About us

Golgotha Ministry adalah pelayanan dari Pdt. Budi Asali,M.Div dibawah naungan GKRI Golgota Surabaya untuk memberitakan Injil ke seluruh dunia dan mengajarkan kebenaran firman Tuhan melalui khotbah-khotbah, pendalaman Alkitab, perkuliahan theologia dalam bentuk tulisan maupun multimedia (DVD video, MP3, dll). Pelayanan kami ini adalah bertujuan agar banyak orang mengenal kebenaran; dan bagi mereka yang belum percaya, menjadi percaya kepada Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadinya, dan bagi mereka yang sudah percaya, dikuatkan dan didewasakan didalam iman kepada Kristus.
Semua yang kami lakukan ini adalah semata-mata untuk kemuliaan nama Tuhan Yesus Kristus.

Kami mengundang dengan hangat setiap orang yang merasa diberkati dan terbeban didalam pelayanan untuk bergabung bersama kami di GKRI Golgota yang beralamat di : Jl. Raya Kalirungkut, Pertokoan Rungkut Megah Raya D-16, Surabaya.

Tuhan Yesus memberkati.

Rabu, 26 Desember 2012

MANUSIA YESUS TIDAK KEKAL! (2)



Kebaktian

G. K. R. I. ‘GOLGOTA’

(Rungkut Megah Raya Blok D No 16)

Minggu, tgl 23 Desember 2012, pk 08.00

Pdt. Budi Asali
(HP: 7064-1331 / 6050-1331 / 0819-455-888-55)
buas22@yahoo.com

Manusia Yesus tidak kekal! (2)

Yoh 1:1,14 - “(1) Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. ... (14) Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaanNya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepadaNya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.”.

II) Argumentasi yang mendukung bahwa manusia Yesus tidak kekal.

Sebelum memberikan argumentasi-argumentasi ini saya menekankan bahwa di sini saya tidak membicarakan Yesus sebagai Allah. Sebagai Allah Ia jelas kekal, sama kekalnya dengan Bapa dan Roh Kudus. Yang saya bicarakan di sini adalah Yesus sebagai manusia! Sebagai manusia Yesus tidak kekal,  tetapi mempunyai titik awal, dan merupakan makhluk ciptaan.

1)   Yesus adalah anak / keturunan Adam.
Luk 3:23-38 - “(23) Ketika Yesus memulai pekerjaanNya, Ia berumur kira-kira tiga puluh tahun dan menurut anggapan orang, Ia adalah anak Yusuf, anak Eli, (24) anak Matat, anak Lewi, anak Malkhi, anak Yanai, anak Yusuf, (25) anak Matica, anak Amos, anak Nahum, anak Hesli, anak Nagai, (26) anak Maat, anak Matica, anak Simei, anak Yosekh, anak Yoda, (27) anak Yohanan, anak Resa, anak Zerubabel, anak Sealtiel, anak Neri, (28) anak Malkhi, anak Adi, anak Kosam, anak Elmadam, anak Er, (29) anak Yesua, anak Eliezer, anak Yorim, anak Matat, anak Lewi, (30) anak Simeon, anak Yehuda, anak Yusuf, anak Yonam, anak Elyakim, (31) anak Melea, anak Mina, anak Matata, anak Natan, anak Daud, (32) anak Isai, anak Obed, anak Boas, anak Salmon, anak Nahason, (33) anak Aminadab, anak Admin, anak Arni, anak Hezron, anak Peres, anak Yehuda, (34) anak Yakub, anak Ishak, anak Abraham, anak Terah, anak Nahor, (35) anak Serug, anak Rehu, anak Peleg, anak Eber, anak Salmon, (36) anak Kenan, anak Arpakhsad, anak Sem, anak Nuh, anak Lamekh, (37) anak Metusalah, anak Henokh, anak Yared, anak Mahalaleel, anak Kenan, (38) anak Enos, anak Set, anak Adam, anak Allah.”.

John Calvin: Also, the commonly accepted understanding of ‘Son of Adam’ ought to be beyond controversy. ... For even though he was not immediately begotten of a mortal father, his origin derived from Adam. (= Juga, pengertian yang diterima pada umumnya tentang ‘Anak Adam’ harus berada di luar jangkauan kontroversi. ... Karena sekalipun Ia tidak langsung diperanakkan dari seorang ayah yang fana, asal usulNya didapatkan dari Adam) - ‘Institutes of the Christian Religion’, Book II, Chapter 13, no 2.

