agustinus dengan bijaksana, Lazarus
yang miskin dibawa ke dada Abraham yang kaya, untuk memberi informasi kepada
kita bahwa kekayaan tidak menutup terhadap siapapun pintu gerbang kerajaan
surga, tetapi bahwa itu terbuka secara sama bagi semua yang atau telah
menggunakan kekayaan dengan waras, atau dengan sabar menanggung ketiadaan dari
kekayaan. Semua yang dimaksudkan adalah, bahwa orang kaya, yang menyerah pada
daya tarik dari hidup yang sekarang ini, membuang dirinya sendiri sepenuhnya
pada penikmatan duniawi, dan meremehkan Allah dan kerajaanNya, sekarang
menderita hukuman dari pengabaiannya sendiri) - hal 189.
Calvin:
“When
it is said of Lazarus, on the other hand, that he enjoys comfort, because he had
suffered many distresses in the world, it would be idle to apply this to all
whose condition is wretched; because their afflictions, in many cases, are so
far from having been of service to them, that they ought rather to bring upon
them severer punishment. But Lazarus is commended for patient endurance of the
cross, which always springs from faith and a genuine fear of God; for he who
obstinately resists his sufferings, and whose ferocity remains unsubdued, has no
claim to be rewarded for patience, by receiving from God comfort in exchange for
the cross” (= Sebaliknya, pada waktu dikatakan tentang Lazarus, bahwa ia
menikmati hiburan, karena ia telah menderita banyak penderitaan dalam dunia ini,
merupakan sesuatu yang tak berdasar untuk menerapkan hal ini kepada semua yang
kondisinya buruk; karena penderitaan mereka, dalam banyak kasus, bukannya
melayani mereka tetapi malahan membawa kepada mereka hukuman yang lebih berat.
Tetapi Lazarus dipuji untuk sikap menahan salib yang sabar, yang selalu muncul
dari iman dan suatu rasa takut yang asli terhadap Allah; karena ia yang dengan
tegar tengkuk menolak penderitaan-penderitaannya, dan yang kegarangannya tetap
tidak ditundukkan, tidak berhak untuk diberi pahala untuk kesabaran, dengan
menerima dari Allah penghiburan untuk mengganti salibnya) - hal 190.
Calvin:
“To
sum up the whole, they who have patiently endured the burden of the cross laid
upon them, and have not been rebellious against the yoke and chastisements of
God, but, amidst uninterrupted sufferings, have cherished the hope of a better
life, have a rest laid up for them in heaven, when the period of their warfare
shall be terminated. On the contrary, wicked despisers of God, who are wholly
engrossed in the pleasures of the flesh, and who, by a sort of mental
intoxication, drown every feeling of piety, will experience, immediately after
death, such torments as will efface their empty enjoyments” (= Untuk
meringkas seluruhnya, mereka yang dengan sabar telah menanggung beban dari salib
yang diletakkan pada diri mereka, dan tidak memberontak terhadap kuk dan hajaran
dari Allah, tetapi di tengah-tengah penderitaan-penderitaan yang terus menerus,
telah memegang dalam pikirannya pengharapan tentang kehidupan yang lebih baik,
mempunyai suatu istirahat yang disimpan di surga bagi mereka di surga, pada
waktu masa peperangan mereka diakhiri. Sebaliknya, penghina-penghina yang jahat
dari Allah, yang sepenuhnya dipikat / diasyikkan dalam kesenangan-kesenangan
daging, dan yang, oleh suatu jenis kemabukan mental, menenggelamkan setiap
perasaan kesalehan, akan mengalami, segera setelah kematian, siksaan-siksaan
yang akan menghapuskan kenikmatan-kenikmatan kosong mereka) - hal 190.
2)
Kalau begitu mengapa Lazarus masuk surga dan mengapa orang kaya masuk
neraka?
a)
Untuk orang kaya.
1.
Ia jelas mempunyai banyak dosa, khususnya dosa pasif, dimana ia tidak
menolong Lazarus.