Adam saja tidak kekal (tetapi mempunyai titik awal), lalu bagaimana mungkin manusia Yesus itu kekal?

2)   Yesus disebut ‘Adam yang kedua’.
Calvin mengatakan bahwa tentang seseorang yang bernama Osiander, yang menyatakan bahwa Kristus sebagai manusia sudah diketahui lebih dulu dalam pikiran Allah, dan Ia adalah ‘pattern’ / ‘pola’ dari pembentukan manusia.
Calvin menjawab bahwa Paulus mengatakan bahwa Kristus adalah ‘Adam kedua’ (1Kor 15:47).
1Kor 15:47 - “Manusia pertama (= Adam) berasal dari debu tanah dan bersifat jasmani, manusia kedua (= Yesus) berasal dari sorga.”.
Kalau Kristus (sebagai manusia!) sudah ada sebelum Adam / sebelum penciptaan, maka Ia harus disebut ‘Adam / manusia pertama’, dan Adamnya tidak bisa disebut sebagai ‘Adam / manusia pertama’.

John Calvin: For why will Osiander shudder at what Scripture teaches so clearly, that Christ was made like us in all respects except sin (Hebrews 4:15)? For this reason, Luke also does not hesitate to reckon him as a descendant of Adam (Luke 3:38). I should also like to know why Paul calls Christ the ‘Second Adam’ (1 Corinthians 15:47), unless the human condition was ordained for him in order that he might lift Adam’s descendants out of ruin. For if Christ came before creation, then he ought to be called the ‘first Adam.’ Osiander blithely declares that because Christ as man had been foreknown in the mind of God, he was the pattern to which men were formed. But Paul, calling Christ the ‘Second Adam,’ sets the Fall, from which arose the necessity of restoring nature to its former condition, between man’s first origin and the restoration that we obtain through Christ. It follows, then, that it was for this same cause that the Son of God was born to become man. (= ) - ‘Institutes of the Christian Religion’, Book II, Chapter 12, no 7.

3)   Kristus dan kita berasal usul dari satu orang, yaitu Adam.
Ibr 2:11-12 - “(11) Sebab Ia yang menguduskan dan mereka yang dikuduskan, mereka semua berasal dari Satu; itulah sebabnya Ia tidak malu menyebut mereka saudara, (12) kataNya: ‘Aku akan memberitakan namaMu kepada saudara-saudaraKu, dan memuji-muji Engkau di tengah-tengah jemaat,’”.

a)   Ia yang menguduskan (= Yesus) dan mereka yang dikuduskan (manusia yang ditebus) semua berasal dari satu (Ibr 2:11a).
Ibr 2:11a: ‘Ia yang menguduskan dan mereka yang dikuduskan, mereka semua berasal dari Satu’.
TB2-LAI hampir sama dengan TB1.
NASB: are all of one Father (= semua dari satu Bapa).
Kitab Suci Indonesia (TB1 maupun TB2) dan NASB salah, karena kata ‘satu’ diartikan menunjuk kepada Allah.
NIV: ‘are of the same family’ (= semua dari satu keluarga).
RSV: ‘have all one origin’ (= semua mempunyai satu asal usul).
KJV: ‘are all of one’ (= semua dari satu).
Terjemahan-terjemahan ini lebih benar karena kata ‘satu’ sebetulnya bukan menunjuk kepada Allah, tetapi menunjuk kepada Adam, karena maksud bagian ini adalah untuk menunjukkan bahwa Yesus betul-betul telah menjadi manusia yang sama dengan kita.
Ini menunjukkan bahwa Yesus betul-betul berasal dari benih Maria! Yesus bukanlah semacam bayi tabung ‘made in heaven’ (= buatan surga) yang lalu dimasukkan ke dalam kandungan Maria!
Sekalipun ada orang yang berpendapat bahwa kata ‘satu’ di sini menunjuk kepada Allah, tetapi Calvin, John Owen, dsb, menganggap bahwa kontex menunjukkan kalau kata ‘satu’ ini menunjuk kepada ‘Adam’, atau kepada ‘satu hakekat’, karena tujuan kontex ini memang menunjukkan bahwa Yesus betul-betul menjadi manusia yang sama dengan kita (baca Ibr 2 itu terus sampai ay 17).
Kalau manusia Yesus adalah bayi dari surga yang dimasukkan ke dalam kandungan Maria, atau kalau manusia Yesus itu kekal, maka kata ‘satu’ dalam Ibr 2:11 harus diganti dengan ‘dua’!

John Calvin: In this sense he also says that ‘the Author of sanctification and those who are sanctified have all one origin’ (Hebrews 2:11a). [= Dalam arti ini ia juga mengatakan bahwa ‘Pencipta dari pengudusan dan mereka yang dikuduskan semua mempunyai satu asal usul’ (Ibrani 2:11a).] - ‘Institutes of the Christian Religion’, Book II, Chapter 13, no 2.

b)   Tafsiran ini cocok dengan kata-kata selanjutnya dari ayat itu yang mengatakan ‘itulah sebabnya Ia tidak malu menyebut mereka saudara (Ibr 2:11b).
Kalau Yesus bukan keturunan Adam, maka Ia tidak bisa menyebut kita sebagai ‘saudara’. Dan kalau dalam Ibr 2:11a kata ‘satu’ menunjuk kepada Allah, lalu mengapa muncul kata-kata ‘Ia tidak malu menyebut mereka saudara?

John Calvin: In this sense he also says that ‘the Author of sanctification and those who are sanctified have all one origin’ (Hebrews 2:11a). The context shows that this expression refers to the fellowship of nature, for he immediately adds: ‘That is why he is not ashamed to call them brethren’ (Hebrews 2:11b). For if he had previously said that believers are of God, in such great dignity what reason would there have been for shame? But because Christ of his boundless grace joins himself to base and ignoble men, it is said that ‘he is not ashamed’ (Hebrews 2:11b). [= Dalam arti ini ia juga mengatakan bahwa ‘Pencipta dari pengudusan dan mereka yang dikuduskan semua mempunyai satu asal usul’ (Ibrani 2:11a). Kontext menunjukkan bahwa ungkapan ini menunjuk pada persekutuan hakekat, karena ia segera menambahkan: ‘itulah sebabnya Ia tidak malu menyebut mereka saudara (Ibrani 2:11b). Karena seandainya ia sebelumnya telah mengatakan bahwa orang-orang percaya adalah dari Allah, dalam martabat yang begitu besar, alasan apa yang ada di sana untuk rasa malu? Tetapi karena Kristus dari kasih karuniaNya yang tak terbatas menggabungkan diriNya sendiri dengan manusia yang hina dan rendah, dikatakan bahwa Ia tidak malu’ (Ibrani 2:11b).] - ‘Institutes of the Christian Religion’, Book II, Chapter 13, no 2.

c)   Bdk. Kis 17:26 - Dari satu orang saja Ia telah menjadikan semua bangsa dan umat manusia untuk mendiami seluruh muka bumi dan Ia telah menentukan musim-musim bagi mereka dan batas-batas kediaman mereka,”.

4)   Yesus disebut benih / keturunan dari Hawa / dilahirkan oleh Hawa / perempuan.
Kej 3:15 - “Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya.’”.