William
Barclay:
“As
someone said, ‘It was not what Dives did that got him into gaol; it was what
he did not do that got him into hell.’ ... It is a terrible warning that the
sin of Dives was not that he did wrong things, but that he did nothing” [=
Seperti dikatakan seseorang: ‘Bukan apa yang dilakukan oleh Dives (= orang
kaya) yang memasukkannya ke dalam
penjara; tetapi apa yang tidak dilakukannya yang memasukkannya ke dalam
neraka’. ... Merupakan suatu peringatan yang mengerikan bahwa dosa Dives
bukanlah bahwa ia melakukan hal-hal yang salah, tetapi bahwa ia tidak melakukan
apa-apa] - hal 214.
Adam
Clarke:
“our
blessed Lord has not represented this man as a monster of inhumanity, but merely
as an indolent man, who sought and had his portion in this life, and was not at
all concerned about another” (= Tuhan yang terpuji tidak menggambarkan
orang ini sebagai suatu monster yang kejam, tetapi semata-mata sebagai seorang
manusia yang malas / tidak berbuat apa-apa, yang mencari dan mendapatkan
bagiannya dalam hidup ini tetapi tidak peduli sama sekali kepada orang lain)
- hal 464.
Bandingkan
dengan:
·
Yak 4:17 - “Jadi jika
seorang tahu bagaimana ia harus berbuat baik, tetapi ia tidak melakukannya, ia
berdosa”.
·
Mat 25:41-45 - “(41) Dan Ia
akan berkata juga kepada mereka yang di sebelah kiriNya: Enyahlah dari
hadapanKu, hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal yang
telah sedia untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya. (42) Sebab ketika Aku lapar,
kamu tidak memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu tidak memberi Aku minum;
(43) ketika Aku seorang asing, kamu tidak memberi Aku tumpangan; ketika Aku
telanjang, kamu tidak memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit dan dalam penjara,
kamu tidak melawat Aku. (44) Lalu merekapun akan menjawab Dia, katanya: Tuhan,
bilamanakah kami melihat Engkau lapar, atau haus, atau sebagai orang asing, atau
telanjang atau sakit, atau dalam penjara dan kami tidak melayani Engkau? (45)
Maka Ia akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu
yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina ini, kamu
tidak melakukannya juga untuk Aku”.
Karena
itu pada saat memikirkan dosa, jangan hanya memikirkan hal salah apa yang
saudara perbuat, tetapi pikirkan juga hal baik apa yang tidak saudara lakukan,
seperti:
¨
tidak
ke gereja.
¨
tidak
belajar Firman Tuhan.
¨
tidak
berdoa.
¨
tidak
melayani Tuhan / memberitakan Injil.
¨
tidak
mengasihi Allah.
¨
tidak
menolong orang yang membutuhkan pertolongan.
¨
dan
sebagainya.
2.
Ia tidak percaya.
a. Ini
sebetulnya terlihat dari seluruh Kitab Suci yang secara jelas menunjukkan bahwa
orang-orang yang akan masuk neraka adalah orang-orang yang tidak percaya kepada
Kristus!
b. Ketidak-percayaannya
juga terlihat dari fakta bahwa dalam cerita ini ia tidak diberi nama / tidak
mempunyai nama.
Bandingkan
dengan Wah 20:15 - “Dan setiap orang yang
tidak ditemukan namanya tertulis di dalam kitab kehidupan itu, ia dilemparkan ke
dalam lautan api itu”.
Dalam
cerita ini orang kaya itu tidak mempunyai nama; itu menunjukkan ia bukan orang
percaya.
c. Ketidak-percayaannya
juga terlihat dari fakta bahwa ia tidak mendengar / mempedulikan Firman Tuhan.
Ay 29:
“Tetapi kata Abraham: Ada pada mereka kesaksian Musa dan para nabi; baiklah
mereka mendengarkan kesaksian itu”.
Tentang
ay 29 ini, Norval Geldenhuys (NICNT)
berkata: “From
these words it follows that the rich man was lost because he did not listen to
the Law and the Prophets, and not because he was rich” (= Dari kata-kata
ini terlihat bahwa orang kaya itu terhilang karena ia tidak mendengarkan pada
Hukum Taurat dan kitab para nabi, dan bukan karena ia kaya) - hal 430.
Kata-kata
ini memang masuk akal, karena Abraham mengatakan bahwa supaya kelima saudara
orang kaya itu tidak menyusulnya ke neraka, mereka harus mendengar pada hukum
Taurat dan kitab para nabi. Jadi, orang kaya itu sendiri, seandainya dalam
hidupnya di dunia ia mendengar pada hukum Taurat dan kitab para nabi, ia tentu
tidak akan berada dalam neraka pada saat ini. Tetapi ternyata ia berada dalam
neraka, dan itu membuktikan bahwa dalam hidupnya ia tidak mendengar, atau tidak
mempedulikan hukum Taurat dan kitab para nabi (Firman Tuhan). Dan ini jelas
menunjukkan ketidak-percayaan, karena iman timbul dari pendengaran.
Ro 10:17
- “Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman
Kristus”.
d. Ketidak-percayaannya
tidak berubah sekalipun ada peringatan baginya pada saat Lazarus mati.
The
Bible Exposition Commentary: New Testament:
“The
fact that Lazarus died first was a strong witness to the rich man, a reminder
that one day he would also die, but even a death at his very doorstep did not
melt the man’s heart” (= Fakta bahwa Lazarus mati dulu merupakan suatu
kesaksian yang kuat kepada orang kaya itu, suatu peringatan bahwa suatu hari ia
juga akan mati, tetapi bahkan kematian di pintu rumahnya tidak mencairkan hati
orang ini).
Dalam
kontex Kitab Suci maka jelaslah bahwa ketidak-percayaannya ini harus lebih
ditekankan dari pada dosanya. Mengapa? Karena semua
orang mempunyai banyak dosa, baik aktif maupun pasif. Itu tidak menghalangi
mereka masuk ke surga asal mereka mau percaya kepada Kristus. Tetapi orang
yang tidak percaya kepada Kristus, betapapun baik / saleh hidupnya dan
betapapun sedikitnya dosanya, akan masuk ke neraka, karena ia tetap adalah
orang berdosa yang harus dihukum untuk dosa-dosanya.
b)
Untuk Lazarus.
Ia
pasti juga adalah orang berdosa, tetapi ia adalah orang yang percaya. Dari mana
kita tahu hal itu?
1.
Dari seluruh Kitab Suci yang menunjukkan bahwa hanya orang percaya kepada
Yesus yang bisa masuk ke surga!
2.
Dalam cerita ini Lazarus mempunyai nama.
Wah
20:15 - “Dan
setiap orang yang tidak ditemukan namanya tertulis di dalam kitab kehidupan itu,
ia dilemparkan ke dalam lautan api itu”.
Lazarus
mempunyai nama; itu menunjukkan ia orang percaya. Sudahkah nama saudara tertulis
dalam kitab kehidupan?
V) Tanggapan kita.
1)
Untuk orang yang belum percaya.
Cepatlah
bertobat dan percaya kepada Kristus.
Kis
16:31 - “Jawab mereka: ‘Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau
akan selamat, engkau dan seisi rumahmu.’”.
Kis
10:43 - “Tentang Dialah semua nabi bersaksi, bahwa barangsiapa percaya
kepadaNya, ia akan mendapat pengampunan dosa oleh karena namaNya.’”.
a)
Jangan mencari mujijat dulu baru mau percaya. Mengapa?
1.
Karena Tuhan tidak selalu mau memberi mujijat.
Dalam
kasus kelima saudara orang kaya itu, tidak dilakukan mujijat supaya mereka
bertobat.
Bandingkan
dengan 1Kor 1:22-23 - “(22) Orang-orang Yahudi menghendaki tanda dan
orang-orang Yunani mencari hikmat, (23) tetapi kami memberitakan Kristus yang
disalibkan: untuk orang-orang Yahudi suatu batu sandungan dan untuk orang-orang
bukan Yahudi suatu kebodohan”.
2.
Tuhan menggunakan firman, bukan mujijat, untuk mempertobatkan orang.