5)   Kristus disebut sebagai anak / keturunan Abraham, Ishak, Yakub, Daud, dan juga dari bangsa Yahudi.
Calvin mengatakan (‘Institutes of the Christian Religion’, Book II, Chapter 13, no 1.) bahwa Kristus bukan hanya kelihatannya adalah manusia, dan Calvin juga tak setuju kalau dikatakan bahwa Ia diberi daging surgawi / daging dari surga. Ia berkata bahwa Kristus adalah manusia sejati / sungguh-sungguh, karena dalam Alkitab Ia disebut sebagai anak / keturunan Abraham dan Yakub (Kej 12:3  17:2,7  18:18  22:18  26:4), juga sebagai anak / keturunan Daud (Maz 45:7  132:11), dan juga Ia dikatakan diturunkan dari bangsa Yahudi (Ro 9:5).
Kej 12:3 - “Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat.’”.
Kej 17:2,7 - “(2) Aku akan mengadakan perjanjian antara Aku dan engkau, dan Aku akan membuat engkau sangat banyak.’ ... (7) Aku akan mengadakan perjanjian antara Aku dan engkau serta keturunanmu turun-temurun menjadi perjanjian yang kekal, supaya Aku menjadi Allahmu dan Allah keturunanmu.”.
Kej 18:18 - “Bukankah sesungguhnya Abraham akan menjadi bangsa yang besar serta berkuasa, dan oleh dia segala bangsa di atas bumi akan mendapat berkat?”.
Kej 22:18 - “Oleh keturunanmulah semua bangsa di bumi akan mendapat berkat, karena engkau mendengarkan firmanKu.’”.
Kej 26:4 - “Aku akan membuat banyak keturunanmu seperti bintang di langit; Aku akan memberikan kepada keturunanmu seluruh negeri ini, dan oleh keturunanmu semua bangsa di bumi akan mendapat berkat,”. Ini janji Tuhan kepada Ishak.
Kej 28:14 - “Keturunanmu akan menjadi seperti debu tanah banyaknya, dan engkau akan mengembang ke sebelah timur, barat, utara dan selatan, dan olehmu serta keturunanmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat.”. Ini janji Tuhan kepada Yakub.
Maz 45:7 - “Takhtamu kepunyaan (ya) Allah, tetap untuk seterusnya dan selamanya, dan tongkat kerajaanmu adalah tongkat kebenaran.”. Ayat ini tak cocok!
Maz 132:11 - “TUHAN telah menyatakan sumpah setia kepada Daud, Ia tidak akan memungkirinya: ‘Seorang anak kandungmu akan Kududukkan di atas takhtamu;”.
Ro 1:3 - “tentang AnakNya, yang menurut daging diperanakkan dari keturunan Daud,”.
Ro 9:5 - “Mereka (orang-orang Yahudi) adalah keturunan bapa-bapa leluhur, yang menurunkan Mesias dalam keadaanNya sebagai manusia, yang ada di atas segala sesuatu. Ia adalah Allah yang harus dipuji sampai selama-lamanya. Amin!”.
Mat 1:1 - “Inilah silsilah Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham.”.
Ibr 7:14 - “Sebab telah diketahui semua orang, bahwa Tuhan kita berasal dari suku Yehuda dan mengenai suku itu Musa tidak pernah mengatakan suatu apapun tentang imam-imam.”.
Ayat ini mengatakan bahwa ‘Tuhan kita berasal dari suku Yehuda’ [Lit: out of / keluar dari (Yunani: EX) Judah]. Kalau Yesus adalah bayi dari surga yang dimasukkan ke dalam kandungan Maria, atau kalau manusia Yesus itu kekal, maka Ia tidak bisa dikatakan ‘keluar dari Yehuda’ ataupun ‘berasal dari suku Yehuda’. Kalau Ia memang adalah bayi dari surga yang dimasukkan ke dalam kandungan Maria, atau kalau manusia Yesus itu kekal, maka sebetulnya Ia bahkan bukan orang Israel / Yahudi.

Bagaimana mungkin Yesus adalah keturunan dari Abraham, Ishak, Yakub, Daud, dan dari bangsa Yahudi, kalau manusia Yesus itu kekal?

6)   Yesus dilahirkan oleh Maria, dan dikatakan sebagai ‘buah rahim’ Maria.

a)   Gal 4:4 - “Tetapi setelah genap waktunya, maka Allah mengutus AnakNya, yang lahir dari seorang perempuan dan takluk kepada hukum Taurat.”.
KJV: made of a woman’ (= dibuat dari seorang perempuan).
RSV: born of woman’ (= dilahirkan dari perempuan).
NIV/NASB: born of a woman’ (= dilahirkan dari seorang perempuan).
Kedua terjemahan (‘made’ maupun ‘born’) memungkinkan (Bible Works 7).