Ay 30-31:
“(30) Jawab orang itu: Tidak, bapa Abraham, tetapi jika ada seorang yang
datang dari antara orang mati kepada mereka, mereka akan bertobat. (31) Kata
Abraham kepadanya: Jika mereka tidak mendengarkan kesaksian Musa dan para nabi,
mereka tidak juga akan mau diyakinkan, sekalipun oleh seorang yang bangkit dari
antara orang mati.’”.
Calvin:
“all
that is here affirmed by Christ is, that even the dead could not reform, or
bring to a sound mind, those who are deaf and obstinate against the instructions
of the law” (= semua yang ditegaskan di sini oleh Kristus adalah, bahwa
bahkan orang mati tidak bisa mereformasi, atau membawa pada pikiran yang sehat,
mereka yang tuli dan tegar tengkuk terhadap pengajaran-pengajaran dari hukum
Taurat).
Calvin:
“Some
would desire that angels should descend from heaven; others, that the dead
should come out of their graves; others, that new miracles should be performed
every day to sanction what they hear; and others, that voices should be heard
from the sky. But if God were pleased to comply with all their foolish wishes,
it would be of no advantage to them; for God has included in his word all that
is necessary to be known, and the authority of this word has been attested and
proved by authentic seals. Besides, faith does not depend on miracles, or any
extraordinary sign, but is the peculiar gift of the Spirit, and is produced by
means of the word. Lastly, it is the prerogative of God to draw us to himself,
and he is pleased to work effectually through his own word” (= Sebagian
orang menginginkan supaya malaikat-malaikat turun dari surga; yang lain supaya
orang mati keluar dari kubur; yang lain supaya mujijat-mujijat yang baru
dilakukan setiap hari untuk menyetujui / mendukung apa yang mereka dengar; dan
yang lain supaya suara terdengar dari langit. Tetapi seandainya Allah berkenan
untuk menuruti semua keinginan tolol mereka, itu tidak akan ada gunanya bagi
mereka; karena Allah telah memasukkan dalam firmanNya semua yang perlu untuk
diketahui, dan otoritas dari firman ini telah diperlihatkan dan dibuktikan oleh
meterai-meterai yang otentik / asli. Disamping itu, iman tidak tergantung pada
mujijat-mujijat, atau tanda luar biasa apapun, tetapi merupakan pemberian khusus
dari Roh, dan dihasilkan dengan menggunakan firman. Terakhir, merupakan hak
khusus dari Allah untuk menarik kita kepada diriNya sendiri, dan Ia berkenan
untuk bekerja secara efektif melalui firmanNya).
Tentang
kata-kata orang kaya dalam ay 30, William Hendriksen berkata: “How wrong he was! Someone from
the dead did actually appear to the people. And his name was Lazarus (though not
the Lazarus of the parable). The story is found in John 11. Was the result that
everybody was converted? Not at all. The result was that Christ’s enemies
planned to put to death the risen Lazarus (John 12:10), and were more determined
than ever to destroy Jesus (John 11:47-50). ... Jesus rose from the dead. But
those who refused to believe Moses and the Prophets were not convinced, and
certainly not converted. Read Matt. 28:11-15” [= Alangkah salahnya ia!
Seseorang dari orang mati betul-betul muncul kepada orang-orang. Dan namanya
adalah Lazarus (sekalipun bukan Lazarus dari perumpamaan ini). Cerita itu
ditemukan dalam Yoh 11. Apakah ini menyebabkan setiap orang bertobat? Sama
sekali tidak. Hasilnya adalah bahwa musuh-musuh Kristus merencanakan untuk
membunuh Lazarus yang bangkit itu (Yoh 12:10), dan lebih berketetapan hati dari
sebelumnya untuk menghancurkan Yesus (Yoh 11:47-50). ... Yesus bangkit dari
antara orang mati. Tetapi mereka yang menolak untuk percvaya kepada Musa dan
nabi-nabi tidak diyakinkan, dan pasti tidak bertobat. Bacalah Mat 28:11-15]
- hal 787.