William Hendriksen (tentang Gal 4:4): We say that Jesus ‘was born’ in Bethlehem, and that is correct. But in some respects his birth was not like that of any other child. Other children do not exist in any real sense before they are conceived in the womb. It is by means of conception and birth that they come into existence. But God’s Son existed already from eternity with the Father (John 1:1; 8:58; 17:5; Rom. 8:3; II Cor. 8:9; Phil. 2:6; Col. 1:15; Heb. 1:3). He existed - and exists forevermore - as to his deity. Accordingly, the fact that he was now sent forth must mean that he now assumed the human nature (John 1:14), which was wondrously prepared in the womb of Mary by the Holy Spirit (Luke 1:35). Thus he now became, and would forever remain, the possessor of two natures, the divine and the human, united indissolubly in the one divine person. [= Kita mengatakan bahwa Yesus ‘dilahirkan’ di Betlehem, dan itu benar. Tetapi dalam beberapa hal kelahiranNya tidaklah seperti kelahiran dari anak lain manapun. Anak-anak lain tidak ada (tidak mempunyai keberadaan) dalam arti yang benar apapun sebelum mereka dikandung dalam kandungan. Adalah melalui cara kehamilan dan kelahiran maka mereka menjadi ada (jadi mempunyai keberadaan). Tetapi Anak Allah telah ada dari kekekalan bersama dengan Bapa (Yoh 1:1; 8:58; 17:5; Ro 8:3; 2Kor 8:9; Fil 2:6; Kol 1:15; Ibr 1:3). Ia ada - dan ada selama-lamanya - berkenaan dengan keallahanNya. Sesuai dengan itu, fakta bahwa Ia sekarang diutus harus berarti bahwa sekarang Ia mengambil hakekat manusia (Yoh 1:14), yang secara ajaib / luar biasa dipersiapkan dalam kandungan Maria, oleh Roh Kudus (Luk 1:35). Jadi sekarang Ia menjadi, dan akan selama-lamanya tinggal / tetap, sebagai pemilik dari dua hakekat, ilahi dan manusia, bersatu secara tak terpisahkan dalam satu pribadi ilahi.].

b)   Luk 1:41-42 - “(41) Dan ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya dan Elisabetpun penuh dengan Roh Kudus, (42) lalu berseru dengan suara nyaring: ‘Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu.”.
Catatan: perhatikan bahwa Elisabet mengucapkan kata-kata dalam ay 42 itu dalam keadaan dipenuhi Roh Kudus (ay 41), dan karena itu kata-katanya pasti benar!

John Calvin: Now, if he had not truly been begotten of the seed of David, what will be the point of this expression that he is ‘the fruit of her womb’ (Luke 1:42)? [= Sekarang, seandainya Ia tidak sungguh-sungguh dilahirkan / diperanakkan dari benih / keturunan Daud, apa tujuan dari ungkapan ini bahwa Ia adalah ‘buah rahimnya’ (Luk 1:42)?] - ‘Institutes of the Christian Religion’, Book II, Chapter 13, no 3.

c)         Bagaimana Maria bisa mengandung Yesus?
Dalam Luk 1:34 Maria bertanya bagaimana mungkin ia bisa mengandung padahal ia belum bersuami. Kalau Yesus memang adalah ciptaan baru yang dimasukkan ke dalam perut Maria (semacam ‘bayi tabung’), atau kalau manusia Yesus itu kekal, maka dalam Luk 1:35 seharusnya Gabriel akan menjawab bahwa Roh Kudus akan memasukkan bayi dari surga ke dalam kandungan Maria. Tetapi ternyata Gabriel tidak menjawab begitu melainkan ia berkata bahwa:

1.   Roh Kudus akan turun ke atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau.
Luk 1:34-35 - “(34) Kata Maria kepada malaikat itu: ‘Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?’ (35) Jawab malaikat itu kepadanya: ‘Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah.”.

Ini menunjukkan bahwa Maria sendiri dipakai oleh Roh Kudus dalam menjadikan / mencipta janin Yesus itu.

William Hendriksen (tentang Luk 1:35): The answer is cast in the form of synonymous parallelism, so that ‘The Holy Spirit’ is paired with ‘the power of the Most High,’ and ‘will come upon you’ with ‘will overshadow you.’ Resultant meaning: The personal Holy Spirit will bring about this wonder in Mary’s womb by exerting his divine power. ... Nevertheless, something must perhaps be added. The ‘overshadowing’ or ‘covering’ of which Luke speaks here is not static but active. It is creative, productive. It causes Mary to conceive a child. Our thoughts are therefore also - and perhaps especially - directed to the Spirit of God creatively hovering over the waters at the time of creation (Gen. 1:2). In this same connection see Ps. 104:30, expressed poetically in the line: ‘Thy Spirit O God makes life to abound.’ The overshadowing Spirit, therefore, not only protects but also creates. It brings about conception within Mary’s womb. [= Jawaban diberikan dalam bentuk paralelisme yang sinonim, sehingga ‘Roh Kudus’ berpasangan dengan ‘kuasa dari Yang Maha-tinggi’ dan ‘akan turun ke atasmu’ dengan ‘akan menaungi engkau’. Arti yang dihasilkan: Roh Kudus yang bersifat pribadi akan menimbulkan / menghasilkan keajaiban ini dalam kandungan Maria dengan menggunakan kuasa ilahiNya. ... Namun, sesuatu mungkin harus ditambahkan. ‘Penaungan’ atau ‘penutupan / penurunan atas’ tentang mana Lukas berbicara di sini bukanlah statis tetapi aktif. Itu adalah bersifat mencipta, bersifat menghasilkan. Itu menyebabkan Maria mengandung seorang anak. Karena itu, pikiran kita juga - dan mungkin khususnya - diarahkan kepada Roh Allah dengan / secara mencipta melayang-layang di atas permukaan air pada saat penciptaan (Kej 1:2). Dalam hubungan yang sama lihat Maz 104:30, khususnya dalam kalimat yang bersifat puisi: ‘RohMu, ya Allah’ membuat kehidupan berlimpah-limpah’. Karena itu, Roh yang menaungi, bukan hanya melindungi tetapi juga mencipta. Itu menyebabkan / menimbulkan / menghasilkan janin dalam kandungan Maria.].
Kej 1:2 - “Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air.”.
Maz 104:30 - “Apabila Engkau mengirim rohMu, mereka tercipta, dan Engkau membaharui muka bumi.”.

2.   Anak yang akan dilahirkan itu akan disebut kudus.
Ini menunjukkan bahwa Yesus bisa lahir kudus karena pekerjaan Roh Kudus dalam pembuahan tersebut. Padahal kalau Yesus adalah bayi tabung dari surga, atau kalau manusia Yesus itu kekal, maka tentu tidak dibutuhkan pengudusan seperti itu. Tetapi karena Yesus memang berasal dari benih Maria (yang juga adalah orang berdosa), maka dibutuhkan pengudusan dari Roh Kudus supaya Yesus bisa lahir suci.

Westminster Confession of Faith’ pasal 8 ayat 2 berbunyi:
The Son of God, the second person in the Trinity, being very and eternal God, of one substance and equal with the Father, did, when the fulness of time was come, take upon Him man’s nature, with all the essential properties, and common infirmities thereof, yet with­out sin; being conceived by the power of the Holy Ghost, in the womb of the virgin Mary, of her substance. So that two whole, perfect, and distinct natures, the Godhead and the manhood, were inseparably joined together in one person, without conversion, composition, or confusion. Which person is very God, and very man, yet one Christ, the only Mediator between God and man. (= Anak Allah, pribadi kedua dalam Tritunggal, yang adalah Allah yang sungguh-sungguh dan kekal, dari satu zat dan setara dengan Bapa, pada waktu kegenapan waktunya sudah tiba, memang mengambil kepada diriNya hakekat manusia, dengan semua sifat-sifat hakiki, dan kelemahan-kelemahan umum darinya, tetapi tanpa dosa; dikandung oleh kuasa Roh Kudus, dalam rahim / kandungan dari perawan Maria, dari zatnya / zat Maria. Maka / jadi, kedua hakekat yang penuh / utuh, sempurna, dan berbeda, keAllahan dan kemanusiaan, digabungkan bersama-sama secara tak terpisahkan dalam satu pribadi, tanpa perubahan / penukaran, percampuran, atau kekacauan / percampuran. Pribadi mana adalah sungguh-sungguh Allah, dan sungguh-sungguh manusia, tetapi satu Kristus, satu-satunya Pengantara antara Allah dan manusia.).

Pandangan ini juga didukung oleh Athanasian Creed / Pengakuan Iman Athanasius: “28. It is, therefore, true faith that we believe and confess that our Lord Jesus Christ is both God and man.  29. He is God, generated from eternity from the substance of the Father; man, born in time from the substance of his mother.” (= 28. Karena itu adalah iman yang benar bahwa kita percaya dan mengaku bahwa Tuhan kita Yesus Kristus adalah Allah dan manusia.  29. Ia adalah Allah, diperanakkan dari kekekalan dari zat Sang Bapa; manusia, dilahirkan dalam waktu dari zat ibuNya.) - A. A. Hodge, ‘Outlines of Theology’, hal 117-118.

Perhatikan kontras antara kata-kata “Allah, diperanakkan dari kekekalan dari zat Sang Bapa, yang menunjuk pada keilahianNya, dan kata-kata “manusia, dilahirkan dalam waktu dari zat ibuNya. Ini jelas menunjukkan bahwa manusia Yesus itu tidak kekal!