Yoh 11:47-53
- “(47) Lalu imam-imam kepala dan orang-orang Farisi memanggil Mahkamah
Agama untuk berkumpul dan mereka berkata: ‘Apakah yang harus kita buat? Sebab
orang itu membuat banyak mujizat. (48) Apabila kita biarkan Dia, maka semua
orang akan percaya kepadaNya dan orang-orang Roma akan datang dan akan merampas
tempat suci kita serta bangsa kita.’ (49) Tetapi seorang di antara mereka,
yaitu Kayafas, Imam Besar pada tahun itu, berkata kepada mereka: ‘Kamu tidak
tahu apa-apa, (50) dan kamu tidak insaf, bahwa lebih berguna bagimu, jika satu
orang mati untuk bangsa kita dari pada seluruh bangsa kita ini binasa.’ (51)
Hal itu dikatakannya bukan dari dirinya sendiri, tetapi sebagai Imam Besar pada
tahun itu ia bernubuat, bahwa Yesus akan mati untuk bangsa itu, (52) dan bukan
untuk bangsa itu saja, tetapi juga untuk mengumpulkan dan mempersatukan
anak-anak Allah yang tercerai-berai. (53) Mulai dari hari itu mereka sepakat
untuk membunuh Dia”.
Yoh 12:9-11
- “(9) Sejumlah besar orang Yahudi mendengar, bahwa Yesus ada di sana dan
mereka datang bukan hanya karena Yesus, melainkan juga untuk melihat Lazarus,
yang telah dibangkitkanNya dari antara orang mati. (10) Lalu imam-imam kepala
bermupakat untuk membunuh Lazarus juga, (11) sebab karena dia banyak orang
Yahudi meninggalkan mereka dan percaya kepada Yesus”.
Mat 28:11-15
- “(11) Ketika mereka di tengah jalan, datanglah beberapa orang dari
penjaga itu ke kota dan memberitahukan segala yang terjadi itu kepada imam-imam
kepala. (12) Dan sesudah berunding dengan tua-tua, mereka mengambil keputusan
lalu memberikan sejumlah besar uang kepada serdadu-serdadu itu (13) dan berkata:
‘Kamu harus mengatakan, bahwa murid-muridNya datang malam-malam dan mencuriNya
ketika kamu sedang tidur. (14) Dan apabila hal ini kedengaran oleh wali negeri,
kami akan berbicara dengan dia, sehingga kamu tidak beroleh kesulitan
apa-apa.’ (15) Mereka menerima uang itu dan berbuat seperti yang dipesankan
kepada mereka. Dan ceritera ini tersiar di antara orang Yahudi sampai sekarang
ini”.
The
Bible Exposition Commentary: New Testament:
“Though
miracles can attest to the authority of the preacher, they cannot produce either
conviction or conversion in the hearts of the lost. Faith that is based
solely on miracles is not saving faith (John 2:23-25). A man named Lazarus
did come back from the dead, and some of the people wanted to kill him! (see
John 11:43-57; 12:10) Those who claim that there can be no effective evangelism
without ‘signs and wonders’ need to ponder this passage and also John
10:41-42” [= Sekalipun mujijat-mujijat bisa meneguhkan otoritas dari si
pengkhotbah, mujijat-mujijat itu tidak bisa menghasilkan keyakinan atau
pertobatan dalam hati dari orang-orang yang terhilang. Iman yang didasarkan
semata-mata pada mujijat-mujijat bukanlah iman yang menyelamatkan (Yoh 2:23-25).
Seseorang bernama Lazarus betul-betul kembali dari antara orang mati, dan
beberapa dari orang-orang itu ingin membunuhnya! (Lihat Yoh 11:43-57; 12:10).
Mereka yang mengclaim bahwa di sana
tidak mungkin ada penginjilan yang efektif tanpa ‘tanda-tanda dan
keajaiban-keajaiban’ perlu merenungkan text ini dan juga Yoh 10:41-42].
Yoh
2:23-25 - “(23) Dan sementara Ia di Yerusalem selama hari raya Paskah,
banyak orang percaya dalam namaNya, karena mereka telah melihat tanda-tanda yang
diadakanNya. (24) Tetapi Yesus sendiri tidak mempercayakan diriNya kepada
mereka, karena Ia mengenal mereka semua, (25) dan karena tidak perlu seorangpun
memberi kesaksian kepadaNya tentang manusia, sebab Ia tahu apa yang ada di dalam
hati manusia”.