Bahwa manusia Yesus / hakekat manusia Yesus itu berasal dari Maria, juga menunjukkan bahwa manusia Yesus / hakekat manusia Yesus itu adalah makhluk ciptaan, dan jelas tidak kekal, atau mulai ada di dalam waktu.

7)   Ibr 10:5 - “Karena itu ketika Ia masuk ke dunia, Ia berkata: ‘Korban dan persembahan tidak Engkau kehendaki - tetapi Engkau telah menyediakan tubuh bagiku -.”.

Ayat ini jelas berbicara tentang ‘tubuh’ dari Kristus, tetapi yang dimaksud dengan ‘tubuh’ adalah seluruh manusia (termasuk jiwa), karena ini merupakan gaya bahasa synecdoche (gaya bahasa dimana yang dinyatakan hanya sebagian, tetapi yang dimaksudkan adalah seluruhnya).
Bahwa Allah menyediakan suatu tubuh (dan jiwa) bagi Kristus, jelas tidak memungkinkan bahwa manusia Yesus itu kekal!

John Owen: “A ‘body’ is here a synecdochical expression of the human nature of Christ. (= Suatu ‘tubuh’ di sini adalah suatu ungkapan yang bersifat synecdoche dari hakekat manusia dari Kristus.) - ‘Hebrews’, vol 6, hal 460.

John Owen: As unto the operation in the production of the substance of it, and the forming its structure, it was the peculiar and immediate work of the Holy Ghost, Luke 1:35. (= Berkenaan dengan pekerjaan dalam menghasilkan zatnya, dan pembentukan strukturnya, itu merupakan tindakan khusus dan langsung dari Roh Kudus, Luk 1:35.) - ‘Hebrews’, vol 6, hal 464.
Luk 1:35 - “Jawab malaikat itu kepadanya: ‘Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah.”.

John Owen: Neither soul nor body have any personal subsistence before their union; but the sole foundation of this union was in this, that the Son of God was a selfsubsisting person from eternity.” (= Baik jiwa maupun tubuh tidak mempunyai keberadaan pribadi sebelum persatuan mereka; tetapi satu-satunya dasar dari persatuan ini adalah dalam hal ini, bahwa Anak Allah adalah pribadi yang ada dengan sendirinya dari kekekalan.) - ‘The Works of John Owen’, vol I, hal 229 (Libronix).

John Owen: “But we must yet inquire more particularly into the nature of this preparation of the body of Christ, here ascribed unto the Father. And it may he considered two ways: - (1.) In the designation and contrivance of it. So ‘preparation’ is sometimes used for ‘predestination,’ or the resolution for the effecting any thing that is future in its proper season, Isaiah 30:33; Matthew 20:33; Romans 9:23; 1 Corinthians 2:9. In this sense of the word God had prepared a body for Christ; he had in the eternal counsel of his will determined that he should have it in the appointed time. So he was ‘foreordained before the foundation of the world, but was manifest in these last times for us,’ 1 Peter 1:20. (2.) In the actual effecting, ordering, and creating of it, that it might be fitted and suited unto the work that it was ordained unto.” [= Tetapi kita harus menyelidiki dengan lebih khusus ke dalam hakekat / sifat dasar dari persiapan tubuh Kristus ini, yang di sini dianggap berasal dari Bapa. Dan itu bisa dipertimbangkan dengan dua cara / jalan: - (1.) Dalam perancangan dan penemuan darinya. Demikianlah ‘persiapan / penyediaan’ kadang-kadang digunakan untuk ‘predestinasi’, atau penetapan untuk menyebabkan apapun di masa yang akan datang pada waktunya yang tepat, Yes 30:33; Mat 20:33; Ro 9:23; 1Kor 2:9. Dalam arti kata ini Allah telah menyiapkan / menyediakan suatu tubuh untuk Kristus; Ia telah menentukan dalam rencana kekal dari kehendakNya bahwa Ia harus mempunyainya pada waktu yang telah ditetapkan. Demikianlah Ia ‘telah ditentukan sebelum dunia dijadikan, tetapi dinyatakan pada jaman akhir bagi kita’, 1Pet 2:20. (2.) Dalam tindakan menghasilkan, mengatur, dan menciptakannya dengan sungguh-sungguh, supaya itu bisa cocok dan sesuai dengan pekerjaan yang ditentukan bagiNya.] - ‘Hebrews’, vol 6, hal 461-462.

John Owen: “(1.) He prepared him such a body, such a human nature, as might be of the same nature with ours, for whom he was to accomplish his work therein. For it was necessary that it should be cognate and allied unto ours, that he might be meet to act on our behalf, and to suffer in our stead. He did not form him a body out of the dust of the earth, as he did that of Adam, whereby he could not have been of the same race of mankind with us; nor merely out of nothing, as he created the angels, whom he was not to save. See Hebrews 2:14-16, and the exposition thereon. He took our flesh and blood, proceeding from the loins of Abraham. [= (1.) Ia mempersiapkan / menyediakan bagiNya suatu tubuh seperti itu, suatu hakekat manusia seperti itu, sehingga bisa dari hakekat yang sama dengan tubuh kita, untuk siapa Ia akan menyelesaikan pekerjaanNya di sana. Karena adalah perlu bahwa tubuh / hakekat manusia itu harus sama asalnya dan berhubungan dengan tubuh / hakekat manusia kita, sehingga Ia bisa cocok untuk bertindak demi kita, dan menderita di tempat kita. Ia tidak membentuk bagiNya suatu tubuh dari debu tanah, seperti yang Ia lakukan dengan tubuh Adam, dengan jalan mana Ia tidak bisa adalah dari ras / kelompok yang sama dari umat manusia dengan kita; juga tidak dari nihil, seperti Ia mencipta malaikat-malaikat, yang Ia tidak akan selamatkan. Lihat Ibr 2:14-16, dan exposisi tentangnya. Ia mengambil daging dan darah kita, keluar dari pinggang / tubuh Abraham.] - ‘Hebrews’, vol 6, hal 462.
Ibr 2:14-16 - “(14) Karena anak-anak itu adalah anak-anak dari darah dan daging, maka Ia juga menjadi sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan mereka, supaya oleh kematianNya Ia memusnahkan dia, yaitu Iblis, yang berkuasa atas maut; (15) dan supaya dengan jalan demikian Ia membebaskan mereka yang seumur hidupnya berada dalam perhambaan oleh karena takutnya kepada maut. (16) Sebab sesungguhnya, bukan malaikat-malaikat yang Ia kasihani, tetapi keturunan Abraham yang Ia kasihani.”.

John Owen: “Wherefore it is an article of faith, that the formation of the human nature of Christ in the womb of the Virgin was the peculiar act of the Holy Ghost.” (= Karena itu merupakan suatu bagian dari iman bahwa pembentukan dari hakekat manusia dari Kristus dalam kandungan dari sang Perawan adalah tindakan khusus dari Roh Kudus) - ‘Hebrews’, vol 6, hal 464.

John Owen: “The Father prepared it in the authoritative disposition of all things; the Holy Ghost actually wrought it; and he himself assumed it.” (= Bapa mempersiapkannya / menyediakannya dalam pengaturan yang berotoritas dari / tentang segala sesuatu; Roh Kudus sungguh-sungguh / secara aktual membuat / membentuk / menjadikannya; dan Ia sendiri mengambilnya.) - ‘Hebrews’, vol 6, hal 464.

Coba pikirkan, apanya yang disediakan / disiapkan oleh Bapa, dibuat / dibentuk oleh Roh Kudus, dan diambil oleh Anak, kalau hakekat manusia Yesus itu kekal?

- BERSAMBUNG -

1 komentar:

  1. "Anak Allah" berbeda dengan "anak Allah".

    Yesus mengaku sebagai Anak Allah itu karena memang Ia adalah Allah sendiri.

    Yohanes 5:18 Sebab itu orang-orang Yahudi lebih berusaha lagi untuk membunuh-Nya, bukan saja karena Ia meniadakan hari Sabat, tetapi juga karena Ia mengatakan bahwa Allah adalah Bapa-Nya sendiri dan dengan demikian menyamakan diri-Nya dengan Allah.

    Hal ini berbeda dengan ketika Adam disebut anak Allah, itu berarti bahwa Adam adalah ciptaan Allah.

    Mengenai ketidakaslian Injil, silahkan dijawab pertanyaan saya ini :
    1. Siapa yang memalsukan Injil?
    2. Kapan Injil dipalsukan?
    3. Dimana Injil tsb dipalsukan?
    4. Bagaimana cara memalsukannya?
    Kalau tidak bisa menjawab tetapi malah muter-muter ke seputar ketidakbecusan Anda didalam menginterpretasikan Alkitab atau klaim-klaim kosong, mending minggir aja dech :)

    BalasHapus