Yoh 10:41-42
- “(41) Dan banyak orang datang kepadaNya dan berkata: ‘Yohanes memang
tidak membuat satu tandapun, tetapi semua yang pernah dikatakan Yohanes tentang
orang ini adalah benar.’ (42) Dan banyak orang di situ percaya kepadaNya”.
Norval
Geldenhuys (NICNT):
“These last words of the parable
were undoubtedly uttered by the Saviour with a view to His own resurrection.
The sign for which the Jews had so often asked would be given by His
resurrection, but He knew that even this would not move the worldly-minded to
a saving faith in Him. And this was abundantly proved by the actual course
of events” (= Kata-kata terakhir dari perumpamaan ini tidak diragukan
diucapkan oleh sang Juruselamat dengan suatu pandangan pada kebangkitanNya
sendiri. Tanda yang telah begitu sering diminta oleh orang-orang Yahudi akan
diberikan oleh kebangkitanNya, tetapi Ia tahu bahwa bahkan ini, tidak akan
menggerakkan pikiran duniawi pada suatu iman yang menyelamatkan kepadaNya.
Dan ini secara berlimpah-limpah dibuktikan oleh jalannya peristiwa-peristiwa
dalam realitanya) - hal 427.
b)
Sekarang kita mempunyai Kitab Suci lengkap, bukan hanya Perjanjian Lama.
Calvin:
“The
division of the word of God, which Abraham makes into the Law and the Prophets,
refers to the time of the Old Testament. Now that the more ample explanation of
the Gospel has been added, there is still less excuse for our wickedness, if our
dislike of that doctrine hurries us in every possible direction, and, in a word,
if we do not permit ourselves to be regulated by the word of God” (=
Pembagian firman Allah, yang Abraham buat menjadi hukum Taurat dan nabi-nabi,
menunjuk pada jaman Perjanjian Lama. Sekarang bahwa lebih banyak penjelasan dari
Injil telah ditambahkan, di sana ada lebih sedikit lagi dalih / alasan untuk
kejahatan kita, jika ketidak-senangan kita tentang ajaran / doktrin itu
menggerakkan kita ke setiap arah yang memungkinkan, dan singkatnya, jika kita
tidak mengijinkan diri kita sendiri untuk diatur oleh firman Allah) - hal
193.
Dengan
Perjanjian Lama saja seseorang seharusnya sudah bisa percaya (ay 29-31),
dan kalau ia tidak percaya itu adalah salahnya sendiri, dan itu membuat ia masuk
neraka selama-lamanya. Apalagi bagi kita pada jaman sekarang, yang mempunyai
Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru! Kitab Suci ini, khususnya Perjanjian
Barunya, memberitahu kita tentang kematian Yesus untuk dosa-dosa kita dan bahwa
dengan percaya kepada Yesus kita pasti selamat, dan bahwa itu adalah
satu-satunya jalan ke surga! Adanya terang yang lebih besar ini, memberikan kita
tanggung jawab yang juga lebih besar (Luk 12:47-48)! Karena itu cepatlah
percaya, sebelum terlambat.
2)
Untuk saudara yang sudah percaya tetapi hidup menderita.
Penderitaan
bisa disebabkan karena dosa. Jadi periksalah hidup saudara. Kalau memang ada
dosa, bertobatlah.
Tetapi
penderitaan belum tentu karena dosa. Bisa saja penderitaan muncul justru karena
saudara taat kepada Tuhan, seperti dalam kasus Ayub. Kalau ini kasus saudara,
maka jangan menganggap Tuhan tidak adil. Jangan hanya melihat bagian yang
kelihatan, lihatlah / renungkanlah bagian yang tidak kelihatan dalam cerita ini.
Tetaplah
ikut Tuhan dalam suka maupun duka. Nanti saudara akan bertemu Dia dalam Kerajaan
Surga.
-
AMIN –
Tidak ada komentar:
Posting Komentar